20. David? 🍒

117 12 2
                                    

Happy Reading🍒
.
.
.

Kelihatannya belum tentu kenyataannya.

~Ika Puspita


Matahari bersinar dengan cerah ketika pagi tiba. Sinarnya bahkan mampu menerobos masuk jendela kamar Cheryl sehingga membuat penghuninya terbangun. Mata Cheryl menyipit berusaha beradaptasi dengan cahaya yang memaksa masuk.

"Sudah bangun?"

Suara seseorang pria membuat Cheryl menoleh dan mengembangkan senyumannya.

"Udah pi", jawab Cheryl.

"Masih sakit?", tanya Fandi sambil mengusap rambut Cheryl.

Fandi sudah tahu kejadian kemarin dari istrinya. Fandi menyesal kemarin tidak cepat pulang.

"Nggak pi, Cheryl kan strong woman", jawab Cheryl sambil terkekeh.

"Kepalanya masih perih? Katanya kemarin ditarik sama mama?"

"Lebih sakit yang di sini pi", ucap Cheryl menunjuk hatinya sambil tersenyum sendu.

"Jangan nyerah, akan ada kebahagiaan dari balasan rasa sakit", ucap Fandi sambil memeluk Cheryl.

Fandi tidak bisa berkata apa-apa lagi, lidahnya terasa kelu melihat penderitaan yang yang dialami Cheryl.

"Cheryl laper pi", ucap Cheryl sambil tersenyum lebar.

"Ayo turun, mami udah masak", ucap Fandi.

"Gendong", rengek Cheryl dengan pupy eyesnya.

"Udah tahu pacaran masih aja manja", ucap Fandi sambil terkekeh.

"Biarin pi"

"Nggak usah sekolah ya, kali ini nggak boleh bantah"

"Hm iya"

Fandi menggendong Cheryl turun menuju ke ruang makan dimana Ani dan Arya sudah menunggu di sana. Cheryl berbinar melihat makanan yang terhidang di atas meja.

"Udah baikan sayang?", tanya Ani menatap lembut Cheryl.

"Udah dong mi", jawab Cheryl sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"Mama baik-baik aja kan mi?", tanya Cheryl yang tiba-tiba berubah sedih.

"Baik kok, tadi baru selesai makan", jawab Ani menenangkan.

"Makan!", ucap Arya sambil menaruh ikan yang sudah dipisahkan dari durinya olehnya sendiri di piring Cheryl.

"Abang terbaik deh", ucap Cheryl tersenyum manis.

Setelah selesai sarapan semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Fandi sudah pergi ke kantor begitu pula Arya yang pergi ke sekolah. Sedangkan Ani pergi ke butik karena ada kepentingan mendesak. Tinggalah Cheryl yang tidak mempunyai teman. Daritadi yang ia lakukan hanya berguling-guling di kasurnya.

Hingga akhirnya ia bangun dan menyambar cardigan berwarna soft pinknya di gantungan belakang pintu. Ia berniat pergi jalan-jalan di taman sambil mencari jajanan. Meski tadi sudah diperingati untuk tidak pergi namanya juga Cheryl. Setelah berpamitan pada bibi dan pak satpam Cheryl berjalan menyusuri jalanan kompleknya. Matahari yang bersinar hangat dan angin sepoi-sepoi membuat perasaan Cheryl tenang. Embun pagi yang masih menempel di helain daun membuat Cheryl mengembangkan senyumnya.

My Cold BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang