Jika hanya saling menyakiti, berpisah adalah jalan kita.
Note:
Di part ini ceritanya akan menggunakan sudut pandang Kim Bum.
>>>
Aku merasa So Eun semakin menjaga jarak denganku. Entah mengapa selalu ada alasan baginya untuk melarangku menemuinya.Seperti malam ini, aku ingin menemaninya di rumah sakit tapi ia menolak dengan alasan sudah ada Na Yeon yang menemaninya.
Tidakkah ia sadar bahwa aku merindukannya?
Rindu tidak berujung temu itu sakit.Inginku bertemu dengannya, melepas lelah seharian ini jadwalku begitu padat. Selama Nenek nya dirawat, aku melarang So Eun bekerja jadi semakin jarang pula bagi kami bertemu.
•••
Aku berpikir untuk menemui Sin Hye. Ya karena Sin Hye adalah pendengar yang baik. Ia sudah seperti saudara bagiku."Bum apa kau tidak melihat jam sebelum datang kemari?" tanyanya sembari menyiapkan minuman untukku.
"Ya aku tau sekarang pukul 11" jawabku santai.
Sin Hye menggunakan hotpant dan baju oversize yang agak transparan. Sayangnya, aku sudah terbiasa melihat ia seperti itu dan tidak merasa tergoda.
Karena di hatiku hanya ada So Eun. Aku sungguh terjebak pada pesonanya.
"Aku tadinya sudah ingin tidur" sahut Sin Hye
"Ayolah dengarkan keluh kesah sahabatmu ini dulu" kataku merangkulnya yang duduk tepat di sebelahku.
"Ya ya ceritakanlah" ia merapikan posisi duduknya bersiap mendengar ceritaku.
Aku pun mulai bercerita tentang kebingunganku mengapa So Eun menjauhiku.
"Seperti itulah wanita Bum. Memang sulit dimengerti. Beri saja waktu baginya. Jangan memaksa untuk terus bertemu karena itu hanya membuat ia merasa tidak nyaman" nasihat Sin Hye.
"Sungguh seperti itu? Tapi jika begitu maka kami akan semakin jauh"
"Tenang saja itu hanya akan terjadi sesaat" jawabnya yakin.
Sungguh aku mempercayai Sin Hye. Bagiku ia adalah wanita yang sangat baik jadi tidak ada alasan untuk meragukannya.
"Bagaimana apa kau sudah menemukan pendonor?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
Sin Hye hanya tersenyum kecut.
"Belum Bum, aku berharap secepatnya bisa menemukan orang yang berbaik hati mendonorkan ginjalnya untukku""Semoga saja. Sungguh kelak aku akan berterima kasih dengan orang tersebut"
"Berterima kasih untuk apa?" Sin Hye menatapku heran.
"Berterima kasih karena sudah menyelamatkan sahabat kesayangan ku ini"
"Sahabat kesayangan? Haha iya kau benar" Sin Hye tertawa keras hingga ia menangis.
"Hei kau ini kebiasaan sekali tertawa hingga menangis. Apa lucu?"
"Iya sangat lucu" jawabnya seraya mengusap air matanya.
Aku melihat ada sorot kesedihan di mata Sin Hye. Apa sebenarnya ia menangis karena bersedih? Tapi apa yang ia tangisi?
~~~
Hari Minggu yang tidak bersahabat. Awan begitu mendung. Aku melihatnya dari balkon kamarku.Tiba-tiba wajah So Eun terlintas dipikiranku.
Sial. Aku sangat merindukannya. Aku ingin memeluknya."Tuan, Anda diminta untuk ke ruang tamu segera" ucap seorang pelayan membuyarkan imajinasi ku tentang So Eun.
Ada apa lagi ini? Aku sangat enggan jika sepagi ini sudah berdebat dengan eomma.
•••
"Bum, besok dia akan datang. Perlakukan ia dengan baik"

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise (Complete)
RomanceIni kisah ku. Bukan, lebih tepatnya kisah ku dan dia yang berbeda. Aku tidak membenci perbedaan itu, hanya membenci takdir yang membuat ku bertemu dengan dia. Dari sekian jutaan manusia mengapa aku harus dipertemukan dengannya? Dari sekian jutaan ma...