Für Elise

3.1K 249 204
                                    

Seorang pernah berkata, "Kemampuan seseorang ada batasnya, jiwa akan pergi berarti manusia akan mati, kuat menjadi lemah dan muda menjadi tua."
Tapi bagiku, mencintaimu tidak mengenal arti sebuah batas.

Für Elise

Written By: Chikakooo_

Hujan membasahi jalanan. Udara lembab menurunkan suhu hingga dua derajat. Orang-orang berlalu-lalang mengeratkan jaket mereka, menggigil atau berlari ke cafe terdekat untuk penghangat dan segelas cokelat. Di dalam Beijing Music Hall, gema musik membawa ketegangan dan gairah, kecepatan terakumulasi dengan irama agresif.

Seolah tidak memperdulikan udara dingin di sekitarnya, jemari panjang menari diantara tuts hitam dan putih, sangat piawai dan lincah. Musiknya menyatu bersama langit, menggelegar tinggi hingga ke puncak nada. <Moonlight Sonata> pada C major terdiri dari tiga gerakan, alunan musim berkelok-kelok, mengalir dan bergelombang membawa gambaran suasana purnama, cahaya bulan keperakan memantul di permukaan danau Lucerne yang indah.

Wang Zhuocheng duduk di sudut hall, menyaksikan adiknya bermain dengan penuh penghayatan, ketika lagu setengah jalan, keningnya mengerut membawa tatapan sedih.

Meskipun Piano Sonata disebut lagu romansa dengan reprotoar mengagumkan dan indah. <Moonlight Sonata> kenyataannya adalah sebuah kisah kemalangan jiwa. Lagu ini diciptakan Beethoven ketika mengalami kepiluan dalam kisah cintanya tidak terbalas hingga membuatnya depresi di awal abad ke 18.

Adante ini memiliki tempo lambat dan lembut di awal, bermain-main pada nada rendah di tengah namun dihentak di akhir dengan irama kuat tidak terduga. Ketika dunia memetik kebahagian, Tuhan dapat mengambil segalanya dalam sekejap.

Dua hentakan nada jatuh bersama tetesan keringat di dahi pianis tampan itu. Lagu selesai dan beberapa anggota orkestra yang tersisa di aula musik tertegun hingga bisu beberapa saat. Wang Yibo, tidak memperhatikan orang di sekitarnya, matanya bertahan pada kedua tangannya yang gemetar. Ketika rasa sakit muncul di pergelangan tangannya, Wang Yibo mengerutkan kening tidak nyaman namun pikirannya mencoba tenang.

"Kamu memaksakan diri lagi, memainkan <Moonlight Sonata> ketika tanganmu masih cidera. Apa kamu ingin aku memotong tanganmu saja?" Wang Zuocheng tidak dapat menahan diri lagi, mengomel pada adiknya.

Alih-alih menjawab, Wang Yibo acuh tak acuh berdiri, menurunkan lengan jaket beludrunya bersiap pergi.

"Kamu mengabaikanku?" Wang Zhuocheng marah, "Setidaknya jawab aku kenapa kamu begitu bersikeras membuat resital di bulan oktober? Kamu masih muda, masih ada banyak waktu, dokter mengatakan untuk beristirahat setidaknya dua tahun!"

Wang Yibo meliriknya, berkata datar, "Aku ingin memainkan Für Elise¹ di hari ulang tahunnya." Kelopak matanya jatuh, ketika dia melanjutkan, "Aku sudah berjanji."

Wang Zuocheng tersedak dan tatapannya berubah rumit ketika dia melihat adiknya pergi dan menghilang di balik pintu.

Apartemen dua lantai di distrik Chaoyang itu sudah mereka beli tiga tahun lalu, ketika mereka berdua bertungan di Vienna Austria dan berjanji untuk hidup bersama. Kekasihnya juga seorang pianis, namun berbeda dengannya yang sudah pernah bermain bersama Philiharmonic Orchestra, kekasihnya hanya seorang pemain piano kecil di tim opera Beijing.

Wang Yibo ingat janjinya tiga tahun lalu, bahwa suatu saat, ketika dia berhasil menjadi konduktor, maka dia akan membuat resital dan memainkan lagu Fur Elise, membawakan cincin dan melamar kekasihnya di depan semua orang. Kekasihnya sangat bahagia dan berkata akan selalu menanti hari itu akan datang.

KONTES MENULIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang