TAC 10

247 34 22
                                    

- Sebenarnya semua hal yang terjadi di dunia ini pasti terhubung. Uniknya adalah terkadang itu memang sesuatu yang bisa di tebak atau malah akan menjadi sebuah kejutan.

Departemen Store,

Saat ini udara di Seoul mulai terasa dingin, terlihat banyak orang di jalanan mulai memakai baju-baju terhangat mereka. Mereka tentunya tidak ingin terserang flu ataupun demam, karena itu akan membuat mereka terhambat dalam beraktivitas. Terlihat sesosok laki-laki yang sedang berusaha mencari kehangatan dengan menggosok-gosokkan tangannya, melihat pemandangan di sekitarnya melalui kaca mobil dan kacamata hitam mahal yang bertengger di hidungnya. Dia terlihat kesal dan sibuk mengomel sendiri, dia mulai bosan hampir tiga puluh menit dia duduk diam di bangku kemudi.

" Aishh!!! Sebenarnya apa yang sedang dilakukan laki-laki tua itu? Dia sudah seperti ibu-ibu saja." ucap laki-laki itu sambil melepas kacamata dan membuka sedikit jendela mobilnya. Dia menyunggingkan senyum simpul saat hidungnya menghirup udara selain udara dari dalam mobilnya.

" Tahu begitu aku tadi ikut saja!! daripada aku menunggu seperti ini di tempat parkir." omelnya sekali lagi. Setelah itu dia terlihat menghela nafas panjang saat melihat ponselnya tidak mendapati notif dari orang yang ditunggu dari tadi, bahkan pesan itu belum terbaca sama sekali

Noona, apa kau sibuk? Bagaimana dengan pemotretanmu tadi? Apa aku boleh ke apartemenmu? Aku janji akan menyamar dengan sempurna hehehe.

Laki-laki itu terlihat murung saat melihat pesan itu belum terbaca sejak tadi. Dia mengerucutkan bibirnya sebal, angan-angan bisa makan malam bersama noona tersayangnya seolah melayang begitu saja.

" Kenapa kau lama sekali menjemputku? Aku bisa mati kedinginan di sini!!" hardik Seokjin setelah mobil adiknya berhenti di depannya

" Apa yang kau lakukan pada Jisoo noona?" tanya Jungkook tegas sambil menurunkan kaca jendela mobilnya.

Seokjin hanya menatap sesaat kedua bola mata adiknya itu. Di tatapan itu tersirat sedikit keposesifan terhadap gadis itu. Seokjin terkekeh sejenak dan menjawab "Sedikit bermain untuk mengakrabkan diri, dan hentikan tatapan itu!" jawab Seokjin sembari membenarkan sabuk pengamannya. Seokjin sekedar mengingat-ingat kejadian yang baru saja dia lewati, bagaimana dia bisa membuat gadis itu menjadi lebih waspada lagi terhadapnya.

" Bagaimana caramu mengakrabkan diri?" tanya Jungkook singkat, dan dia segera menyalakan mobil untuk meninggalkan tempat parkir ini.

" Sedikit menyadarkan dia tentang cara dia berpakaian layaknya seseorang yang murah." jawab Seokjin kelewat santai tanpa menoleh sedikit pun kepada Jungkook dan dia menyambung lagi perkataannya " Dia menginginkanku berteman dengannya, dan aku mengabulkannya."

" Lalu begitu caramu berteman hyung?" desis Jungkook sambil meremat setir kemudi mobilnya dan Seokjin memperhatikan semua sikap Jungkook lalu dia hanya tersenyum remeh dan kembali berkata

" Jika kau ingin memakiku langsung saja, tidak usah sampai meremat kemudi. Kemudi itu tidak akan merasakan apapun." kekeh Seokjin pada adiknya itu. Adiknya ini sulit sekali untuk langsung mengumpat pada dirinya, dan akan berakhir dengan suasana hati yang buruk sepanjang hari.

"Itu caraku berteman dengannya, dia menerimaku atau tidak ya, terserah dia." balas Seokjin sambil mencari sesuatu. Jungkook yang melihat itu hanya menghela nafas panjang,

" Aku membuangnya, makan saja manisan yang ada di situ." ucap Jungkook

Seokjin yang mendengar hal itu langsung saja mengumpati adiknya. Namun sepertinya Jungkook menulikan telinganya, terlihat bahwa dia sama sekali tidak memberikan respon pada hyungnya.

Truth and Choice (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang