Tak terasa sudah dua bulan berlalu semenjak hari itu, hari di mana Fara memasrahkan semuanya. Kini, semuanya terasa sama. Hari-hari tetap begitu-begitu saja, tak ada perubahan berarti baik dari Fara maupun Sabda. Bahkan pria itu sudah tiga hari ini berada di Lampung, untuk urusan pekerjaan.
From: Mas Sabda
Mau di bawain oleh-oleh apa? Aku hari ini pulang.
Fara mendengus malas, kenapa saat kata-kata Hana terngiang di benaknya Sabda selalu datang dan berhasil merusak moodnya saat itu juga.
To: Mas Suami
Gak usah.
From: Mas Suami
Yaudah deh, semangat bekerja kembali.
🍁🍁
Sabda menghela nafas panjang saat mendapat balasan chat dari Fara, sudah dua bulan ia selalu mendapat balasan chat dingin dari Fara. Entah apa penyebabnya, ia tak pernah bertanya pada Fara langsung. Mulanya ia fikir Fara sedang dalam mode mood swing, tapi ini sudah masuk bulan kedua.
"Yaelah, Sab. Baru tiga hari udah galau aja gak ada istri. Beda ya penganten baru." ledek Galih, teman Sabda yang juga sedang di tugaskan ke Lampung saat melihat room chat terakhir Sabda dengan Fara.
"Apaan sih Lih, gue bukan galau karena itu."
"Terus apaan dong? Sini cerita sama calon papa." sombong Galih sambil menpuk dadanya bangga.
Sabda meringis, tak meyangka jika ia memang punya teman sejenis Galih.
"Lo pernah gak sih, di diemin istri lo seminggu lebih?" tanya Sabda ragu.
Galih menoleh cepat, "Ya pernahlah. Pas beli consol game bareng kalian itu. Di diemin sebulan lagi gue, gak ada senyum-senyumnya."
"Terus lo ngelakuin apa buat bikin istri lo baik lagi sama lo?"
Galih berpikir sejenak, "beliin apa yang dia mau. Ya, walaupun habis itu siap-siap gaji lo sebulan abis sih."
"Bini lo marah?" tanya Galih memastikan.
Sabda mengangguk.
"Kenapa?"
Sabda menggedikkan bahu, ia memang tak tau alasan Fara mendiamkannya kenapa.
"Gila, udah sebulan lebih lo gak tau alasan istri lo marah? Parah lo Sab, parah."
Handphone Sabda berdering, nama Jessica tertera di layar.
"Lo masih ada hubungan sama Jesi?"
Sabda tak menghiraukannya, ia menjauh dari Galih lalu mengangkat telpon dari Jessica.
Setelah lima belas menit Sabda kembali, Galih langsung menyambut Sabda dengan tatapan mengintimidasi.
"Jadi?"
"Apa?"
"Lo ada hubungan apa Sab sama Jesi? Setau gue, lo udah nolak dia lima tahun lalu."
Sabda mengela nafas, "Feli."
Kedua bola mata Galih membulat, "Lo masih ada hubungan sama perempuan itu? Gila lo Sab, gila."
Sabda membeku, tak merespon apapun.
"Gue gak kebayang gimana perasaan Naya saat tau ini semua."
"Itulah kenapa gue belum siap buat kasih tau Naya semuanya!" ujar Sabda gusar.
Galih tertawa mengejek, "Lo mau kasih tau Naya semuanya, buat apa? Biar dia tau kalau lo ngebawa dia ke dalam kehidupan lo cuma sebagai pelampiasan?"
"Gue gak pernah bermaksud begitu, Lih!" bentak Sabda. Sabda pun tak tau harus bersikap bagaimana.
"Gue udah pernah bilang sama lo kalau itu semua terjadi bukan karena kesalah lo, Sab! Perempuan itu hamil di luar nikah bukan karena kesalah lo, dia hamil karena dia yang mau! Naya itu perempuan baik-baik, kalau sampai lo nyakitin dia gue yang bakal habisin lo. Gue kenal baik sama Naya, dia udah di anggap kayak adek sendiri sama istri gue. Jadi, sampai lo nyakitin dia. Lo abis sama gue, Sab!"
Setelah melontarkan kalimat penuh ancaman itu Galih pergi meninggalkan Sabda.
Sementara Sabda, masih membeku di tempatnya. Ia tak tau harus merespon bagaimana. Ia juga tak tau harus berbuat bagaimana. Yang ingin ia lakukan sekarang, meminta maaf pada Fara dan memeluk wanita itu walau hanya sedetik.
🍁🍁🍁
Huaaaaaaaaaa 😭😭😭😭 aku menages menulis part ini. Mamak merasa bersalah terhadap Fara 😭😭 maapin mamak.
Sabda anak Nachkal. Mari hujat Sabda..
Give you reaction disini yaaa..
Kalau aku sedih sih baca part ini dan aku bangga sama Galih.
Di part lanjutan bakal aku jelasin siapa Galih.
Salam Sayang..
Sekataa ❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Location [Completed]
RomanceBagi Fara menikah berarti belajar, belajar mencintai ia yang tak pernah di cinta, belajar menjadi yang terbaik, belajar bahwa semua tak lagi bisa ia lakukan sendiri. Bagi Sabda menikah berarti berlari, berlari meninggalkan masalalu, berlari dari sem...