12. Luka

478 40 11
                                    

Mengapa rasa cinta kita hanya menyisakan luka dan menyebabkan kebencian?
>>>
Satu minggu berlalu, tak ada satupun kabar dari Kim Bum dan akupun enggan menanyakan kabarnya.

Apakah egois jika seperti itu? Aku hanya takut. Aku takut ia akan mengabaikan pesanku.

Aku ingin menanyakan kabarnya melalui pak Lee tapi aku juga tidak berani. Ah, lemah sekali. Tinggal bertanya saja aku tidak bisa.

Siapkan makanan yang lezat, aku dan Jaehyun sedang di perjalanan menuju Busan.

Aku tertawa kecil melihat pesan dari Na Yeon. Setidaknya akhir pekanku tidak suram jika ada mereka. Soo Hyun oppa sedang sibuk-sibuknya jadi kami tidak bisa menghabiskan waktu bersama.
•••
Aku sibuk memilih bahan yang harus aku beli. Aku sudah memutuskan akan memasak japchae. Itu adalah favorit Jaehyun dan Na Yeon.

Di saat berbelanja seperti ini pun, masih sempat bagiku untuk merindukan Kim Bum. Biasanya saat kami berbelanja, Kim Bum seolah-olah akan memborong semua barang dan aku akan memarahinya karena itu tentu sangat berlebihan. Terjadilah adu mulut di antara kami yang akhirnya akan dimenangkan olehku.

Aku rindu perdebatan kecil itu.

Sesampainya di apartemen, aku langsung berkutat di dapur mengolah bahan yang sudah kubeli.

Tak memakan waktu lama, sekarang semuanya sudah siap. Tinggal menunggu kehadiran dua makhluk itu.

Ting nong

Aku yakin itu mereka. Tanpa mengintip siapa yang datang melalui intercom aku langsung membukakan pintu.

Aku terkejut melihat tamuku. Bukan Jaehyun dan Na Yeon, melainkan pak Lee.

"Silakan masuk"

Jantungku berdebar aku yakin pak Lee pasti ingin menyampaikan sesuatu. Semoga itu sesuatu yang baik.

"Nona, tolong terima ini. Ini untuk Anda. Maaf, saya terlambat memberikannya" pak Lee menyerahkan sebuah cek yang bernilai 500 milyar.

"Terima kasih Pak, tapi saya tidak bisa menerima ini"

Jujur, aku bingung. Mengapa aku tiba-tiba diberikan uang sebanyak itu.

"Ini adalah uang pesangon Anda. Tolong terima saja."

"Tapi Pak, ini terlalu banyak. Saya tidak bisa"

"Ini adalah perintah dari tuan Kim Bum. Ia sudah lama memberikan ini pada saya untuk berjaga-jaga jika suatu saat Anda tidak lagi bekerja di Kim's company. Tuan sudah memiliki firasat bahwa Anda akan berhenti bekerja. Mengapa Anda meninggalkan Tuan?"

Aku tercengang mendengar penjelasan pak Lee. Ternyata Kim Bum begitu mengkhawatirkan masa depanku.

"Bukan meninggalkan, saya hanya ingin sedikit menjaga jarak darinya."

"Nona tidak perlu melakukan hal itu lagi. Tuan Kim Bum tidak akan kembali ke Korea dalam waktu dekat"

"Mengapa begitu? Apa terjadi sesuatu?"

"Tuan sudah resmi menikah dengan Nona Ji Won. Ini adalah foto yang saya dapatkan" Pak Lee memperlihatkan foto Ji Won yang mengenakan gaun pengantin. Sangat cantik.

Tahan, tahan. Jangan menangis sekarang.

Aku tidak menyangka karena aku menganggap perkataan Sin Hye tidak akan terjadi. Aku begitu percaya diri Kim Bum masih mencintaiku jadi ia tidak mungkin menikahi wanita lain.

Tapi apa nyatanya sekarang? Janji sehidup semati? Ia saja sudah menikah. Aku masih sendiri berjuang melupakannya. Kau mengingkari janji kita Bum.

"K..kapan mereka menikah?" aku begitu tergagap rasanya hampir tidak sanggup bersuara.

Promise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang