Dion 16

7.1K 947 49
                                    

Khilaf, satu kata yang kulakukan semalam, hingga di pagi ini saat aku terbangun dan kembali bertemu dengan gadis yang tinggal satu atap denganku, membuat jantungku kembali berdetak hebat, dan akhirnya bingung sendiri harus berbuat apa.

Semalam saat kami pulang dari Yogjakarta, Hani yang tertidur selama perjalanan hingga sampai di rumah, dan saat kubangunkan begitu sulit.

Aku yang seharian di buat gemas olehnya, hanya melihat Hani yang tertidur pulas dan mulut yang sedikit terbuka membuat ku tanpa sadar mengecup bibir merah itu.

Dan pagi ini saat Hani telah berdiri di depan kompor dengan menggoreng telur, menyiapkan sarapan untuk kami, karena memang hari ini adalah jadwalnya memasak, membuat ku kembali teringat kejadian semalam dan tentunya Hani tak tahu apa yang kulakukan padanya.

"Mas mau pakai kecap apa sambal?"

Hani sudah ikut duduk bergabung bersama ku di depan meja makan, menyadarkan ku dari lamunan yang mengingat momen semalam.

"Pakai kecap sambal ini saja"

Omelette ala Hani, seperti telur dadar yang di beri irisan sosis dan tomat kemudian di makan dengan nasi hangat serta kecap pedas.

Makanan sederhana di pagi hari yang cukup membuat ku makan dengan lahap, tak butuh Hani yang pandai memasak cukup Hani yang mempunyai keinginan untuk selalu belajar.

Selesai makan aku segera bersiap untuk berangkat bekerja, masih sangat canggung harus berduaan dengan Hani saat ini.

"Naik ojek online saja kalau ke kampus"

Hari ini aku ada jadwal ke kampus, membantu dosen penanggung jawab laboratorium untuk uji bangunan dari salah satu kontraktor yang mengerjakan bangunan Mall di Kudus, sehingga nanti sore aku bisa mengajak Hani pulang bersama.

Ternyata bayang-bayang bibir Hani terbawa hingga di kantor, bayangan saat aku mengecup bibirnya yang mungil.

"Astaghfirullah, bisa gila beneran ini"

******

Setelah pekerjaan kubereskan, aku segera memacu mobilku menuju kampus dimana aku menimba ilmu, dan juga dimana Hani berada.

Kebetulan yang sangat tak terduga, ketika aku sedang berada di laboratorium teknik sipil, di sana kelas Hani juga sedang ada jadwal untuk laboratorium.

Kuamati Hani dari tempat duduk para staf laboratorium, memang terlihat paling menonjol diantara empat orang gadis di kelas nya apalagi mahasiswa lainya berjenis kelamin laki-laki.

"Han, ikut ngopi dulu yuk sama yang lain"

"Iya Hani sekarang enggak pernah ikut kita"

"Pindah kos sama aku saja, bebas di tempat ku campur cewek cowok"

"Pasti kamu enggak bebas kan tinggal sama kakak mu"

Sangat jelas kudengar para teman-teman laki-laki dari kelas  Hani, berusaha merayu Hani agar ikut bersama mereka untuk sekedar nongkrong-nongkrong seperti biasanya mereka.

Memang selama ini Hani tak lagi pernah keluar malam jika tak bersamaku, tapi aku tak tahu jika di siang harinya karena aku di kantor dan Hani di kampus.

Sebenarnya aku tak mengekang Hani, hanya saja aku tak menyukai nya keluar malam yang tak jelas tujuannya, apalagi Hani menjadi tanggungjawab ku selama tinggal disini.

Hani pun ku izinkan jika ingin mengajak teman-teman nya berkunjung kerumah, hanya saja mereka hanya satu kali berkunjung dan saat itu aku sedang berada di kantor dan ketika aku pulang mereka semua segera pamit pulang dan tak lagi pernah berkunjung kerumah.

Suara-suara teman Hani masih bisa kudengar, rayuan mulai dari mentraktir Hani ini itu, hingga siap mengantarkan Hani pulang dan meminta izin padaku dari para teman-teman nya.

Kuhampiri segerombolan kelompok Hani yang sedang duduk berjongkok pada lantai, menunggu giliran mereka untuk praktek.

"Saya dengar loh kalau lagi di omongin"

Ingin rasanya aku terbahak-bahak, melihat ekspresi wajah para teman-teman Hani dan yang paling menggemaskan tetap lah Hani, yang seketika berdiri dan berjalan mendekati ku.

"Hani enggak ikut nongkrong kok Mas"

Suara lembut yang penuh ketakutan padaku, sungguh membuatku gemas, andai saja tak sedang berada di depan banyak orang pasti sudah kucubit pipinya.


Good Night, selamat baca, habis baca jangan lupa 🌟 nya, habis itu bobo jangan lupa berdoa, dan jangan lupa pipis dulu 😘😘😘

Tbc

Jodoh Warisan (Terbit E-book) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang