Dion 23

7.2K 813 61
                                    

Kesal, sangat kesal dengan sikap Hani yang selalu merasa tak enak dengan orang lain, bahkan selalu mementingkan orang lain, bukan hanya dengan sahabat nya melainkan dengan seorang musuh untuknya pun dia masih memikirkan perasaan.

Aku tahu jika Annisa masih belum bisa menerima kenyataan ini seratus persen, meskipun aku juga ikut andil berbuat kesalahan tetapi selama kedatangan Hani aku sudah tak lagi memberikan perhatian padanya, tak lagi menghubungi dirinya terlebih dahulu, dan aku juga mencoba menjauh meskipun aku tak memutus silaturahmi dengan nya karena salah satu alasan nya adalah demi Hani.

Mungkin saja para teman Annisa telah mengetahui status ku dengan Hani yang sebenarnya saat ini, maka dari itu ingin kupertegas di depan semua orang jika Hani miliku, dan diriku adalah milik Hani.

Hingga malam ini yang seharusnya aku seperti malam kemarin tidur bersama istri ku, tetapi tidak untuk malam ini, aku masih merasa kesal dengan Hani, mungkin dengan begini bisa membuat Hani berpikir.

Malam semakin larut, aku tak kunjung bisa menutup mataku, padahal segala macam game sudah kumainkan, tetapi tetap saja mata tak terasa lelah, hingga akhirnya jari-jari ku membawa ku pada akun sosial media, Instagram.

Istriku telah galau, menuliskan sebuah story tentang memahami perasaan pasangan, hati terasa geli, dan rasa kesal padanya menjadi hilang, melihat nya yang telah kebingungan.

Untuk mempertegas hubungan ku dengan Hani, juga untuk meyakinkan Hani jika dalam hubungan ini aku tak main-main.

Kuunggah sebuah foto prewedding kami, yang mana di dalamnya aku berdiri menghadap kamera, sedangkan Hani berpose sedikit miring yang bersandar pada tubuhku dan pandangan menghadap ke kamera dengan kami berdua yang tersenyum.

Caption yang kutulis kan tak begitu panjang, cukup singkat padat dan jelas, karena aku tak cukup pandai membuat kalimat romantis.

'Tulang Rusuk', begitulah tulisku pada foto tersebut, tentu saja semua nya sangat jelas mengerti maksud yang kuberikan.

Tak butuh waktu lama, di malam minggu para orang-orang gabut yang mengisi kekosongan waktu nya untuk bermain sosial media, segera menyerbu apa yang baru saja kuposting.

"Jangan becanda Mas"

"Mas nikah sedarah dilarang agama"

"Beneran apa enggak sih?"

"Ini Hani?"

"Jadi model nih?"

Sebagian besar anak kampus, yang belum mengetahui kebenaran nya, pasti akan sangat terkejut dan tak mempercayai nya.

Teman-teman seangkatan Hani pun ramai-ramai berkomentar dengan menandai nama Hani.

Tetapi berbeda cara Hani menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari para teman-teman nya, Hani lebih memilih mengunggah sebuah foto pernikahan kami.

Dalam foto yang mana Hani mencium tanganku, dan tangan sebelah kiriku berada diatas kepalanya, bahkan caption yang di tulis kan Hani cukup menjawab semua pertanyaan para netizen, 'Imamku'.

Manis, sungguh manis istriku ini, membuat seketika bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar untuk berpindah pada kamar sebelah dimana istriku beristirahat.

"Dek"

Kubuka pintu kamar, dan memanggil Hani yang ternyata sedang bermain ponsel, berbalas pesan dengan teman-teman nya.

"Mas, masak WhatsApp sama De eM Hani penuh"

Begitu manja nya, dia mengeluh padaku, hingga aku ikut berbaring di sebelah nya mengambil alih ponselnya membalas pesan-pesan yang berisi asrama laki-laki.

"Sudah malam, bobok yuk"

Menyimpan ponselnya pada nakas, dan memeluk pemilik nya kedalam dekapan, yang saat ini menjadi candu untuk ku, seakan guling yang selalu kubutuhkan mulai saat ini.

Tbc

Jodoh Warisan (Terbit E-book) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang