9. Ingkar

470 45 6
                                    

Aku ingin menepati janji kita tapi keadaan memaksa ku untuk ingkar.
>>>
Hatiku sangat sakit. Semudah itu Kim Bum berkata ingin mengakhiri hubungan kami.

"So Eun, ini minumlah. Tenangkan dirimu" Soo Hyun oppa memberikanku segelas air putih. Aku sekarang sedang berada di apartemennya.

"Harusnya tadi kita tidak pergi, jelaskan dulu pada Kim Bum" nasihatnya.

"Percuma menjelaskan saat ia sedang emosi seperti itu. Aku hanya tidak habis pikir. Padahal aku lah korbannya. Ia mengatakan aku lah satu-satunya wanita yang ia cintai tapi nyatanya ia sudah bertunangan"

Dasar pria. Sangat pandai membuat sakit hati.

"Sudahlah oppa, jangan membuatku membahas Kim Bum lagi. Aku sedang malas membicarakan tentangnya. Bagaimana dengan hasil penyelidikan tentang kecelakaan Nenek?"

"Rekaman CCTV di tempat kejadian masih diperiksa. Mungkin besok sudah bisa ditemukan identitas pelakunya"

"Orang itu sangat jahat. Tapi oppa, aku dan Na Yeon heran mengapa Nenek sampai koma. Sedangkan Nenek hanya terluka sedikit. Dokter juga tidak menjelaskan secara spesifik penyebabnya. Apa tidak aneh?"

"Tenang saja, tentang itu oppa juga akan membantumu." jawabnya tersenyum.,

Semakin tampan saja.

Dia sangat baik dan mudah akrab dengan orang lain contohnya denganku. Padahal kami baru 2 kali bertemu. Pertemuan pertama saat di rumah Na Yeon dan kedua kali ini yang membuat Kim Bum salah paham.
•••
Aku kembali ke rumah sakit. Aku berharap sebenarnya ada Kim Bum yang menungguku dan meminta maaf. Ya seperti di drama begitu, sang pria menyesal dan memohon untuk kembali.

Tapi Kim Bum tidak begitu, aku hanya mendapati Jaehyun.
"Jae, mengapa tidak bilang ingin ke sini? Sudah lama?" aku mendekatinya dan duduk di sampingnya.

"So Eun, apa yang terjadi sebenarnya? Kim Bum ada di rumahku. Ia mabuk berat dan akhirnya jatuh pingsan"

"Mengapa ia bisa ada di rumahmu? Sejak kapan kalian menjadi akrab?"

Jaehyun berdecak kesal.
"Itu tidak penting Kim So Eun. Sekarang jawab pertanyaanku sebelumnya. Apa yang terjadi padamu dan Kim Bum?"

"Dia...dia sudah memiliki tunangan. Ternyata aku orang ketiga" jawabku menunduk tidak berani melihat mata Jaehyun.

"Sebelum Kim Bum benar-benar mabuk, ia juga ada menyebutkan tentang tunangan. Dan dari yang kudengar ia hanya mencintaimu. Ia dipaksa untuk bertunangan. Jadi kau bukan orang ketiga, kau adalah wanita yang ia cintai"

"Tapi ia tadi sudah memutuskanku. Ia salah paham" hatiku kembali sakit mengingat perkataan Kim Bum. Jauh lebih sakit saat mengetahui fakta ia sudah bertunangan.

"Itu hanya karena emosi sesaatnya. Selesaikan masalah kalian secepatnya. Kim Bum itu pria baik So. Aku sebagai sahabat sangat mendukung kalian" Jaehyun menepuk pundakku memberikan semangat.

Baiklah, aku mengalah. Aku akan lebih dulu menemui Kim Bum dan menjelaskannya. Kuharap besok kami kembali baik-baik saja.
~~~
"Aku mungkin agak lama. Apa kau tidak keberatan?" tanyaku pada Na Yeon.

"Tidak usah sungkan. Selesaikan saja masalahmu dengan Kim Bum. Aku akan tetap di sini menjaga Nenek"

"Na Yeon lah yang terbaik" aku melakukan aegyo di depannya.

"Hei hei hentikan. Jangan memasang wajah imut seperti itu di depanku." Na Yeon menggendikkan bahunya seolah-olah ia merasa takut.

Na Yeon sangat lucu. Padahal ia ahlinya dalam melakukan aegyo. Sangat menggemaskan.
•••
Saat di perjalanan menuju Kim's company, aku mendapatkan sebuah pesan.

Promise (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang