14

3 1 0
                                    


Sesuai janji Calvin, siang ini Calvin ingin mengajak Kenya jalan-jalan. Calvin menggunakan baju santai menambah kesan tampan seorang Calvin. Setelah siap Calvin mengambil kunci motor dan tidak lupa berpamitan pada orang tuanya.

Calvin melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Seperti biasa jalanan ibukota sangat ramai ditambah panas yang menyengat. Suasana liburan kian terasa dengan tempat wisata yang selalu ramai pengunjung.

Setelah beberapa lama diperjalanan, Calvin akhirnya tiba di rumah Kenya.

"Assalamualaikum" ucap Calvin mengetok pintu.

Kenya sudah yakin yang datang adalah Calvin. Kenya langsung turun untuk membukakan Calvin pintu. Ia memang sudah siap sedari tadi. Kali ini Kenya menggunakan baju kaos putih di tambah blezer dan celana jeans. Tidak lupa menggunakan sepatu senada dengan warna blezernya. Kenya juga sedikit mengoleskan make up pada wajahnya.

"Ehhh lo udah dateng Vin" ucapnya sambil membuka pintu.

"Yuk langsung jalan aja. Gue udah siep ni" ucap Kenya antusias. Ia tidak menyadari sudah menarik tangan Calvin untuk pergi.

Calvin yang di tarik tangannya oleh Kenya langsung menghentikan langkah Kenya.

"Gue mau pamitan dulu sama orang tua lo biar mereka gak khawatir. Gue gak mau bawa anak orang tanpa izin" ucap Calvin ketus.

"Ihhh gak papa Vin gausah pamitan. Gue jugak udah bilang tadi" tolak Kenya.

"Gak. Kita gak bakal pergi kalok gue belum pamitan sama orang tua lo. Mereka khawatir ntar" ucap Calvin dingin.

"Serah lo deh Vin. Masuk aja mereka lagi di ruang keluarga" pasrah Kenya.

Kenya tidak mau berdebat dengan Calvin. Ia memilih mengalah dan membawa Calvin menemui ayah dan bundanya. Calvin tidak mau pergi jika tidak berpamitan.

"Ayah bunda Calvin mau minta izin nih" ucap Kenya melihat kedua orang tuanya yang asik menonton.

"Owhh ada nak Calvin di sini" jawab Raina antusias.

"Iya tante. Saya mau minta izin ajak Kenya jalan jalan bentar boleh gak tante, om?" tanyanya sopan.

"Jelas boleh dong" sahut Raina mengizinkan.
"Jangan lupa jagain anak om" lanjut Jordan menitipkan Kenya pada Calvin.

"Ya udah kalok gitu saya sama Kenya pamit" pamit Calvin pada kedua orang tuanya.

Kenya menatap Calvin sebal. Waktu jalan jalannya berkurang. Namun Kenya bisa apa, ia malas berdebat dengan Calvin yang tidak akan ada habisnya.

"Udah pamitan kan. Sekarang jalan aja yuk" pinta Kenya ketus.

Calvin malas menjawab Kenya. Ia meninggalkan Kenya yang masih berdiri di belakangnya.

"Woiii Calvin tunggin napa" ucapnya kesal.

Calvin memberikan helm pada Kenya dan menyuruhnya untuk baik ke atas motor. Tidak lupa ia menyruh Kenya berpegangan pada pundaknya.

Mereka sudah masuk ke dalam mall tersebut. Calvin memutuskan untuk menenmani kenya terlebih dahulu untuk membeli novel. Ia malas melihat Kenya mengoceh tidak jelas. Calvin hanya mengikuti Kenya malas dari belakang.

"Vin bagusan mana novelnya ni" tanya Kenya meminta pendapat Calvin.

"Serah lo" jawabnya dingin.

"Gue minta pendapat sama lo Calvin. Kasik saran napa. Gak usah dingin gitu jawabnya. Ntar gue angetin baru tau rasa lo" jawab Kenya dengan sedikit bercandaan.

"Serah lo" jawab Calvin dingin.

"Lo mah bisanya buat orang kesel aja Vin. Dasar tembok berjalan emang" ucap Kenya kesal.

KENYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang