Ch 13. Unplanned Tour

12 3 4
                                    

Pagi-pagi, seperti ibu rumah tangga pada umumnya yang dikerjakan sehari-hari, Young Ae selalu bangun pagi dan kemudian menyiapkan sarapan. Biasanya, selama hampir lima tahun belakangan ini, ia hanya menyiapkan porsi sarapan untuk dua atau tiga orang.

Tapi, sudah beberapa hari ini ia menyiapkan porsi sarapan yang lebih dari itu, karena anak-anaknya semua sedang ada di rumah. Maksudnya lagi adalah setelah hampir lima tahun, beberapa hari yang lalu Tae Ho pulang dan tidur di rumah. Bukannya merasa repot, Young Aa justru sangat senang.

Biasanya, Young Ae hanya memasak masakan biasa saja. Tapi, karena kedua anaknya ada di rumah, ia jadi selalu memasak makanan yang bervariasi.Terlebih, ia juga jadi beberapa kali masak makanan kesukaan anak-anaknya dengan penuh cinta.

"Sayang, apa kamu tahu kenapa belakangan ini Tae Ho jadi tidur di rumah terus?" tanya Young Ae sambil duduk di kursi samping Yong Nam yang sedang membaca koran.

"Aku nggak tahu. Tapi, bukankah itu artinya bagus?" sahut Yong Nam sambil menutup korannya dan mulai bersiap-siap untuk makan, sementara Young Ae juga membantu untuk mengambilkan sayuran dan lauk.

Young Ae terdengar menghela napasnya. "Iya, tentu saja aku senang. Tapi, dia juga membuatku khawatir dengan perubahannya yang tiba-tiba. Dia, kan, juga anak yang tertutup kalau dengan kita. Kita bahkan jarang bicara dari hati ke hati."

"Semuanya butuh proses, Sayangku. Mungkin, perubahan Tae Ho sekarang ini jadi lebih positif. Seharusnya kita jadi lebih bersyukur dan bersabar lagi. Nanti, waktunya akan datang sendiri," sahut Yong Nam berusaha untuk menenangkan istrinya.

Bersamaan dengan itu, Tae Ho terlihat berlari menuruni tangga. Tapi, bukannya menuju meja makan, dia justru langsung berlari ke pintu rumah sambil berseru, "Aku berangkat!"

"Eh, bagaimana dengan sarapanmu, Tae Ho?" teriak Young Ae.

"Aku mau sarapan dengan temanku saja! Daah!" seru Tae Ho yang baru saja menutup pintu.

Lagi-lagi Young Ae menghela napasnya. Tampak jelas sekali raut cemas dan khawatir di wajahnya.

"Sudahlah. Mungkin, dia buru-buru saja. Dia juga bilang kalau dia akan sarapan bersama temannya, bukan? Dia sudah dewasa, kita nggak bisa selalu mengaturnya," ujar Yong Nam.

"Sifatnya itu... semakin besar semakin mirip dengan Ji Yoon," sahut Young Ae yang seketika menjadi sedih. "Melihatnya justru selalu mengingatkanku pada Ji Yoon dan aku akan selalu merasa bersalah. Andai saja waktu itu aku nggak menyuruh Ji Yoon ikut."

Satu tangan Yong Nam yang bebas kini menyentuh pergelangan tangan Young Ae dan mengusapnya pelan. "Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Mungkin, ini sudah takdirnya saja. Kita harus tabah menerimanya."

"Aku jadi rindu pada Ji Yoon."

***

Seperti hari kemarin, kini Tae Ho berdiri menunggu So Young di depan gedung apartemennya. Semalam, ia sudah bertanya apakah hari ini So Young ada jadwal atau tidak, dan So Young berkata kalau ada. Tapi, bodohnya Tae Ho yang tidak bertanya jamnya karena semalam dia sudah ketiduran karena menunggu pesan dari So Young yang selalu saja menjawabnya dua jam kemudian.

Kreekkk. Krekkk.

Tae Ho memegang perutnya yang baru saja perutnya. "Argh, sialan. Kalau aku tahu aku akan menunggu lama lagi begini, tadi seharusnya aku makan dulu. Japchae tadi baunya sangat enak padahal." Tae Ho merutuki dirinya sendiri.
​Di tengah-tengah kelaparannya, tiba-tiba ponsel Tae Ho berdering. Ternyata Dongdong yang meneleponnya.

"Ya, kenapa?" tanya Tae Ho setelah ia menerima teleponnya.

"Tae Ho, sebaiknya kamu dan So Young jangan ke kampus sekarang!" seru Dongdong yang terdengar seperti orang panik.

Heartbreaker YeojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang