15. Takdir

454 47 16
                                    

Takdir berbaik hati mempertemukan kita kembali namun belum berhasil menyatukan kita

Note:
Di part ini ceritanya akan menggunakan sudut pandang author.
>>>
Setelah selesai sarapan, Soo Hyun dan So Eun pergi ke tempat kerja masing-masing. Sesekali So Eun memang membuatkan sarapan untuk Soo Hyun. Seperti pada pagi ini misalnya, Soo Hyun juga kadang tak segan memanggil So Eun dengan sebutan sayang.

So Eun tak masalah, karena baginya itu panggilan sayang dari seorang kakak kepada adik. Tapi lain arti bagi Soo Hyun yang 3 tahun terakhir ini memendam rasa pada So Eun.

"Apa hari ini kau lembur lagi?" tanya Soo Hyun sebelum So Eun benar-benar berangkat.

"Sepertinya iya. Jadi oppa tidak perlu menungguku. Makan malam saja sendiri. Oke" So Eun mengedipkan matanya lalu pamit.

Ia tau kebiasaan Soo Hyun yang kerap kali menunggunya jika ia lembur. Apartemen Soo Hyun sudah seperti milik So Eun begitu juga sebaliknya.
•••
Baru saja sampai di butiknya, So Eun sudah disibukkan saja dengan pesanan yang meledak. Butik So Eun baru berdiri 2 tahun terakhir ini tapi cukup sukses terbukti dengan penghasilan yang ia dapatkan.

So Eun hanya bekerja 1 tahun di perusahaan milik ayah Yong Hwa tersebut. Ia merasa kurang nyaman terlebih jika di kantor selalu bertemu Yong Hwa.

So Eun merintis usaha butiknya bermodalkan uang tabungannya. Sebenarnya bisa saja jika So Eun ingin menggunakan uang yang diberikan pak Lee saat itu tapi ia lebih memilih menyimpannya dan akan mengembalikan langsung pada Kim Bum jika suatu saat nanti mereka bertemu lagi.

"Nona, ada sebuah butik yang ingin bekerjasama dengan butik kita" ucap sekretaris So Eun seraya memberikan sebuah dokumen.

So Eun membaca dengan cermat dokumen tersebut. Ia merasa tidak asing dengan nama butik tersebut.

"Mengapa nama butik ini sangat familiar? Ah aku ingat ini butik ibunya Kim Bum" batin So Eun yang mulai bingung harus menerima atau menolaknya.
•••
Di lain tempat, seorang pria dengan paras tampan dan seorang wanita cantik di sampingnya yang menggendong seorang anak berumur 3 tahun. Anak tersebut sangat cantik mirip sekali dengan ibunya.

"Oppa, aku sangat senang. Kukira kita tidak akan kembali ke Seoul lagi" seru Ji Won saat mereka sudah sampai di bandara Incheon.

Kim Bum tidak menanggapi perkataan Ji Won dan mengambil anak kecil yang berada digendongan Ji Won.

"Ayo sayang bersama appa saja" kemudian Kim Bum berjalan lebih dulu meninggalkan Ji Won.

"Sudah 3 tahun bersama tapi aku masih gagal membuatnya mencintaiku. Sebesar itukah cintamu pada wanita itu oppa?" batinnya menatap punggung Kim Bum yang semakin menjauh.
•••
So Eun meluangkan waktu istirahat siangnya untuk menemui Na Yeon dan Jaehyun yang sudah tiba di Busan.

"Hai sayangku, cepat lahir eomma tidak sabar melihatmu" tutur So Eun seraya mengelus perut Na Yeon yang semakin membesar.

So Eun sudah menganggap bayi Na Yeon itu seperti anaknya sendiri, jadi jangan heran jika So Eun menyebut dirinya dengan sebutan eomma.

"Kau juga So, cepatlah menikah agar memiliki bayi juga. Aku sangat senang jika melihat bayi kita tumbuh besar bersama" sahut Na Yeon.

"Bagaimana ingin menikah? Pasangan saja tidak ada" balas So Eun tertawa. Ia menertawakan dirinya yang sampai saat ini masih belum bisa melupakan Kim Bum jadi sulit baginya untuk membuka hati kepada pria lain.

"Pasangannya sudah ada. Soo Hyun oppa" timpal Jaehyun yang baru tiba dari supermarket membawa 5 plastik belanjaan.

"Apa ini kau belanja sangat banyak. Untuk apa?" bingung So Eun.

Promise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang