3 hari berlalu. Hari ini siswa siswi SMA Rajawali akan mengikuti ujian kenaikan kelas. Semua sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian ini. Ada yang belajar berkelompok ada yang belajar mandiri atau sekedar bertanya pada teman yang dianggap bisa. Lain halnya dengan Kenya. Setiap ujian Kenya memang santai. Tidak seperti teman temannya yang lain."Woii rasanya kemarin kita kelas 11 ehh tau tau udah mau kelas 12 aja" teriak Dhani yang baru datang dari arah pintu.
"Ribut lo Dan. Bangga amat naik kelas nilai pas pas an. Nilai di banyakin bukan malah cewek" sahut temannya yang lain.
"Tau lo Dan. Katanya sukak sama sahabat gue, cuman cewek yang lo deketin aja selusin. Gimana sahabat gue mau nerima lo" timpal kenya menyindir Dhani.
Tidak menjadi rahasia jika Dhani sang ketua kelas mereka memang menyukai Zahra sejak kelas X. Zahra selalu menolak Dhani dengan alasan Dhani masih dengan sifat fakboy-nya. Gak bisa liat cewek cantik dikit langsung ajak kenalan.
"Eehhh neng Kenya. Tumben lo cepet dateng ke kelas. Biasa jugak ke taman belakang sekolah dulu" jawab Dhani sambil cengar cengir.
"Serah geu lah" ucap Kenya ketus pada Dhani.
"Ehhh pengawasnya udah dateng tuh" teriak Aida ---- bendahara kelas X MIA 6.
Semua langsung duduk di tempat masing-mading setelah mengetahui pengawas ujian hari ini sedang dalam perjalanan ke kelas mereka.
"Pagi anak-anak. Hari ini hari kalian ulangan seperti yang sudah tertera di jadwal. Ingat tidak ada yang mencontek" peringat bu Deewi sebelum mulai membagikan kertas ujian.
Anak-anak kelas X MIA 6 lega melihat yang menjadi pengawas adalah bu Dewi --- guru matematika yang terkenal sabar dan jarang marah.
Bu dewi mulai membagikan ketas ulangan dan mengisntruksikan mereka untuk mengerjakannya. Banyak murid yang mulai berbisik untuk meminta jawaban pada teman sebelahnya.
*******
Di kelas X MIA 1, Calvin dan teman-temannya sudah mulai mengerjakan soal ulangan yang di bagikan oleh pengawas. Tidak seperti kelas Kenya, kelas Calvin lebih tenang dan fokus untuk mengerjakan ulangan. Mengingat kelas calvin di dominasi oleh anak-anak yang pintar. Hanya saja Calvin dan Reno lah yang sekelas. Reno memang lumayan pintar diantara keempatnya setelah Calvin. Ali dan Angga berada di kelas X mia 3.
Bel keluar main akhirnya berbunyi. Calvin dan Reno juga sudah selesai mengerjakan ulangannya. Mereka memutuskan untuk segera ke kantin.
Di kantin sudah ada Ali dan Angga yang menunggu mereka. Seperti itulah kebiasaannya Ali dan Angga memang selalu lebih cepat keluar kelas dan menunggu keduanya di kantin.
"Lo berdua kok baru dateng sih?" tanya Ali melihat kefua sahabatnya yang baru tiba.
"Lama amat kerjain soal ulangan yang cuman 40 itu kan kalian lebih pinter dari kita" lanjut Angga sambil cengngesan.
"Palingan jugak lo berdua milih jawaban pake cap cip cup. makanya cepet" timpal re2no. Keduanya pun hanya cengengesan mendengar penuturan Reno.
Calvin yang sedari tadi memperhatikan ketiga sahabatnya ini hanya diam tanpa bersuara sedikitpun atau menanggapi mereka.
Kenya bersama kedua sahabatnya yang baru saja datang ke kantin langsung melihat keberadaan calvin. Saat melewati meja tempat calvin dan ketiga sahabatnya, Kenya langsung berhenti dan menyuruh kedua sahabatnya duluan untuk memesan makanan dan minuman. Zahra dan Audi pergi setelah Kenya menyuruh mereka duluan.
"Eehh ada tembok berjalan nih. Gue boleh duduk gak ni?" tanya Kenya pada teman-teman Calvin dan Calvin sendiri.
"Boleh dong neng Kenya. Apa sih yang nggak buat eneng" sahut ketiganya. Sedangkan Calvin hanya diam tanpa memperdulikan Kenya.
"Eeeehhh Vin gue boleh duduk gak nih?" tanya Kenya hanya pada Calvin.
Calvin hanya diam tanpa menjawab Kenya. Kenya semakin kesal di buatnya.
"Woiiii Calvin kalok di ajak ngomong tu jawab caranya. Gapernah di ajar sopan santun apa ato lo emang bisu hah?" ucap kenya dengan suara lantang. Lagi dan lagi Calvin hanya diam tidak peduli.
"da2sar tembok berjalan lo. Datar" lanjut Kenya dengan suara yang semakin lantang sehingga semua orang yang di kntin memperhatikan mereka.
"Puas ngomongnya?" ucap Calvin yang tiba-tiba buka suara.
"kalok udh mending pergi" lanjutnya ketus.Kenya semakin kesal di buatnya. Ia akhirnya pergi meninggalkan kantin. Melihat Kenya yang pergi kedua sahabatnya langsung mengikutinya.
Di sinilah mereka sekarang, di taman belakang sekolah. Kenya masih dengan wajah kesalnya sambil menyumpah serapahi Calvin. Kedua sahabatnya hanya diam saja melihat Kenya takut mood gadis itu semakin buruk.
_________
Jangan lupa vote & coment
Semoga suka sama ceritanyaJangan lupa mampir di cerita kedua aku yaa siapa tau tertarik
Judulnya Devangga & Ayra
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA
Teen FictionTernyata kehadiran lo nggak begitu mengusik kehidupan gue malah sebaliknya kehilangan lo sangat mengusik gue - Calvin Al-Ghifary Dapetin tembok berjalan kayak lo ternyata segini mudahnya - Kenya Sabila Akankah keduanya dipersatukan oleh takdir? Ak...