Malam ini Wira memutuskan untuk menemui Calvin. Niatnya sih ingin memperbaiki keadaan. Ia menghampiri Calvin ke kamarnya.
Tanpa mengetok pintu kamar Calvin, ia langsung saja masuk ke kamar Calvin. Seperti itulah kebiasaannya."Ngapain lo bang" tanya Calvin dingin tidak seperti biasanya.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo. Penting" jawabnya tidak kalah dingin.
"Lo masih suka sma Dara Vin?" tanya Wira pada Calvin."Seperti yang udah gue bilang bang. Gue udah gak suka sama Dara" ucapnya sedikit berbohong.
"Lo jujur aja sama gue Vin. Lo gak bisa boongin gue. Lo masih punya perasaan sama Dara kan?" tanyanya menginterogasi.
"Kalok lo cuman mau ngomongin itu mending keluar deh bang. Gue takut lepas kendali" ucap Calvin acuh.
"Okeee Vin gue minta maaf gue tau gue salah dengan cara gue yang kayak gini. Kecelakaan itu emang murni kecelakaan bukan sepenuhnya salah lo. Waktu itu gue terlalu emosi. Gue kecewa sama lo gara-gara lo udah celakain Dara. Gue akui gue emang sukak sama Dara sejak lo kenalin gue pertama kalo sama dia. Tapi setelah gue liat lo sukak sama dia, Dara pun begitu, dy suka sama lo. Gue memilih mundur dan ngerelain lo sama Dara. Gue berharap lo bisa buat jaga dia tapi nyatanya lo celakaim dia. Itu yang buat gue marah sama lo. Gue emang pengecut seperti yang lo bilang. Cara gue kekanak kanakan. Gue berharap hubungan kita bisa seperti dulu Vin. Dan kalaupun lo masih suka sama Dara, gue udah ikhlas vin. Tapi dengan syarat jagain dia. Mungkin gue bakal balik lagi ke London setelah ini. Gue mau lanjutin kuliah gue. Gue harap sebelum kembali ke sana kita bisa baikan" ucap Wira tulus dan panjang lebar.
"Iya bang gue juga minta maaf. Gue emang maksa dia ikut waktu itu. Kalau aja gue gak maksa dia kejadian itu gak bakal terjadi. Tapi kalok lo ngerelain Dara buat gue. Gue gak bisa nerima bang. Kita bersaing secara fair aja. Gue gak mau lo ngerelain Dara buat gue. Walaupun lo emang sering ngalah sama gue, tapi kali ini gue gak bisa bang" jawab Calvin tulus.
"Oke kalok itu mau lo. Kita bersaing secara fair. Gak ada ngelibatin hubungan persaudaraan dalam hal asmara." ucapnya tulus.
Setelah penjelasan Wira, Calvin mulai mengerti bagaimana posisi Wira saat itu. Ia hanya bingung diantara kondisi itu. Di sisi lain Wira mencintai Dara dan di sisi lain Calvin adalah adiknya.
Hubungan Wira dan Calvin mulai membaik sejak penjelasan Wira malam ini. Mereka sudah tidak lagi berselisih faham. Hubungan mereka kembali membaik seperti dulu. Mereka sudah sepakat tidak melibatkan hubungan percintaan dengan hubungan persaudaraan. Mereka akan bersaing secara fair.
Malam ini Calvin bisa bernafas lega. Masalah yang ia pendam sedari dulu sudah terselesaikan. Calvin mungkin akan mulai mendekati Dara lagi. Ia tidak bisa berbohong jika calvin masih memiliki perasaan untuk Dara.
Di sisi lain, Calvin masih bersalah atas kejadian tadi. Calvin merasa bersalah pada Kenya karena sudah berprasangka buruk padanya. Calvin berniat menemui Kenya besok untuk meminta maaf padanya. Nemun mengingat Kenya membuat Calvin tidak karuan apalagi dengan kedua orang tua kenya yang memintanya untuk merubah Kenya. Calvin tidak tega jika menolaknya namun ia juga bingung harus bagaimana. Calvin tidak begitu mengenal Kenya. Bagaimana ia bisa merubah Kenya.
*********
Pagi ini Kenya sudah duduk bersama kedua orang tuanya untuk sarapan bersama. Keadaannya sudah membaik meski sudut bibirnya masih terlihat memar akibat tamparan preman tadi malam.
"Masih sakit lukanya Kenya?" tanya Jordan --- ayahnya.
"Lumayan perih yah" sahut Kenya jujur.
"Makanya besok kalok pergi di anter mang Ujang aja gak usah naik gojek. Apalagi itu udah malem Kenya. Gak baik. Ayah sama bunda jadi khawatir" ucap Raina menasihati Kenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENYA
Teen FictionTernyata kehadiran lo nggak begitu mengusik kehidupan gue malah sebaliknya kehilangan lo sangat mengusik gue - Calvin Al-Ghifary Dapetin tembok berjalan kayak lo ternyata segini mudahnya - Kenya Sabila Akankah keduanya dipersatukan oleh takdir? Ak...