AN INCIDENT - 7

471 178 32
                                    

Happy Reading.



Hari ini Jessica sengaja tidak berangkat sekolah, bukan karena takut kepada Revan atupun fans fanatiknya, tapi kepalanya sedikit pusing akibat memikirkan semua masalahnya.

"Jessica!" Teriak Devana dan juga Cinta saat memasuki rumahnya.

Jessica kaget, gadis itu langsung gelagapan saat kedatangan mereka berdua. "Kalian? Kok nggak masuk sekolah?"

Devana berdecak pinggang, langsung duduk di sofa. "Nggak, kita bolos, eits tapi Alka pasti bakal bilang ke Pak Edward kalo kita lagi jenguk lo."

Jessica mengangguk, entah yang mereka katakan itu benar atau tidak.

"Kita itu jauh-jauh ke rumah lo, bagi makan kek apa kek," celetuk Cinta karena perutnya sudah keroncongan dari tadi.

"Hih Cinta, apaan si lo nggak sopan banget!"

Devana mengelilingi kamar nuansa hitam putih milik Jessica, Ia sempat dibuat terpanah oleh salah satu lukisan yang ia yakini itu adalah lukisan Jessica.

"Gila gila! ini lo yang lukis kan Jes?" tanyanya. Jessica hanya mengangguk membenarkan, kemudian berdiri menghampiri Devana yang masih melihat lukisan itu.

"Lukisan ini dilukis dua orang Dev, gue sama- Revan," Kata Jessica sambil menyentuh lukisan tersebut.

"Laper banget, Kalian nggak laper?" Tanya Cinta.

Jessica menggeleng, sedangkan Devana melempar makanan ringan ke arah Cinta.

"Ih, gue mau kentang goreng, burger, pizza, hot- " Ucapan Cinta terpotong saat Devana menyumpal mulut gadis itu dengan bantal.

"Ehm, gue punya ide. Gimana kalo kita bikin makanan sendiri?" Tawar Jessie.

Devana begitupun dengan Cinta mengangguk setuju. "Nah ini nih! Ngomong ngomong kita buat apa?" tanya Cinta.

"Gimana kalo buat pizza sendiri? Devana kan jago masak," kata Jessica.

"Let's go!"

Mereka bertiga pergi ke dapur menyiapkan berbagai bahan bahan, membuat adonan, dan bersenang-senang.

Bersama sahabat adalah hal kecil yang membahagiakan, sangat membahagiakan.

❀❀❀

Disisi lain, Revan sedang nongkrong di warung bersama Devon, Panji dan juga Alka.

Jika kalian heran mengapa Alka ada di sana? jawabannya adalah karena Alka termasuk teman Revan, dulu dan juga sekarang.

"Broo, Lo kenapa gelisah gitu sih?" Tanya Panji pada Alka.

Alka menggeleng, dirinya hanya canggung dengan Revan. Tiba-tiba saja Revan berbicara dengannya dan mengajaknya ke warung dekat sekolahan.

"Eh Van, Lo sekarang beda ya semenjak balikan sama Mella."

Dika duduk dan membawa secangkir kopi, ya Dika adalah pemilik warung.

Revan tersenyum miring. "Karena gue sadar Dik, kalau Jessica itu perempuan nggak baik."

"Jessica cakep loh padahal Van, gila aja lo bisa berpaling," kata Devon.

"Lo mau? Ambil deh. Kayanya dia juga mau sama banyak cowok," celetuk Revan yang berhasil mengubah atmosfer warung itu.

Alka dalam emosi, tapi ia menahan karena ini bukan waktu yang tepat untuk mengamuk. Ia memutuskan keluar, menyisakan tatapan heran dari keempat orang di dalam.

Andika yang ada di sebelah Alka kaget karena gerakan Alka yang tiba-tiba berdiri, bahkan kopinya hampir tumpah.

"Gue tebak si Alka naksir sama Jessica," kata Dika.

Revan menatap datar Andika, "tau darimana lo?" Tanyanya.

"Van, nih ya dengerin ... biasanya cowok paling nggak suka kalau ceweknya diejek, dan lo lihat sendiri kan gelagat si Alka, lagipula lo juga nuduh Jessica selingkuh sama Alka kan?"

"Tau dah, gua cabut dulu."

Revan langsung berdiri dan membayar kopinya. Tiba-tiba saja dirinya merasa aneh.

❀❀❀

Hari hampir sore, sudah hampir beberapa jam Revan berkeliling kota. Dia menepikan motornya di taman. "Gue egois nggak sih?"

Revan masih diam, kenapa juga dia memutuskan Jessica dengan alasan yang tidak wajar. Hanya karena Jessica tidak menjenguknya di Amerika, Revan kira kebenaran tentang Jessica merawat orang tuanya itu bohong.

"Dasar lo emang egois Van, harusnya dulu lo nggak mikir kekanak-kanakan!"

Lelaki itu menendang batu kerikil ke sembarang arah, bahkan rambutnya yang semula tertata rapi sekarang berantakan.

"JESS, GILA GILA POKOKNYA KITA HARUS NONTON BEAUTY AND THE BEAST LAGI! LO TAU KAN GUE SUKA BANGET!!"

"IYA GILA, GUE SAMPAI PENGEN JADI BELLE!"

"HII, BELLE MAH BAIK HATI CIN. KALO LO KAN AGAK GIMANA GITU."

"APANYA YANG GIMANA!?"

"NGGAK JADI CIN."

Jessica geleng-geleng kepala, matanya menelusuri sekeliling. Tak sengaja menatap ke arah bangku taman di depannya, ternyata Revan. Jessica tersenyum, hanya tersenyum tidak lebih.

"Jes? Lo ngeliat siapa?"

"Nggak ada," jawab Jessica.

"Lo tau nggak sih akhir-akhir ini Mella kemana?" Tanya Devana.

"Enggak tau, kayanya nih ya gue nggak pernah lihat. Jangan-jangan dia-"

Cinta menggantung ucapannya, membuat Devana dan Jessica penasaran. "Kenapa?"

"Nggak jadi, itu Mella."

Mereka bertiga menoleh, Mella sudah ada di bangku yang Revan tempati tadi.

"Ya, mereka serasi banget," kata Jessica sepelan mungkin.


Hola!
Ayo vote komen yang banyak xixi ...




Tbc.

AN INCIDENT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang