43

3.5K 230 29
                                    

Tinggalin jejaknya, Please jangan jadi pembaca gelap ya 😎

Happy Reading 😚

***


" Eh.. maaf, aku kira kamu udah kebawah buat shalat berjamaah sama Papah. Kalau gitu aku keluar lagi deh, maaf ya. "Ervan, yang mendapatkan Elsa tercengang memandangnya. Namun baru dua langkah, namanya sudah di panggil oleh perempuannya itu. Ets.. bukan namanya, tetapi sebutan 'Pakpol' yang keluar dari mulut Elsa.

" Pakpol! "

" Bisa bantu buat lepasin perbannya nggak? "Tanya Elsa setelah berhasil menghentikan langkah lelaki itu.

Ervan membalikan tubuhnya menghadap Elsa yang masih berada dekat di depan pintu kamar mandi.
Ervan tersenyum kepada Elsa, padahal lelaki itu juga sedang kesulitan untuk berjalan, karena cidera di kakinya belum juga pulih sepenuhnya.

Ervan berjalan perlahan, ia membiarkan kakinya berjalan tanpa di bantu dengan tongkatnya.
" Di balkon aja, nggak enak kalo di dalam kamar berduaan gini..."Ervan, setelah ia berhasil berhadap-hadapan dengan Elsa.

Elsa menurut apa kata lelaki itu, ia berjalan mengikuti Ervan dari belakang. Tidak ada niat untuk membantu lelaki itu agar berjalan lebih cepat, karena Elsa sendiri pun sedang sulit berjalan akibat luka di kedua lututnya itu.

Mereka berdua sudah berada di balkon kamar, duduk santai di kursi yang sengaja Ervan taruh di sana, bersama meja bundar berukuran mini. Mereka saling duduk berhadapan. Elsa menyodorkan satu tangannya kepada Ervan,
" Maaf ya karena keadaan aku yang begini, jadi nggak bisa jagain kamu dengan baik, jadi nggak bisa buat lindungi kamu dari bahaya yang mengintai.. aku yang begini malah nyusahin kamu banget, Cha."Ucap Ervan, seraya membuka lilitan perban di tangan kanan Elsa.

Hal yang barusan lelaki itu ucapkan membuat Elsa mengerutkan keningnya, " Namanya juga musibah, nggak bakal ada yang tahu." Elsa.

Lelaki itu terus memutar perban agar terlepas dari tangan Elsa. Ia sangat berhati-hati agar jari-jarinya tidak menyentuh kulit tangan Elsa. Bukan karena alergi Elsa, melainkan ia tidak ingin bersentuhan jika belum saatnya. Ia tetap ingin menjaga Elsa, bukan menghancurkannya.

" Tapi ini salah aku juga, Cha..."Ervan, Elsa tidak menanggapi ucapan lelaki itu.

" Maksud dari  Status WhattSap kamu apa, Cha? "Tanyanya,

" Emang Tante Renata belum ngasih tahu apa-apa? "Tanya Elsa, Ervan  menggelengkan kepalanya tiga kali, " Waktu kemarin di rumah, Tante Renata nunjukin catalogue gaun pengantin ke gw, dan gw bingung .. nggak ada yang gw suka,  eh Tante Renata malah ngatur jadwal pertemuannya sama desainernya langsung, Minggu ini, tapi nggak tahu kapannya sih ... Yang pasti weekend. " Jelas Elsa.

Ervan telah selesai melepas perban di tangan Elsa, dan kini melepas baru perban di tangan Elsa yang satunya. Ia terkejut saat mendengar penjelasan dari Elsa, karena hal ini baru saja ia dengar dari Elsa. Orang tuanya tidak berbicara apa-apa tentang ini, tentang memilih Gaun pengantin!

" Itu mamah yang minta? "Ervan, Elsa mengangguk," Bener deh aku nggak tau apa-apa."lanjut nya.

" Lah gw kira lu udah tahu, bahkan gw kira ini rencana lu buat tiba-tiba nikah Cepet. "Elsa.

" Aku nggak tahu apa-apa. Maaf ya, nanti aku bilang ke mamah, buat nggak masuk ke dalam urusan perkenalan kita ini. Biar kamu aja yang atur ke depannya mau gimana, ya. "Ervan.

" Nggak usah lah, Pak. Kalo emang Tante sama mamah mau nentuin tanggal jadinya, dan mau di percepat ... Ya mungkin ini jalannya buat kita bersatu lebih cepat. Dan mungkin pilihan mereka adalah yang terbaik buat kita kedepannya. " Elsa.

🌺Caraku Mencintaimu🌺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang