Kosong

686 59 15
                                    

Kosong

Story by Put_Lili
_____
________

_Hidup ini tidak pernah tentang melawan siapapun. Hidup ini, tentang kedamaian hati. Saat seseorang mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkanya. Seperti itulah aku sedang mencoba. Memahami setiap cerita yang terucap dari bibir mereka. Karena aku ingin. Tidak hanya tentang kita yang bahagia. Kuharap semua orang bisa merasakanya juga._

____
____

Suara petir yang menggelagar di luar sana seolah menyempurnakan kegundahanku. Keteguhan untuk tetap pada jalan yang telah aku pilih, mengakhiri cintaku pada Wang Yibo. Aku ingin memotong simpul rumit hubunganku dengannya. Dengan tanpa ragu, meski aku terluka. Setidaknya, itu adalah satu-satunya keputusan terbaik untuk semua orang.

"Kita bukan anak-anak lagi. Tidak seharusnya kita lebih menantang mereka," Kuberanikan diri untuk menatapnya dengan yakin. Berharap dia bisa memahami keputusanku.

Hembusan nafas kasar Wang Yibo seketika mampir di telingaku. Wajahnya tidak terlihat setenang biasanya. Barangkali dia sudah tau, jika aku berniat menyerah sekarang. Akan tetapi, dia masih diam tidak berkomentar apapun. Hanya menatapku dengan tatapan yang sulit kumengerti.

"Aku tidak bisa melihat kedua orang tua kita bersikap lebih keras lagi. Aku sudah tidak sanggup, Wang Yibo. Melihat ibuku menangis lebih banyak lagi." Kembali kulontarkan isi hatiku. Berharap Wang Yibo mau bersuara kali ini. Berhasil. Aku lihat Wang Yibo menarik nafas, dan kemudian mulai bersuara.

"Kau menyerah?" tanyanya dengan menatapku dalam-dalam.

"Maafkan aku karena menyerah sekarang."

"Apakah cintaku tidak cukup untuk membuatmu bertahan? Kita hanya butuh waktu untuk melunakan hati ibumu dan ayahku." Aku menggeleng. Memberikan jawaban ditengah dilemaku, dan kulihat Wang Yibo meremas rambutnya frustasi. Dia kemudian menundukan kepalanya. Menatapi marmer ruang kerjanya di bawah sana.

"Kenapa kita harus menanggung karma ayahku? Kenapa kita yang harus menangungnya?" lirih Wang Yibo.

Sejujurnya akupun tidak terima. Mengapa, harus Wang Yibo dan aku? Yang menerima karma mereka. Mengapa kesalahan ayah Wang Yibo harus kami yang menebusnya?

Aku dan Wang Yibo telah jatuh cinta cukup lama. Kita telah melewati hari-hari penuh tawa bersama. Mengukir kenangan indah di setiap waktu luang. Sampai akhirnya kita tau satu fakta. Bahwa ayah Wang Yibo adalah mantan tunangan ibuku. Ayah Wang Yibo adalah laki-laki yang telah menolak menikah dengan ibuku, di hari pernikahan mereka sendiri, demi memilih hidup dengan wanita yang dicintainya. Dan saat kedua orang tua kita saling tau hubunganku dengan Wang Yibo, mereka dengan keras menentang hubungan ini.

"Aku mencintaimu. Kau satu satunya orang yang telah membuatku berani bermimpi lebih bahagia lagi. Aku tidak mampu melepasmu. Sungguh. Jangan paksa aku untuk melepasmu." ucapannya barusan membuat hatiku berdesir ngilu. Tanpa dia mengatakannya, pun, aku sudah tau. Cintanya kepadaku memang tidak perlu diragukan lagi.

Aku melihatnya masih menunduk. Seolah ingin menyembunyikan seluruh perasaan kacaunya. Kuulurkan tanganku untuk menggenggam jemarinya. Mencoba menyalurkan keyakinan yang entah masih tersisa atau bahkan sudah tidak ada.

"Tidak semua cinta harus berakhir bahagia. Aku mungkin tidak bahagia sekarang. Tapi, akan kupastikan. Jika aku bisa bahagia tanpamu suatu saat nanti. Jadi kumohon. Kita akhiri saja sekarang."

"Xiao Zhan," Melihatnya memanggilku seperti itu, aku tau. Jika dia belum siap menghadapi situasi ini.

"Jangan memintaku untuk lari bersamamu. Karena aku tidak akan pernah bisa meninggalkan keluargaku. Terutama ibuku."

KONTES MENULIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang