Alan berniat menghampiri kevin malam ini. Perkataan Abigail tadi sukses membuatnya berfikir terus menerus. Entahlah sepertinya ada yang ditutupi Kevin.
Suara deru motor Alan membelah keramaian kota bandung. Gelap nya malam ditemani cahaya kota memang indah. Ia tiba di cafe tempat ia dan Kevin bertemu. Disana sudah ada Kevin tengah memainkan ponsel nya.
Alan pun duduk di hadapan Kevin. Kevin yang sadar di hadapannya ada seseorang pun mendongak ,"Hei bro." Ucapnya.
"Hmm." Hanya dehaman yang di keluarkan alan.
"Lan, lo belum mau cerita?" Cerita? Sepertinya belum.
Alan pun menggelengkan kepalanya ,"Sorry gue belum bisa. Sakit bang rasanya."
"Oke, kalo lo belum bisa cerita. Lo juga pasti banyak pertanyaan yang pengen lo tanya kan?tentang abigail?"
Alan menatap kevin lalu mengangguk.
"Banyak. Dan bingung.""Sebenernya gue pengen nyeritain ini nanti. Berbarengan sama reyhan, karena dia pun belum tau kebenaran abigail kaya gimana. Dan salah paham lo dan dia." Kevin menjeda perkataan nya. Mengambil nafas lalu berkata kembali ,"Tapi gue gak bisa nahan ini sendiri, gue butuh berbagi."
"Kalo itu bisa bikin lo tenang. Ceritain, pelan-pelan." Ujar alan membuat kevin tersentuh.
Kevin mengangguk patuh dan mulai bercerita ,"Dulu setelah lo dan reyhan pergi. Abigail sedih, dan gue yang selalu nemenin dia. Jujur, gue kesel kenapa kalian berdua pergi disaat abigail udah sembuh dari sakitnya. Apalagi lo, gak berpamitan sama abigail. Dia selalu nanya 'Alan udah baik-baik aja kan bang?' selalu nanya itu. Yang gue lakuin cuma senyum. Karena gue aja gak tau lo dan reyhan pergi kemana. Layaknya orang bodoh gak tau sahabatnya sendiri pergi. Tapi yang gue denger, lo mengalami self injury." Kevin menatap Alan hati-hati. Alan tersenyum lalu mengangguk bertanda kevin boleh saja melanjutkan pembicaraan nya.
"Gue denger saat bokap nyokapnya abigail ngomong lewat telpon. Saat itu gue gak tau apa itu self injury . Gue pun memutuskan search tentang itu. Dan gue kaget, sesulit itu kehidupan lo. Gue gak bisa bilang ke abigail tentang lo, takut abigail terus ngerasa terpuruk. Dan beberapa tahun kemudian, gue ketemu kan sama lo? Gue ngerasa beruntung banget lan waktu itu bisa ngobrol sama lo ーya walaupun lo kembali menghilang entah kemana."
"Dan reyhan, gue sama sekali gak denger apapun tentang dia. Seolah-olah dia lenyap di telen bumi. Gue juga tau kesalah pahaman antara kalian karena gue diceritain sama bokap nyokap abigail. Tapi keburu kalian berdua pergi saat itu, jadi gue gak bisa ngomong sama kalian. Dan akhirnya bisa ketemu sama kalian lagi sekarang. Jujur waktu abigail nengok lo, gue gak tau itu lo. Karena gue gak ngeuh. Karena gue fikir nama alan tuh banyak. Sorry juga gue gak ada saat itu." Ucapan kevin terhenti sebentar, bagian yang menjadi pikirannya harus di ceritakan.
Alan mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan kevin. Hingga dadanya seperti sakit. Mengetahui abigail dan kevin seperti itu.
"Dan saat beberapa bulan kemudian, mobil yang ngejemput gue sama abigail waktu sekolah kecelakaan. Kecelakaan yang lumayan besar. Gue luka-luka di sekujur tubuh. Dan abigail kembali kritis. Saat tau abigail sadar, gue langsung pergi ke kamar rawat abigail. Gak peduli sama sakit tubuh gue, yang terpenting gue pengen liat muka dia. Dan lo tau? dia malah menatap gue seolah baru melihat gue. Dan saat itu dokter bilang abigail hilang ingatan. Gue nangis se nangis nangisnya saat tau kenyataan itu. Beberapa bulan gue nemenin dia buat inget. Dan syukur, dia bisa inget gue. Tapiー" Ucapan kevin terpotong karena melihat raut wajah alan yang sendu.
"Maaf, Gak bisa nginget lo dan rey." Seperti ada sengatan petir di dalam diri alan. Sedih. Ya, ia pun sudah menyangka bahwa abigail sepertinya hilang ingatan. Tapi ketika kevin menjelaskannya, ia tidak tahu harus bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gailan Story
Teen Fiction📃 -[on going]- 📃 Bagaimana rasanya kembali tapi tak sama? Keadaan berubah seiring waktu. Yang dulu telah berubah menjadi abu. "Seandainya lo tau siapa gue, pasti lo ga akan nganggep gue orang lain gail. Tapi gue gak bisa kalo harus sedekat dulu. G...