25)Persepsi Reyhan

48 13 40
                                    

Tapi sepertinya bukan orang yang ia kenal. Dan ia tidak ingin mengatakannya kepada Abigail. Entahlah, ia ingin melihat situasi lebih lanjut.

"Gak liat." Ujar Alan singkat.

Abigail memicingkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abigail memicingkan matanya. Menaruh rasa curiga kepada Alan.
"Loーga bohong kan?" Ujar Abigail.

"Buat apa juga. Gak guna." Cibir Alan. Nahkan orang ini..

"Terserah lo lah. Sinis mulu. Gabisa ya nyantai?" Ujar Abigail.

"Mulut gue ini." Demi apapun Abigail ingin menyumpal mulut alan dengan kaus kaki Pak Mul sekarang. Kualat lo gail...

Karena ia kesal ia pun memakan makanan pemberian tadi yang berada di atas laci. Padahal ia baru saja makan bubur. Dasar omnivora.

"Perut lo karet?" Tanya Alan sinis.

"Gak lah! Ga percaya? Mau liat?" Jawab Abigail menggoda. Bukan nya malu, Alan malah acuh.

"Mana." Ujar Alan.

Abigail jadi gelagapan sendiri. Astaga bukan ini tujuannya.

"Aーapaan sih. Otak lo mesum banget!" Ujar Abigail sedikit berteriak. Dengan wajah merah padam tentunya.

Alan mengerdikkan bahunya acuh. Siapa peduli juga dengan perut Abigail? Ia hanya ingin Abigail cepat sembuh. Tidak sakit lagi. Karenanya tentu.

Alan pun melihat Abigail sudah asik kembali dengan makanannya. Padahal ia tadi sedang dalam keadaan sakit. Masih saja bisa makan sebanyak ini.

"Lo baru makan bubur. Jangan banyak-banyak. Harusnya lo minum obat biar ga pusing." Omel Alan. Wah sudah cerewet ya bang?

Ucapan Alan tidak dihiraukan Abigail. Abigail masih saja makan. Sepertinya faktor datang bulan. Perempuan biasanya jika sedang datang bulan suka banyak makan kan?

Alan pun merebut cemilan tersebut. Abigail yang melihat Alan seperti itu pun angkat suara.
"Apaan sih orang lagi makan!"

"Jangan banyak-banyak. Minum obat lo."

"Ck. Fine!" Oke, ia sedang merajuk sekarang. Bagaimana tidak kesal? sedang enak-enaknya makan, makanan nya direbut.

Alan pun menyodorkan obat pereda nyeri tersebut kepada Abigail agar pusing dikepalanya tidak terlalu terasa. Abigail dengan pasrah menerima obat tersebut. Lalu meminumnya.

"Lan. Beneran deh lo ke kelas aja. Gue gapapa ko." Ujar Abigail meyakinkan.

"Tidur." Ujar Alan singkat.

"Apa? lo mau tidur?" Tanya Abigail.

"Lo, tidur." Ujar Alan.

Ya namanya juga Abigail. Mana paham dia.
"Apaan sih. Yang jelas kalo ngomong. Setengah-setengah gitu."

Gailan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang