A Painting Of You

468 43 14
                                    

By : MikasaKuruta

Helaan napas berhempus dari seorang pria sambil menatap pada canvas putih yang kosong, terlihat pula sudah beberapa lembar potongan canvas yang tergeletak di sampingnya dengan coretan tidak jelas. Terlihat keningnya berkerut menandakan pria tersebut berpikir keras mencari letak di mana kesalahannya. Kejadian ini aneh seakan ada sesuatu yang menahan sang pria untuk membubuhkan goresan dalam canvas tersebut.

“Zhan Ge, kau masih belum menemukan inspirasi?” Seorang pemuda yang lebih muda beberapa tahun darinya datang sambil memegang kipas. Xiao Zhan hanya tersenyum seakan ini bukan hal yang baru bagi dirinya.

“Aku mungkin tidak bisa mengikutinya tahun ini.” Xiao Zhan kembali menghela napas yang kesekian kali, melirik ke arah sahabatnya berharap akan diberi solusi yang mungkin sebenernya sahabatnya pun tidak tahu akan keberhasilannya. “Ji Li, apa yang harus ku lakukan? Aku ingin sekali mengikuti pameran seni musim panas ini. Kau tahu? Aku menunggu ini dari lama.” Mata Xiao Zhan sedikit berkaca-kaca seakan frustasi menghadapi kenyataan yang berulang kali terjadi.

“Seperti biasa kukatakan padamu, cobalah untuk refreshing! Aku sudah mengatakan berulang kali.” ujar Ji Li sambil mengipasi dirinya.

“ … tapi mungkin tidak akan berhasil. Tahun lalu juga begitukan?” Xiao Zhan merasa putus asa seakan ada sesuatu yang menganggunya. Sesuatu yang hilang, tetapi dia pun tidak tahu apa yang hilang.

Ji Li hanya mengelengkan kepala mendengar kekerasan kepala sang sahabat. “Lagipula apa yang salah dengan berlibur sedikit, para artis juga butuh istirahat, Gege. Oke aku tidak akan membahas ini lagi. Aku hanya ingin memberitahu bahwa ini sudah larut dan aku ingin mengunci studio ini.”

Xiao Zhan baru sadar bahwa dia telah melewati batas waktu dengan segera dirinya merapikan semua peralatan, tak lupa dia meminta maaf pada Ji Li. Langkah kakinya perlahan berjalan menuju apartementnya sambil menatap jalanan yang kosong. Tahun lalu dia sempat gagal juga mengikuti acara tahunan ini. Akan tetapi, Xiao Zhan masih disibukkan oleh project lain dan tidak terlalu menyadari sampai dirinya mencoba untuk melukis wajah manusia. Tangannya kaku saat mencoba menggambar sebuah wajah bahkan hanya terlihat wajah kosong tanpa ada perasaan di dalamnya, tahun ini dia tidak yakin dapat mengikuti karena tema pameran tahun ini berhubungan dengan sesuatu yang menyangkut tentang perasaan manusia sedangkan dia tidak dapat mengambarkannya.

Suasana semakin larut Xiao Zhan memutuskan untuk mempercepat langkahnya  untuk kembali ke apartement, sesampainya dia memutuskan untuk istirahat tapi sebuah dering telephone membuatnya bangun, melihat layar menampilkan nama seseorang yang penting, membuat Xiao Zhan tersenyum.

“A Zhan, apa kau jadi untuk ikut dalam pameran seni musim panas? Ibu akan berkunjung kesana untuk melihat karyamu? A Zhan baik-baik saja ‘kan?” Ada sedikit nada cemas terdengar dari sana.

Xiao Zhan menghela napas sebentar lalu melanjutkan perkataanya tapi sepertinya insting seorang ibu sangat kuat, “Aku baik-baik saja, Ma.”

“A Zhan, jika tidak bisa. Jangan dipaksakan, mungkin A Zhan butuh istirahat sejenak. Bagaimana dengan liburan?”

“Akan A Zhan pertimbangkan.”

“Baiklah, Ibu menyanyangimu.”

“A Zhan juga.”

Xiao Zhan merasakan bahwa yang dikatakan oaring-orang terdekatnya mungkin ada benarnya juga, dia butuh liburan. Mencari-cari tempat liburan disaat seperti ini sangatlah sulit di mana-mana semua penuh bahkan untuk penginapan ditambah pasti akan ramai. Sampai matanya melirik sebuah tempat yang tidak asing, mungkin dia harus mencoba ke sini.

KONTES MENULIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang