1. Tentangku

2.3K 88 6
                                    

Hidup adalah sebuah anugerah yang slalu aku syukuri. Apa mengenalmu juga sesuatu yang harus aku syukuri?
>>>
Cuaca pagi ini begitu bersahabat. Langit yang begitu cerah menemaniku memulai rutinitas yang sudah aku lakukan 4 tahun terakhir ini.

Semenjak umur 10 tahun kedua orang tua ku sudah meninggalkanku untuk selamanya. Sejak saat itu pula aku dirawat oleh Nenek yang sangat menyayangiku. Usianya yang sudah senja tidak memungkinkan lagi baginya untuk bekerja. Terlebih kesehatannya yang tidak stabil.

"Sayang, jangan lupakan bekalmu. Nenek sudah menyiapkannya"

"Terima kasih Nek. Tapi harusnya Nenek tidak perlu repot. Sudah So Eun katakan Nenek jangan sampai kelelahan"

Nenek mengusap lembut rambut hitam panjangku.

"Nenek tidak merasa lelah sayang. Kau yang pasti kelelahan, kau bekerja terlalu keras. Maafkan Nenek"

"Jangan bicara seperti itu. Baiklah Nek, aku harus berangkat sekarang" pamitku lalu mencium kedua pipi wanita paruh baya ini.
•••
Sebagai mahasiswa semester akhir aku sudah tidak terlalu sibuk lagi. Aku hanya sesekali berkunjung ke kampus. Di waktu senggang inilah aku mengambil pekerjaan paruh waktu. Ada 4 pekerjaan paruh waktu yang aku miliki sekarang.

Mengeluh? Tentu tidak. Aku senang. Inilah salah satu caraku menikmati hidup. Aku harus mensyukurinya.

"So Eun antarkan pesanan ayam ini"

"Siap boss" aku bersyukur memiliki seorang atasan sebaik pak Jaehyun ini. Umurnya hanya terpaut beberapa tahun dariku tapi ia sudah mempunyai cabang bisnis ayamnya di mana-mana.

"Berhati-hatilah" ucapnya sebelum aku benar-benar pergi.
•••
Aku kagum melihat bangunan pencakar langit di depanku ini. Aku berharap setelah lulus kuliah bisa bekerja di sini.

Aku menunggu lift terbuka. Lift menuju lantai 20.

"Ada kepentingan apa kau ke lantai 20?" tanya salah seorang karyawan yang berdiri di sebelahku.

"Mengantar pesanan" sahutku sembari mengangkat plastik yang kubawa.

"Asal kau tau tidak sembarang orang yang bisa naik ke lantai itu. Harusnya kau titipkan saja kepada receptionist"

Aku hanya mengulum senyum mendengar perkataan karyawan yang memandang ku dengan tatapan agak sinis itu.

Bukannya aku lancang, tetapi sesuai permintaan pelanggan ia ingin langsung diantarkan ke lantai 20.

"Permisi, Pak. Ini pesanannya"

"Maaf Nona. Anda silakan masuk saja ke ruangan ini, pemilik pesanan ini menunggu di dalam" sarannya.

Aku mengangguk dan melangkahkan kakiku.

"Permisi, Pak. Ini pesanan Anda" aku tidak berani melangkah lebih jauh jadi aku hanya berdiri di dekat pintu.

"Simpan saja di sini." jawab pria itu yang menunduk, ia terlihat sibuk dengan dokumen-dokumen sampai tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Aku mendekatinya menuju ke arah meja. Lalu ia merogoh sakunya dan meletakkan uangnya di atas meja. Tentu masih dengan kepalanya yang tertunduk.

"Terima kasih" ucapku lalu bergegas pergi.
•••
"Hei So Eun bagaimana tugas akhirmu? Pasti sudah selesai kau kan mahasiswi pintar slalu mendapatkan beasiswa penuh"

"Tumben sekali kau memuji ku. Segera selesaikanlah tugas akhirmu. Jangan mengurus kekasihmu itu saja" cibir ku pada Na Yeon.

Na Yeon adalah satu-satunya teman yang sangat dekat denganku. Walaupun ia dari kalangan berada ia tidak sungkan untuk berteman denganku yang notabene berbanding terbalik dengannya.

Promise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang