Dion 10

8K 871 107
                                    

Tak ada pilihan lagi, daripada ku harus kawatir di rumah dan harus bolak balik antara rumah, kantor, kos tempat Hani, malam itu juga kupaksa Hani untuk membereskan barang-barang miliknya untuk kuboyong kerumah ku, sementara waktu lebih baik tinggal dengan ku.

Beruntungnya aku baru saja mendapatkan bonus dari kantor, dari proyek yang baru saja kami selesaikan, sehingga tanpa pikir panjang lagi kuajak Hani membeli keperluannya, perkakas wanita untuk mengisi kamarnya nanti.

Tetapi saat di sore hari, aku baru teringat jika kami bukan kakak adik yang bersaudara dengan ikatan darah, kami hanya kakak adik yang ketemu sudah dewasa bahkan harusnya kami tak tinggal bersama.

Kuhubungi bapak, kuceritakan tentang keadaanku dan Hani saat ini, saran bapak adalah agar Hani sementara tinggal di tempat kos yang kurasa aman untuknya.

Dari percakapan ku dengan bapak aku teringat akan Anisa, segera kuhubungi dirinya, menanyakan apakah bisa jika sementara waktu Hani tinggal di rumah kontrakan nya bersama teman-temannya.

Anisa memberi kabar jika bisa, setelah berunding dengan teman-temannya, tetapi ibu kini menghubungi ku setelah mendapatkan cerita dari sang suami, saran dari ibu membuat ku pusing sendiri.

Memang benar yang dikatakan ibu, tapi saran beliau itu sangat sulit bagiku untuk saat ini, benar aku sudah ada rasa pada Hani, tetapi dia masih terlalu dini untuk menjadi seorang isteri.

Tak mau ambil pusing, kuajak Hani untuk mengisi perut, hingga tak lama kembali ponsel ku berdering kali ini adalah orang tua Hani yang baru saja diberi kabar oleh bapak.

Kurasa memang untuk berdiskusi mengambil keputusan itu lebih bijaksana seorang ayah, karena orang tua Hani sama dengan orang tuaku, jika sang papa memintaku untuk mencarikan Hani tempat tinggal yang dari segi penilaian ku aman, tetapi sang mama berkeputusan sama dengan ibu yang meminta aku dan Hani menikah dan bisa tinggal bersama.

Dan hari ini, sore ini kedua orang tua kami telah tiba, kini duduk di sofa ruang tamu rumah ku yang masih kredit.

"Hani sih mau-mau saja nikah sama mas Dion, tapi sekarang Hani belum bisa masak, malah nanti Hani di marahin gimana?"

Suara Hani yang berbisik dengan sang mama, tetapi masih bisa kami dengar meskipun lirih.

Antara ingin tertawa karena ekspresi nya yang menggemaskan, dan kesal mendengar seakan aku lelaki jahat yang pemarah.

Akhirnya dengan berdiskusi yang alot, dan banyak pertimbangan, kedua orang tua kami izin ke RT untuk Hani tinggal disini, mekipun berawal ibu dan mama Hani yang tak setuju.

"Dion jangan macam-macam kamu, ibu sunat lagi kalau kamu nakal"

Tega benar ibuku ini, tetapi benar juga yang di kawatir kan oleh para ibu-ibu ini, pasti mereka tahu jika sangat susah untuk menahan iman dan Imron jika bersama Hani.

Malam harinya setelah kami makan malam, orang tua Hani menuju Kendari dengan penerbangan terakhir di malam hari dan orang tua ku juga kembali ke Kediri, karena besok mereka semu ada pekerjaan yang harus di jalankan.

Kembali hanya berdua bersama Hani, tinggal satu atap tanpa ikatan apapun, kakak beradik pun hanya kedok di kampus, padahal kami adalah calon suami isteri yang akan menikah dua bulan lagi, dari diskusi sore tadi.

"Ngapain kamu di situ?"

Setelah aku mengunci pintu depan dan hendak mematikan lampu ruang makan, Hani telah berdiri di depan kompor.

"Hah"

Hani terkejut dengan pertanyaan ku yang tiba-tiba, tetapi aku juga ikut terkejut ketika melihatnya berbalik menghadap ku, dengan wajah yang putih bermasker.

"Yah, mas Dion jadi retak"

Kesalnya, karena dia yang berteriak membuat masker wajah nya rusak, dan seketika tawaku tak bisa kubendung, melihat nya yang kesal menghentak kan kakinya dan mematikan kompor menuang air panas kedalam baskom.

"Nanti lampunya di matiin kalau sudah"

Kutinggalkan dirinya yang masih berada di dapur, menuju kamarku dengan menahan tawaku yang memang begitu lucu Hani dimataku.

"Kurasa Hani benar-benar akan memberikan warna dalam hidup ku kedepanya"

Jangan koment next, aku sunat hahaha

Tbc

Jodoh Warisan (Terbit E-book) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang