🎹1. pembukaan 🎹

3.6K 122 11
                                    

🍓BLURB 🍓

Kehilangan ayah yang menjadi keluarga satu-satunya membuat Ayunda Kusuma Prameswari Diningtiyas Cantiyantiasih harus ikut bersama Jun ke Ibu kota. Dramatis, belum kering kuburan sang ayah, Ayu diminta menikah dengan Gula Raharja Adidinata.

Pria cuek itu terpaksa menerima karena jika tidak ia tak akan mendapatkan harta warisan dari sang nenek. Setelah menikah, Ayu melanjutkan kuliah di kampus milik keluarga Mas Gula. Kampus kesenian, Universitas Suralaya Gantari menjadi saksi bagaimana keduanya harus bungkam dalam hubungan.

"Semua harus kamu rahasiakan, saya enggak mau kamu malah dituduh masuk ke sini karena jalur orang dalam." Gul berkata sambil menatap ponsel di tangannya.

"Iya," jawab Ayu singkat. "Aku juga tau Mas Lala enggak mau ketauan punya istri gendut kayak aku kan?"

"Bisa stop panggil saya Lala?" kesal Gula merasa seperti teletubies kuning setiap kali Ayu memanggilnya seperti itu.

Sementara Ayu juga dapat hinaan akibat tubuhnya yang gemuk. Lalu tes pertukaran pelajar di Jepang mengantarkannya bertemu dengan Kanara Swara Mahardika, si suara malaikat kampus, meski sering kali Kana mencemooh tubuh Ayu, tapi Kana perhatian sekali.

"Makan, kalau enggak makan lo kurus gue kena marah sama nyokap bokap lo Yu," kana berujar sambil berikan sandwich tuna miliknya.

"Aku yatim piatu," jawab Ayu.

Kana menatap, terdiam, ia bahkan membuat roti yang ada dalam gigitanya melorot akibat terkejut. Merasa bersalah, tentu saja. Sementara Ayu malah tersenyum.

***

🍓PEMBUKAAN🍓

Aku melangkahkan kaki menuju rumah. Setelah lulus SMA sibuk mencari kerja sana dan sini. Kehidupan semakin sulit, apalagi setelah korona menyerang, ayah jadi sering sakit-sakitan setelah terakhir kali jadi lulusan covid-19. Ayah memang perokok berat. Ya, jadi tak heran paru-parunya semakin rusak setelah terpapar.

Aku sudah bekerja, menjadi talent berjualan online baju big size. Berjualan online selama tiga jam rasanya buat tenggorokan kering. Meski sudah minum dua botol besar. gajinya lumayan, apalagi kalau penjualan sedang banyak-banyaknya. Setidaknya aku bisa membiayai pengobatan ayah.

"Ayu!" teriakan Mbok Sur penjual pecel, tetanggaku mengejutkan.

"Kenapa, Mbok?" tanyaku kaget juga tiba-tiba dihampiri dengan tergesa.

Mbok Sur tak mengatakan apapun selain air mata yang berlinang dan menarik tanganku untuk mengikuti langkahnya. Kami melangkah menuju ke rumahku. Ramai, pintu rumah tertutup orang-orang aku tau sebagian besar tetanggaku. Ada apa dan kenapa?

"Kenapa tho Mbok?" tanyaku lagi.

"Bapakmu, bapakmu," ucapnya.

Aku berjalan cepat masuk, kungar Mbok mengatakan minggir. Aku berjalan masuk ke dalam rumah, di kamar ada bapak yang rebah. Di sebelahnya ada dokter yang duduk dan memeriksa. Lalu seseorang yang aku kenal adalah Om Jun, sahabat baik bapak.

Aku berjalan, lalu duduk di tempat tidu setelah dokter mempersilahkan. Mata bapak terpejam dengan tangan terlipat.tadi aku lihat dokter melakukan itu.

"bapak saya kenapa dok?" tanyaku.

"Bapak ini, terkena serangan jantung--" Ucapan dokter terhenti ketikan Om Jun menepuk bahu sang dokter.

Om Jun kemudian mendekat. "Yu, bapak kamu sudah enggak ada."

Aku menatap bapak, bapakku ada tepat di sebelah? Kenapa dibilang tak ada? Aku tau maksud kata lain dari apa yang diucapkan Om Jun. Hanya saja tak bisa aku terima arti lain dari kata 'enggak ada' yang terucap dari bibirnya.

Si Gembil Kesayangan Pak Dosen // [MYG/BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang