Dion 12

7.1K 799 106
                                    

Sudah dua minggu tinggal bersama Hani, hari demi hari ada perubahan darinya meski itu hanya sejumpil, terpenting dirinya sudah mau berusaha, itu akan lebih bagus.

Semenjak satu minggu yang lalu, banyak anak kampus yang mengetahui Hani tinggal bersama ku, ada saja setiap harinya yang berkunjung kesini, meski sekedar main atau hanya mengirimkan makanan untuk Hani, yah benar untuk Hani bukan untukku yang merupakan sahabat mereka.

Begitu pun dengan Hani yang kurasa mulai genit dengan makhluk yang berjenis kelamin laki-laki, tiap teman ku yang berkunjung pasti dia dengan sangat rajin membuatkan minuman, tanpa lebih dulu kuminta.

Setelah menyuguhkan minuman, tak juga dirinya kembali ke kamar nya untuk belajar melainkan ikut bergabung bersama kami, mengobrol dan bercanda bersama para tamuku, padahal niat temanku adalah mengunjungi diriku.

Ponselku berdering, membuat ku tersadar dari lamunan di depan layar komputer, pada ruang kerjaku.

"Assalamu'alaikum"

Panggilan suara dari Hani, setelah kuucapkan salam dan di seberang Hani bersuara dengan diiringi isak tangis, yang ternyata dirinya telah mengalami kecelakaan lalu lintas.

Jarak antara kantor dengan kampus lumayan jauh, sehingga sebelum kujalankan mobil lebih dulu ku kirimkan pesan pada group WhatsApp MAPALA, dan siapa saja yang berada di kampus kuminta untuk ke tempat kejadian.

Jalanan sedikit macet, hingga akhirnya Dini mengabarkan jika aku diminta untuk langsung ke salah satu klinik terdekat dengan kampus.

Setengah jam perjalanan aku tiba di klinik tempat Hani di rawat, ternyata masih berada di IGD, mungkin aku telah salah dengan mengirimkan pesan di group WhatsApp MAPALA, karena saat ini semua anggota group yang berjenis kelamin laki-laki tiba-tiba telah memenuhi rumah sakit, lebih tepatnya sedari tadi di tempat kecelakaan mereka semua telah berebut untuk menolong Hani.

Dan yang lebih menjengkelkan nya adalah Hani yang di manjakan mereka dan gadis kecil itu dengan sok genitnya menerima akan perhatian semuanya.

Padahal saat aku datang, dia sudah terlihat baik-baik saja hanya lecet pada jari kaki karena sepatu flat nya terlepas, sehingga tergores aspal, dan luka pada siku lengan tangan.

Kecelakaan yang di karenakan seorang ibu-ibu pedagang sayur, yang dengan membawa dagangan nya, tersenggol mobil dan jatuhnya beliau mengenai Hani yang menjalankan motor di samping nya.

Meskipun Hani tak bersalah, tetapi karena dirinya tak membawa surat kendaraan, dan ketika kecelakaan itu berurusan dengan kepolisian, mau tak mau Hani tetap bersalah.

Sungguh ceroboh, ingin kukatakan itu padanya, tetapi setelah ku ingat jika surat itu berada di dalam dompetku membuatku kembali terdiam.

Segala macam administrasi dan urusan dengan kepolisian telah beres, dan Hani di perbolehkan untuk pulang.

"Mas antar pulang ya Dek Hani?"

Geram sudah aku melihat para predator yang masih ikut menunggui Hani di rumah sakit, bahkan menawarkan diri untuk mengantar Hani pulang, padahal aku sudah tiba yang merupakan sebagai wali dari Hani.

"Kalian pulang saja, Hani biar aku urus, terimakasih ya semuanya"

Sebelum ada lagi tawaran yang lain lebih baik kupertegas, dan semua bisa melihat keberadaan ku.

Ternyata itu semua hanya sementara, setelah semuanya pulang ketempat masing-masing dan Hani kubawa pulang, saat di malam hari nya, rumah ku benar-benar ramai dengan para anak kampus yang bertujuan untuk menjenguk Hani, padahal anaknya pun sudah bisa salto saat ini kalau mau.

Dan jangan salah, Hani si gadis yang bagiku polos itu tiba-tiba berubah menjadi sosok rubah, yang tadinya sehat-sehat saja tetapi ketika para kumbang datang tiba-tiba dirinya seakan korban kecelakaan yang begitu parah.

"Pasti nanti jadi berbekas ini"

Gayanya yang sok manja, dengan wajah yang di imut-imut kan, meskipun memang imut aku saja gemas melihat nya.

"Hani takut kalau jadi keloid enggak mulus lagi"

Keluhnya lagi yang bermanja dengan Doni, anak MAPALA yang memang paling dekat dengan Hani selama ini.

"Nanti bisa perawatan itu Han, jangan kawatir"

"Enggak masalah kali Dek, tetap cantik kok dan terpenting itu hatinya"

Modus seorang laki-laki, sungguh muak rasanya aku menyaksikan gombalan para lelaki pada Hani dan juga melihat Hani yang sekarang menjadi bukan Hani yang polos seperti dulu lagi.

"Sudah malam, Hani biar istirahat kalian pada pulang sana"

Usirku pada semuanya yang memang sungguh-sungguh dari hatiku, bukan hanya sekedar bercanda atau basa basi semata.


Tbc

Jodoh Warisan (Terbit E-book) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang