12

4 3 0
                                    


Ali yang mendengar ada tamu yang datang bergegas untuk membukakannya.

"Ehhh lo bro, kok tumben lo dateng cepet ada apa gerangan ni kan kita janjian ngumpul tar malem" sahut Ali yang melihat wajah Calvin penuh emosi

"Males di rumah" jawab Calvin dingin.

"masuk dulu Vin" ajaknya
"Tuh mukak kenapa kucel amat. Kalok ada maslah di selesein Vin bukan malah lari kayak gini. Orang yang lari dari masalah itu cuman pengecut Vin" ucap Ali memancing emosi Calvin.

Calvin diam tidak ingin menanggapi Ali. Takut Calvin lepas kendali jika meladeni Ali.

Ali yang tidak mendapatkan jawaban dari Calvin mulai memancing emosi Calvin lagi.

"Pengecut lo. Banci. Ada masalah kok lari. Dasar banci" ucap Ali sarkas melihat tidak ada jawaban dari Calvin.

Calvin yang tadi diam tidak terima dengan perkataan Ali. Emosinya memuncak. Satu bogeman mentah hampir mendapat di muka Ali. Beruntung Angga dan Reno cepat datang untuk menyudahi Calvin kalau tidak bisa abis Ali kenak amukan Calvin.

"Lo apa apaan sih Vin" cerocos Reno yang melihat Ali hampir kena amukan maut Calvin.
"Lo kalok ada masalah cerita. Gak usah kayak gini. Lo bakal cuman nambah masalah kalok gini caranya" lanjut Reno.

"Bener kata Reno Vin lo kalok ada masalah cerita ke kita. Kita bakal bantu lo sebisa kita" timpal Angga menengahi.

Ali hanya diam mendapat tatapan maut dari Calvin. Ali tau Calvin benar-benar emosi karena perkataannya tadi. Tetapi Ali tidak menyesal sama sekali mengatakan itu. Dia sengaja mengatakan itu agar Calvin tidak selalu kabur jika ada masalah.

"Udah lah Vin, kalian baikan. Kayak anak kecil aja lo pada" sahut Reno.

"Vin gue minta maaf. gue emang ngomong agak berlebihan tadi. Gue cuman gak mau lo lari kayak gini dari masalah. Itu aja" ucap Ali pada Calvin tulus.

"Iya gue minta maaf jugak tadi gue hampir lepas kendali. Gue lagi emosi" jawab Calvin.

"Lah  kok pada minta maaf sih belom ajak lebaran" canda Angga.
"Ehhh Li gue laper nih masak gak ada makanan nih?" tanya Angga tidak tau malu.

"Mak gue kagak di rumah jadinya gak ada makanan. Gak sempet masak mak gue tadi" balas Ali.

"Makan di luar aja sekalian makan malem. Lagian ini jugak udah mau malem. Sekalian aja. Gak ada makanan jugak di sini. Makan sate di pinggir jalan kayaknya enak nih" usul Reno.

Mereka berempat memutuskan untuk makan malam di luar. Seperti kesepakatan, mereka akan makan di pinggir jalan. Malam ini menu mereka adalah sate pinggir jalan.

Suasana malam hari ini sangat rame. Banyak orang yang berlalu lalang. Di sinilah mereka berempat sekarang di warung sate pinggir jalan.

"Bang sate 5 porsi" pesan Angga pada tukang sate tersebut.

"Lah kok 5 sih Ga kan kita cuman berempat" timpal Ali.

"Udah lo jangan banyak omong gue laper ni" jawab Angga asal.

"Dasar perut karung" sahut Reno bercanda.

"Apa lo bilang Ren? Sini lo kalok berani" jawab Angga ketus.

"Ampun bos ampun" canda Reno.

Calvin hanya diam melihat tingkah ketiga sahabatnya yang sedang bercanda. Fikirannya masih tentang kejadian tadi.

"Ini mas pesanannya" ucap tukang sate tersebut sambil membawakan 5 porsi sate.

Mereka menghentikan acara becanda becandanya. Calvin masih diam hingga Reno membuyarkan lamunannya.

KENYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang