11. Kelak

417 44 8
                                    

Tak masalah jika kita tak bersama sekarang.
Kelak, aku yakin takdir akan berbaik hati menyatukan kita.

Note:
Di part ini ceritanya akan menggunakan sudut pandang author.
>>>
Hari berganti menyambut hari baru Kim So Eun di Busan. Ia bekerja di sebuah perusahaan yang baru saja berdiri. Sudah ratusan kali ia memeriksa handphonenya hanya untuk mengharapkan sebuah pesan dari Kim Bum.

"Ahh sulit sekali untuk berhenti berharap" keluhnya di sela-sela pekerjaannya.

Memang gaji yang ia dapatkan jauh lebih kecil jika dibandingkan saat bekerja di perusahaan Kim Bum. Tapi, ia bahagia selama ia mencintai pekerjaannya tersebut.

So, ayo makan siang bersama. Nanti oppa akan menjemputmu dan membahas tentang pencarian adik Nenek mu

So Eun tersenyum saat membaca pesan dari Soo Hyun. Ia berharap segera menemukan adik almarhum Nenek nya.
•••
Di lain tempat, Kim Bum merasa terjebak di sisi Ji Won. Kim Bum sekarang berada di Paris. Sudah 3 hari ini ia berada di Paris, ia pergi mendadak saat di malam So Eun mengajaknya bertemu di sungai Han.

Saat itu pula ia meminta Sin Hye yang menggantikannya untuk menemui So Eun. Tapi hingga kini Sin Hye belum mengabarinya.

"Oppa, jangan diam saja. Pamerannya sebentar lagi dimulai" suara Ji Won membuyarkan lamunan Kim Bum.

Ya, Kim Bum dipaksa oleh Ji Won untuk turut serta ikut menemani Ji Won menggelar pameran pertama miliknya. Ji Won adalah seorang pelukis yang handal. Kuliahnya pun mengambil jurusan seni.

Mengapa Kim Bum mau? Alasannya karena Ji Won berkata setelah Kim Bum menemaninya, Ji Won tidak akan memaksa Kim Bum lagi untuk menikah dengannya. Kim Bum bisa lepas sepenuhnya dari Ji Won.

Syaratnya begitu sederhana. Karena Kim Bum begitu ingin menuntaskan masalah ini dan bertemu So Eun tanpa statusnya sebagai tunangan wanita lain, ia mengiyakan ajakan Ji Won tersebut. Tanpa Kim Bum sadari, Ji Won dan eommanya sendiri sudah merencanakan suatu hal.

Kim Bum sengaja tak memberi kabar kepada So Eun, ia ingin memberi kejutan kecil pada wanita yang ia cintai.

"Baik-baik di sana So Eun ku, aku akan kembali secepatnya" ungkap Kim Bum saat dirinya menatap layar handphone miliknya yang menampilkan foto So Eun.
•••
"Bagaimana hari pertama bekerja di sini?" tanya Soo Hyun sembari memasangkan sabuk pengaman untuk So Eun.

Posisi mereka yang dekat, tidak membuat So Eun merasa berdebar karena baginya Soo Hyun adalah seorang kakak.
Berbeda dengan Soo Hyun yang gagal menganggap So Eun sebagai seorang adik, ia memiliki perasaan pada So Eun.

"Cukup menyenangkan, rekan kerjaku juga begitu baik padaku. Aku senang" jawab So Eun dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Cantik" kata itu meluncur begitu saja dari mulut Soo Hyun.

"Siapa?" tanya So Eun.

"Itu anak kecil yang lewat" Soo Hyun menjawab asal.

So Eun merasa sedikit bingung, ia tidak melihat ada anak kecil yang lewat.

"Ayo kita berangkat, kau pasti sudah sangat lapar kan" Soo Hyun mulai melajukan mobilnya.

"Benar sekali, aku ingin makan yang banyak hari ini" jawab So Eun seraya memerhatikan cincin pemberian Kim Bum yang masih ia pakai.

"Karena jika aku makan sangat sedikit, Kim Bum biasanya akan memarahiku" batin So Eun yang lagi-lagi mengingat Kim Bum.

Begitu banyak kenangan, membuat semakin sulit untuk melupa.
•••
Na Yeon merasa sangat bosan karena tidak ada So Eun.

Promise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang