- Terkadang apa yang kau tahu bukanlah sesuatu yang pasti benar -
Rumah Singgah
04.00 PM
Terlihat laki-laki yang sedang duduk di sebuah bangku di taman Rumah Singgah itu. Sejak tadi pikirannya bercabang tak menentu, kenapa dia mendadak ragu. Dia sudah diberitahu oleh dua orang kesayangannya jika apa yang dia lakukan ini tidak akan ada hasil pasti. Tapi, Seokjin tetaplah laki-laki yang keras kepala dia tidak menggubris apapun yang di sarankan oleh keduanya. Dia bahkan melupakan fakta jika seseorang yang akan dia sakiti nanti adalah orang yang begitu dirindukan oleh kedua orang kesayangannya itu.
" Seokjin~a bisakah kita bicara sebentar. Ada yang ingin kubicarakan ?"
" Ne Jaehyuk Ahjussi. Ada apa?" jawab Seokjin tenang
" Aishh!! sudah ku katakan berapa kali panggil aku Appa!! Apa perlu kulakukan hingga mulutku berbusa??!" hardik laki-laki yang bernama Jaehyuk, dia sangat gemas pada remaja laki-laki itu.
" Tapi ahjussi..."
" Sudahlah! Bisakah kau diam dan tidak membantahku kali ini saja? Dengarkan aku Seokjin~a, hiduplah layaknya remaja laki-laki berusia lima belas tahun pada umumnya, lupakan segala yang menyakitimu! Kau akan ku didik untuk bisa menguasi bisnisku dan ke depannya kau akan memiliki kehidupan yang layak." ucap Jaehyuk.
" Aku tidak bisa ahjussi. Semakin aku coba untuk melupakannya semakin membuatku teringat kelakuan mereka. Aku akan membalasnya!" ungkap Seokjin dengan geram
" Termasuk jika hal yang akan kau lakukan akan menyakiti sesuatu milikku yang paling kusayangi di dunia ini selain kau dan putra kecilku," ujar Jaehyuk putus asa
"..........." Seokjin terdiam sejenak dia kembali berpikir tentang keputusannya.
" Bagaimana Seokjin~a?"tanya Jaehyuk itu lagi.
" Iya..aku akan tetap melakukannya.!" ucapnya yakin
" Baiklah. Aku tidak akan melarangmu, tapi aku punya permintaan. Jika rencanamu telah selesai bisakah kau menjadi obat untuk keduanya. Kau pasti paham pada akhirnya kau akan menyakiti keduanya. Kau bisa berjanji kan?" pinta Jaehyuk penuh harap.
" Anda tidak marah?" tanya Seokjin heran
Laki-laki tua itu hanya tersenyum tulus dan kembali berkata " Marah atau tidak semua tidak akan mengubah keyakinanmu untuk saat ini, lagipula kaulah yang akan menanggung semuanya nanti sendirian. Jadi aku tidak bisa marah Seokjin~a. Tapi aku mohon dengan setulus hati, apapun yang terjadi di masa depan tolong jaga putra kecilku dengan tulus layaknya seorang adik." pinta Jaehyuk dengan lembut.
" Lalu, jika kau bertemu dengan dia tolong sampaikan bahwa aku selalu menunggu kehadirannya dan aku sangat mencintai. Dan tolong berikan hadiah ulang tahun yang tidak sempat kuberikan." pinta Jaehyuk sekali lagi.
" Itu hanya sebuah buku sketsa kosong dan seperangkat alat tulis. Bahkan sekarang dia mampu membeli yang lebih bagus dari yang kau belikan Ahjussi!," ledek Seokjin
" Hahaha kau benar! Tapi hanya itu saja yang mampu aku berikan padanya saat ini, aku harap dia tidak pernah melupakan impian itu. Aku ingin dia bersinar dengan impiannya itu,"
--------------------------------------------------------------------------------------------------
" Seokjin~sii"

KAMU SEDANG MEMBACA
Truth and Choice (END)
Fiksi PenggemarHidup kita berjalan terkadang hanya karena kebenaran yang ingin kita dengar dan memilih sebuah pilihan yang wajib kita pilih sampai mengabaikan apa yang sesungguhnya ingin kita raih