Fara tertawa saat memasuki kamar tadi, Popo. Si kucing gembul itu, tidur bersama dengan Carla.
"Itu Popo gak alergi bayi 'kan?" ujar Sabda berbisik di telinga kiri Fara.
"Astaga! Kamu ngagetin." Fara menepuk-nepuk dadanya dramatis.
Fara tergelak, "Kebalik, aturannya itu bayi gak alergi Popo 'kan?"
Sabda tertawa, begitupun dengan Fara.
Otak pengacara pintar Sabda, sudah mulai terkontaminasi isi kepala Fara yang isinya sengklek semua
Fara melanjutkan kembali kegiatannya membuka kado pernikahan mereka.
"Astaghfirullah, siapa sih yang ngas-" pekiknya, lalu segera menutup mulut karena sadar jika suaranya itu bisa saja membangunkan Carla.
"Apa?" tanya Sabda heran.
"Gak ada apa-apa." Fara menyembunyikan tangannya yang berisi kado ajaib itu.
Nyatanya Sabda bukan orang yang semudah itu percaya, Sabda merebut benda itu dengan kecepatan cahaya. Lalu membentangkannya di depan muka Fara, sebuah lingerie maroon yang tak elak membuat wajah Fara merona.
"Awas aja lo Mel!" dumel Fara dalam hati pada Melati si tersangka pemberi kado.
"Cuma baju tidur." ujar Sabda santai, bahkan kelewat santai.
"Baju tidur? Kamu pernah liat siapa tidur pakai baju ini?"
Sabda mengedikkan bahu, seolah tak ingin menjawab atau jika di jabarkan itu adalah bentuk penyimpanan rahasia.
Fara membelalakkan mata, "Kamu tu yaa. Mesum!" tangannya sibuk mencubiti perut Sabda hingga pria itu mengaduh.
Acara buka kado selesai setelah membuka satu kado lagi, Fara dengan cepat menyambar kado itu lalu membuka bungkusnya sebuah jam tangan couple beserta kartu ucapan. Yang membuat hati Fara berdesir.
To: Sabda ❤ & wife
Finally, congratulations on marrying my love. Seeing your struggle to move on from a sad experience of love, I was happy when I heard the news that you found your best partner. May the story of your love and her last forever.
Love,
Jesica
"Harus banget pake love-love, gitu?" dengus Fara setara dengan suara angin.
Sabda menoleh, "Kenapa?"
"Kado buat kamu ni." Fara memberikan kado itu pada Sabda.
Fara mendengar tangisan Clara, ia langsung mengambil bayi imut yang sedang menggeliat itu. Menggendongnya, membawa bayi itu keluar kamar. Tiba-tiba saja ruangan ini menjadi panas, ia harus keluar untuk mencari udara segar.
"Kemana?"
"Nenangin Carla." bohong, padahal nenangin hati sendiri.
Ternyata duduk di pendopo taman belakang memang semenyejukkan itu, perasaannya tentram. Namun, sedetik setelahnya ia malah terus ingat tulisan itu. Jika sudah punya pacar, lalu kenapa pula pria itu mau repot-repot menikahi perempuam seperti dirinya? Menyebalkan sekali.
Tiba-tiba Carla menggeliat dalam gendongannya. Fara melihat bayi imut itu.
"Anak Mami udah gak mau bobo lagi?" tanya Fara, sementara bayi imut itu hanya mengedipkan mata lalu tertawa.
"Yaudah kalau gak mau bobo, kita disini aja yaa. Nanti sore Carla ikut mami belanja, yeay." seru Fara seraya mencium pipi tembam Carla.
🍁🍁
Mereka bertiga sudah sampai di supermarket. Sabda mendorong troli sementara Carla di gendong Fara dengan gendongan bayi, jika di lihat-lihat mereka berdua terlihat seperti ibu dan bayi kangguru.
Setelah membeli semua perlengkapan rumah yang kurang serta buah dan sayur juga beberapa makanan ringan dan mie instan. Lalu siapa yang akan memasak itu semua? Tentu saja Sabda, tak perlu di pertanyakan lagi.
Fara mendorong troli yang hampir penuh itu menuju kasir, karena Sabda tak mau melepaskan bayi mungil itu setelah menggendong Carla sebentar tadi, tiba-tiba saja Sabda dengan Carla di gendongannya ikut mendorong troli berat itu. Fara tersenyum dalam hati, kenapa interaksi antar Sabda dan Carla harus imut itu. Sampai-sampai beberapa pengujung yang melihat juga ikutan gemas.
Setelah membayar, Sabda menenteng plastik belanjaan. Karena Fara sedang memakan es krim kesukaannya.
"Kamu kalau mau makan itu duduk dulu." tegur Sabda seraya menoleh ke belakang.
Fara menggeleng, "Males ahh. Lama." Ujar Fara mendahului Sabda.
Sebelum menuju parkiran, Fara berhenti saat melihat poster film yang di tunggunya selama ini akhirnya di tayangkam di bioskop Indonesia. Melihat Fara berhenti Sabda pun ikut berhenti, lalu mengarahkan pandangan pada poster film yang ada di hadapan mereka.
"Kamu mau nonton film itu?" tanya Sabda tiba-tiba.
Fara mengangguk antusias, "Minggu depan bareng Melati."
"Kenapa harus sama Melati, 'kan ada aku?"
Fara terkesiap lalu menoleh ke arah Sabda, "Kamu ngajak aku nonton?"
Sabda mengangguk.
"Aturannya kamu bilang, 'Istriku ayo nonton bareng aku?' gak romantis banget." ejek Fara, seraya berlalu meninggalkan Sabda.
"Jadi mau gak?" tanya Sabda lagi.
"Ajak dulu kayak yang aku bilang tadi."
Sabda mendengus, sementara Carla. Bayi itu hanya diam melihat perdebatan lucu dua manusia ini.
"Istriku ayo nonton bareng aku?" ujar Sabda dengan ekspresi jijik.
Fara tergelak, sampai perutnya sakit.
Benarkan, menuruti keinginan Fara sama dengan mempermalukan dirinya sendiri, kasihan Sabda.
🍁🍁🍁
Jesica adalahh.....
Ayo tebak-tebakan 😂
Selamat menebak..
Terimakasih sudah mampir ❤
Salam sayang..
Emak Sabda dan Fara ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Location [Completed]
RomanceBagi Fara menikah berarti belajar, belajar mencintai ia yang tak pernah di cinta, belajar menjadi yang terbaik, belajar bahwa semua tak lagi bisa ia lakukan sendiri. Bagi Sabda menikah berarti berlari, berlari meninggalkan masalalu, berlari dari sem...