Ch 37. Sad Story, Sad Life

8 3 0
                                    

Dua hari. Selama itu So Young tak sadarkan diri sejak malam dimana Sang Min dan So Hyeon menemukan So Young di tepi jalan, sedang menangis dengan kondisi acak-acakan, dan kemudian pingsan.

Malam itu, So Hyeon langsung membawanya pulang ke rumah. Ia dan Seung Hwan tentu saja sangat khawatir karena kondisi So Young. Tidak ada orang luar selain Sang Min yang mengetahui hal ini, dan Sang Min sendiri tentu saja juga khawatir pada So Young. Selama dua hari kemarin Sang Min rajin menjenguk So Young.

Dan hari ini, syukurlah So Young sudah siuman. Di samping itu, Sang Min benar-benar bersyukur karena ia datang di saat yang tepat. Namun, sepertinya Seung Hwan, So Hyeon, dan Sang Min belum bisa langsung berkomunikasi dengan So Young, karena So Young terlihat linglung dan selalu diam saat yang lainnya mengajaknya bicara. Bahkan, So Young hanya menundukkan kepalanya terus.

Ketiga laki-laki itu pun memutuskan untuk menunggu So Young lebih baik dengan sendirinya. Satu jam. Dua jam. Tiga jam. Empat jam. Seung Hwan, So Hyeon, dan Sang Min masih berada di tempat mereka dengan pikiran yang sebagian besarnya tentang kondisi So Young.

"Jangan khawatir, Appa." So Hyeon menenagkan Seung Hwan yang masih tampak sangat khawatir.

Bagaimana tidak? Putri kesayangannya tiba-tiba dibawa pulang dengan kondisi yang berantakan dan baru bangun dua hari kemudian. Ia tentu tahu kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada putrinya.

Tiba-tiba saja, pintu kamar So Hyeon terbuka yang langsung mengundang perhatian ketiga laki-laki tadi. Ketiga laki-laki itu langsung berdiri dan So Hyeon langsung menghampiri So Young yang masih terlihat pucat dan lemas.

"So Young," panggil Seung Hwan khawatir, sementara So Hyeon membantu So Young untuk berjalan karena So Young kini terlihat sangat rapuh.

So Young pun duduk di sofa panjang di antara So Hyeon dan Seung Hwan. Sementara Sang Min duduk di kursi seberang mereka.

"So Young, sebenarnya apa yang terjadi padamu, hm?" tanya Seung Hwan.

"Nggak apa-apa, So Young. Ceritakan saja pada kami," ujar So Hyeon dengan lembut saat melihat So Young yang masih diam.

Namun, bukan kata-kata yang keluar, melainkan isak tangis. Dari dalam hati, So Young memang ingin bercerita, tapi saat ia mengingat semua hal buruk yang menimpanya belakangan ini langsung membuatnya menangis.

"So Young, putriku." Seung Hwan langsung memeluk putrinya, sementara So Hyeon mengusap punggung adiknya dengan lembut.

"So Young, apa ini ada kaitannya dengan Tae Ho?" tanya Sang Min. Ia benar-benar curiga pada Tae Ho, karena belakangan ini Tae Ho juga tampak berbeda dan justru menjauhi So Young. Tapi, So Young justru menggelengkan kepalanya membuat kecurigaan Sang Min menghilang.

"Semuanya bermula dari satu orang," ujar So Young dengan lirih. "Namanya Hyun Sik. Dia mantan kekasihku."

Dari sinilah So Young menceritakan awal mula cerita tentang mereka, tentang bagaimana sikap kasar Hyun Sik padanya, dan tentang kejadian kemarin dimana ia juga menyebut nama Choon Hee yang membuat perjanjian dengan Hyun Sik. Ia ceritakan semuanya dengan detail, tanpa cela.

***

Sang Min berjalan dengan pikiran yang tak ada di tempatnya. Rasanya ia masih tak bisa percaya dengan apa yang So Young ceritakan kemarin sore. Ia tak menyangka So Young mengalami semua hal buruk itu sampai membuat So Young tak sadarkan diri selama dua hari.

Mencengangkannya lagi adalah tentang Choon Hee yang ternyata selama ini adalah teman bermuka dua. Benar-benar sulit dipercaya. Dan saat Sang Min hendak menuju kantin, benar-benar sebuah kebetulan tang tak ia sangka saat ia melihat Choon Hee yang sedang hendak makan. "Jackpot," gumamnya dan tanpa banyak pikir ia langsung menghampiri Choon Hee dengan langkah lebarnya.

"Choon Hee!" seru Sang Min memanggil Choon Hee. Baru beberapa detik Choon Hee menoleh, Sang Min langsung mencekal tangan Choon Hee dengan kuat.

"Apa yang kamu lakukan pada So Young, ha?!" Sang Min sedikit berteriak marah.

"Sang Min, apa yang kamu—" Tiba-tiba saja sebuah tangan menarik lengan Sang Min, sehingga membuat Sang Min melepaskan cekalannya pada Choon Hee. "Tae Ho." Choon Hee langsung berlari ke dekat Tae Ho dan Dongdong yang baru saja datang dan menghentikan perilaku Sang Min.

"Sang Min, aku kira kamu laki-laki yang lemah lembut, tapi nggak kusangka kamu justru berbuat kasar pada perempuan," ujar Tae Ho dengan tajam.

Sang Min tersenyum sinis dan menatap Tae Ho lurus-lurus. "Tae Ho, kukira kamu laki-laki yang bertanggung jawab, tapi nggak kusangka kamu justru menghancurkan perasaan orang lain," balas Sang Min tak kalah tajam.

"Sudah jelas kamu yang punya perilaku buruk, tapi kamu sekarang menyalahkanku karena sesuatu yang nggak aku lakukan?" sahut Tae Ho.

Setelah mendengarnya, Sang Min justru merasa kesal. "Kamu nggak tahu?" Sang Min tengah mengepal kedua tangannya sendiri.

"Atau aku perlu menceritakan sendiri pada semua orang apa yang sudah kamu perbuat sampai membuat So Young hancur?"

Sontak, Tae Ho yang mendengar nama So Young disebut, ekspresinya pun langsung berubah dan rahangnya jadi mengeras. Tiba-tiba saja Tae Ho langsung mencekal kerah baju Sang Min. "Jangan sebut nama perempuan pengkhianat itu. Dia yang sudah melukaiku! Bukan aku yang salah!" desis Tae Ho tajam.

Sang Min langsung menepis kedua tangan Tae Ho. "Kamu mencap dia sebagai tersangkanya tanpa tahu semua ceritanya!"

"Apa yang kamu bicarakan?" tanya Tae Ho.

"Kamu belum mengenal So Young dengan baik, Tae Ho. Kamu nggak tahu apa yang sudah ia lalui belakangan ini karena perempuan ini!" seru Sang Min sambil menunjuk Choon Hee yang langsung meringsut takut.

"Apa maksudmu?" tanya Tae Ho masih tak mengerti.

"So Young hancur, Tae Ho! Hidupnya sudah hancur!"

***

Tae Ho pikir, perkataan Sang Min tentang hidup So Young yang hancur hanyalah kebohongan dan terlalu berlebihan. Tapi, setelah Sang Min menceritakan semuanya pada Tae Ho, kini ia mengerti maksud dibalik 'hancurnya hidup So Young'.

Setelah Tae Ho tahu semuanya, dia langsung menuju alamat rumah So Young seperti yang sudah diberitahukan Sang Min tadi. Ayah So Young, Seung Hwan, yang membukakan pintu. Tapi, ketika So Young diberitahu kalau Tae Ho yang datang, So Young tidak ingin keluar. Tae Ho sudah memohon pada Seung Hwan, So Hyeon, maupun pada So Young, tapi So Young tetap tidak ingin keluar untuk menemui Tae Ho.

Sementara itu, dari dalam kamarnya, So Young hanya terduduk di kasurnya sambil memeluk dirinya sendiri. Tangisnya keluar saat ia tahu Tae Ho memohon untuk bertemu dengannya. Seung Hwan atau So Hyeon bilang kalau Tae Ho kemari untuk meminta maaf, tapi So Young tetap tidak ingin menemui Tae Ho.

Bukan karena So Young membenci Tae Ho, bagaimana bisa ia membenci orang yang ia sayang? Tapi, So Young hanya merasa ia tidak pantas untuk Tae Ho dan bagi So Young, Tae Ho lebih pantas untuk bersama perempuan lain yang lebih baik darinya, bukan dirinya yang sudah hancur.
——————————————————————————
Tbc.
Wednesday, 30 December 2020

Heartbreaker YeojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang