51

2.7K 198 22
                                    

Tiba-tiba saja sepasang matanya melihat dua orang anak berusia sepuluh tahun sedang mengorek tong sampah yang terisi penuh oleh berbagai jenis sampah masyarakat.

" Stop! " Ucapnya kembali membuat Aldo menginjak pedal rem-Nya dengan dadakan. Kali ini Syifa berhasil menahan keningnya agar tidak terpentok. Saat mobil sudah berhenti, tanpa sepatah katapun Syifa keluar dari mobil.

" Mau kemana? "Aldo, tapi Syifa tidak menghiraukan pertanyaannya itu. Ia tetap keluar dari mobil.

Kedua mata Aldo memperhatikan Syifa yang berjalan menyebrangi jalanan ibu kota. Kemudian ia ikut keluar dari dalam mobil, tidak untuk menyusul perempuan itu. Dari kejauhan, kedua mata Aldo melihat dengan jelas bahwa Syifa menghampiri dua anak jalanan yang sedang mengorek-ngorek sampah. Aldo juga dapat melihat betapa akrabnya anak-anak itu kepada Syifa.

Aldo masih dalam posisinya dari sebrang sana, kini ia berdiri di samping mobilnya sambil menyandarkan tubuhnya di mobil. Ia juga masih memperhatikan Syifa yang sedang berbicara kepada anak-anak jalanan, dengan raut wajah yang berubah penuh dengan amarah.

Aldo berjalan menyebrangi jalan,  menyusul Syifa yang hendak melangkah pergi dari sana bersama anak-anak jalanan itu.

" Mau kemana? " Tanya Aldo, meraih pergelangan tangan Syifa untuk menahan langkah kaki perempuannya.

" Aku ada urusan sama anak-anak ini, kamu beli bajunya bisa sendiri kan? "Syifa.

" Aku temenin kamu,"Aldo.

" Naik mobil aku, kasih arahan ke aku tujuan kamu kemana. Biar aku anter, "lanjut Aldo.

Syifa tidak ada pilihan lagi selain mengikuti apa yang Aldo katakan tadi, karena jaraknya saat ini dengan tujuannya lumayanlah jauh. Rumah kasih adalah tujuan utamanya.

Aldo menuntun mereka bertiga untuk mengikutinya dan mempermudah mereka untuk menyebrangi jalanan ibu kota yang tidak pernah sepi. Mereka sudah berada di dalam mobil. Tetapi saat berada di dalam mobil, Syifa malah memberikan ocehan kepada anak-anak itu.

" Kalian kenapa nggak bilang ke kakak kalo Dimas kabur dari penjara?! Seharusnya kalian bisa bilang ke kakak, Balqis, atau Echa. Risky kemana? Kenapa dia nggak ada buat jagain kalian? Kenapa nggak ada informasi sedikitpun ke kakak kalo Dimas suruh-suruh kalian buat cari uang kaya gini?! "Syifa.

" Ma...maaf, kak, kita semua di ancam sama kak Dimas supaya nggak ngadu ke kakak-kakak pengurus rumah kasih, apalagi ngadu ke kak Syifa dan kak Echa... Kalo sampe kak Dimas tahu kita ngadu, kita bakal di siksa kak.."

" Bang iky juga udah jarang ke rumah kasih semenjak kak Echa makin nempel sama Pakpol, kak. Terus kemarin juga kita sempet liat bang iky di keroyok sama teman-temannya kak Dimas waktu mau ke rumah kasih. Tapi cuma bisa liatin dari jauh kak. "Lanjutnya

" Astagfirullahaladzim.." itulah yang mampu Syifa ucapkan sekarang. Ia tidak menyangka bahwa semua akan menjadi seperti ini, anak-anak yang selama ini ia dan teman-teman kampusnya mengurus mereka,  dan anak-anak rumah kasih ini tanpa sepengetahuannya sedang di jajah oleh orang yang pernah ia percayai untuk menjaga mereka. Dimas.

" Iya gitu istighfar ... Kamu tenangin diri dulu, biar mereka berdua yang arahin aku buat ke tujuan kamu, karena kalo nggak gitu kita nggak akan gerak dari sini.. "Aldo. Memang saat ini mereka masih berada di tempat yang sama. Walau sudah berada di dalam mobil, Aldo belum mengendarai mobilnya karena Syifa masih dalam amarahnya dan tidak memberikan arahan apa-apa kepadanya.

"  Maaf ... Abisnya kesel banget sama Dimas, kamu tahu Dimas, kan? Dia kabur dari penjara dan malah suruh anak-anak rumah kasih buat hasilkan uang? "Syifa.

🌺Caraku Mencintaimu🌺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang