*Seventeen*

590 93 7
                                    

Terlihat seseorang mengendarai sepeda motor menuju ke sebuah parkiran sepeda di area kampus. Siapa lagi kalau bukan sang Kaprodi, Kim Seokjin. Bagaimana dia bisa disana? Tentunya karena usaha Yerin dan Jungkook meminta nomor Seokjin dari dosen disana dan menghubunginya untuk datang. Untung saja Seokjin adalah Kaprodi yang baik, jadi dia bersedia untuk datang.

"Oh, pak Kaprodi. Silahkan ikut saya ke lapangan sebentar. Ada yang ingin kami tunjukkan" ucap Mingyu saat tahu Seokjin datang dan Seokjin hanya menurut saja.

"Pak Kaprodi, silahkan berdiri disini sebentar" lanjutnya sambil membawa pak Kaprodi untuk berdiri di tengah lapangan.

Mingyu mulai berjalan kembali ke depan para MABA untuk memimpin. Dia mulai mengintrupsi teman-temannya untuk berbaris rapi dan mereka mulai memposisikan diri mereka ke barisan.

"Semuanya, siap!" teriak Mingyu.

"Siap!" jawab mereka serempak.

"1...2...3!"

"Pak, bisakah kami jadi mahasiswa di prodimu?" ucap para MABA dengan keyakinan yang teguh.

"Tentu saja bisa. Tapi aku tidak tahu apakah mereka akan bisa meloloskan kalian?" ucap Seokjin lembut dan melihat kearah podium yang disana terdapat geng Taehyung.

Mingyu mengerti yang dimaksud oleh Seokjin. Dia pun langsung berjalan kearah podium untuk sekedar menanyakan pada pintu pertama yaitu Baekhyun. Apakah dia bisa membuka jalan?

"Aku meminta ijin untuk kakak bersedia membuka jalannya" ucap Mingyu dengan rasa sedikit takut.

Baekhyun melihat kearah MABA dan sesekali melirik kearah Seokjin, tentu saja dengan wajah yang datar. Lalu Baekhyun melihat ke Mingyu yang ada di depannya.

"Silahkan!" ucap Baekhyun dan membuka jalannya.

Para MABA yang melihat dari bawah merasa bahagia karena satu jalan sudah terbuka. Mingyu mulai berjalan satu langkah ke depan pintu kedua yaitu Jimin. Mingyu mulai memantapkan hati untuk bertanya.

"Bisakah kakak membuka jalan untukku?"

"Tidak akan" singkat Jimin dengan tegas dan Mingyu pun turun ke bawah lagi dengan perasaan kecewa.

"Semuanya dengar. Sekarang cara yang kedua yaitu mengikuti segala aturan atau perintah yang telah diberikan. Kita harus mengerti apa maksutnya" ucap Mingyu pada semua MABA.

"Heemm....kita melakukan apapun selama OSPEK karena perintah mereka. Tapi sekarang mereka tidak memberi kita perintah apapun. Jadi mungkin kita harus memecahkannya sendiri" ucap Eunha.

"Itu benar. Tapi bagaimana cara kita memecahkan masalah ini sendiri, sedangkan tidak ada perintah apapun?" imbuh Hyuk.

"Kita harus memikirkannya baik-baik. Orang yang menjaga pintu kedua ini adalah kak Jimin. Jika kita membuatnya marah, maka kita semua akan dihukum olehnya" ucap Sana dengan wajah serius.

"Ah...atau haruskah kita berbaris seperti yang mereka lakukan diatas podium itu?" ucap Eunha semangat.

"Aku rasa bukan itu. Para senior itu tidak mungkin memberi tantangan semudah itu" jawab Mingyu sambil melipat kedua tangannya ke depan dada.

"Untuk mengambil bendera saja, kita sampai melakukan sejauh ini?" ucap Yuju dengan wajah tak suka.

Mereka semua hanya bisa menghela nafas kasar dan pasrah. Apa yang dikatakan oleh Yuju mungkin ada benarnya juga. Hanya untuk mengambil bendera saja, tantangannya sesulit ini.

"Apa ada usulan lain? Katakan saja" Yerin mulai bertanya pada mereka semua karena usulan yang awal tidak benar.

"Apa kalian semua menginginkan benderanya?" teriak Jimin dari atas podium.

OSPEK [TaeRin💞] ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang