18.Taken🍒

109 12 3
                                    

Happy Reading🍒
.
.
.

Tak perlu perlakuan romantis jika dengan kata saja sudah mampu membuat hati berbunga

~Ika Puspita

Setelah beberapa saat mereka membelah jalanan yang tengah terguyur hujan akhirnya mereka sampai di depan rumah.

"Kak Rey, makasih ya", ucap Cheryl.

Reyfand hanya menjawab dengan anggukan kepala. Cheryl melipat selimut yang dikenakannya tadi kemudian melepas sabuk pengamannya. Cheryl turun diikuti Reyfand yang juga ikut turun. Hujan sudah reda, hanya menyisakan rintik-rintik kecil.

"Cheryl masuk dulu", pamit Cheryl.

"Tunggu", ucap Reyfand.

"Kenapa?"

"Cher"

"Iya?"

"Cher"

"Iya kenapa?"

"Cher"

"Kenapa kak?"

"Cheryl"

"Ishh kenap... "

"Jadi pacar gue"

"Maksu..."

"Oke, mulai sekarang kita pacaran"

"Kak..."

"Gue pulang dulu, masuk terus langsung mandi", ucap Reyfand sambil mengusap rambut Cheryl.

Reyfand langsung masuk ke dalam mobilnya kemudian melesat pergi meninggalkan Cheryl yang masih terpaku. Cukup lama Cheryl seperti kehilangan kesadarannya karwna pernyataan mendadak dari Reyfand.

"Tadi kak Rey nembak Cheryl?", gumam Cheryl.

"Jadi sekarang kak Rey pacar Cheryl? Terus Cheryl pacarnya kak Rey?"

Senyum Cheryl mengembang dengan sendirinya disusul pipinya yang kembali memanas. Cheryl menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

"Kyaaaaaaaaaa", teriak Cheryl sambil berlari memasuki rumahnya.

Di perjalanan pulang tidak ada hentinya Reyfand mengembangkan senyum yang langka ia tunjukkan. Bahkan sampai di rumahpun senyumannya belum juga pudar. Hal itu justru membuat seluruh penghuni rumah heran.

"Kakak kenapa sih?", tanya Tasya sambil meletakkan punggung tangannya di dahi Reyfand.

Reyfand tidak menjawab, ia hanya menepis tangan Tasya.

"Nggak panas loh padahal", ucap Tasya heran.

"Kayaknya perlu kita ruqyah deh dek siapa tahu tadi dijalan kesambet", ucap Dika bergidik ngeri.

"Iya kak, harus kita jampi-jampi dulu biar setannya keluar", ucap Tasya.

"Kalian ini, orang saudaranya senyum gitu tandanya lagi bahagia malah digituin", ucap Letta sambil menata makan malam di meja makan.

"Ya tapi kan nggak biasanya ma kak Rey kayak gini", ucap Tasya.

"Dia mah mau seneng apa sedih mukanya gitu-gitu aja tetep datar kayak tembok", ucap Dika.

"Huss nggak boleh ngomong kayak gitu", ucap Letta sambil berkacak pinggang.

"Kenapa Rey?", tanya Damian yang sejak tadi hanya diam menyimak.

"Gpp", ucap Reyfand cuek kembali ke wajahnya yang datar.

"Yahh berubah lagi kayak biasanya, kakak banyakin senyum deh. Keliatan lebih ganteng tauk", protes Tasya.

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang