50

3.3K 203 16
                                    

Vote!

Happy Reading guys🤗🤗

***

Saat Elsa terbangun dari tidurnya, ia tidak melihat kedua orang tuanya, Nisa, dan juga lelaki yang membuatnya jatuh cinta. Di rumah ini hanya ada ART, supir, dan dirinya. Elsa pun duduk di kursi meja makan, bukan berniat untuk sarapan melainkan ia menaruh dagunya di atas meja makan, tangannya pun ia taruh di atas meja.

" Non mau makan? Biar bibi siapkan, non bisa cuci muka dulu.."

" Nggak bi. Oh iya Bi, Mamah sama papah kemana? Tumben banget masih pagi gini udah nggak ada di rumah, padahal weekend. "Elsa.

" Ibu dan Bapak lagi olahraga bareng Nisa dan pak Polisi, Non. Di depan komplek kok, kata Ibu dan Bapak kalau Non mau nyusul, silahkan. " Jawabnya yang kini sedang mencuci perabotan dapur yang kotor sehabis memasak.

" emmm nggak ah magerrr"Elsa. (Mager: Malas Gerak)

Elsa memejamkan kedua matanya dengan kepala yang masih bertumpu di atas meja makan. Dalam sekejap bayang-bayang Ervan datang kedalam pikirannya, lebih tepatnya  bayang-bayang di saat pertama kali mereka bertemu di hadapan kedua pasang orang tua mereka dan rekan-rekan polisinya Ervan.

Pada saat itu Elsa benar-benar melihat dengan jelas wajah Ervan yang merasa bersalah karena harus datang terlambat.  Lelaki yang memiliki attitude baik adalah idaman setiap perempuan, dan itu tentu dimiliki oleh Ervan.

Sudah pasti Ervan memiliki Attitude yang baik, karena setiap Abdi Negara harus mempunyai attitude yang baik bahkan lebih tinggi dari attitude individu lainnya. Kepribadian yang Ervan miliki ini tentunya turun dari kedua orang tuanya yang sama-sama mempunyai Attitude yang baik. Kedua orang tuanya seorang pebisnis, jadi tidak mungkin jika tidak memiliki Attitude baik.

Hampir semua sifat dan sikap baik di miliki oleh Ervan, termasuk cara Ervan mencintai Elsa. Ia benar-benar tidak memaksa Elsa untuk cepat menentukan tanggal resmi mereka. Yang terpenting bagi Ervan adalah Elsa dapat mencintainya tanpa suatu keterpaksaan. Walau awal perkenalan mereka pun Elsa memang menerimanya dengan sedikit paksaan dari hati kecilnya.

Sambil berbicara, Elsa membuka kedua matanya," lucu itu lho awal-awal kenal sama dia tuh... Polisi yang aneh, walaupun di depan publik dia tuh tegas, tapi pas di depan keluarganya yaa gitu ... apalagi di depan gua, suka tiba-tiba ngegombal, bikin emosi, bikin naik darah, bikin khawatir, bikin bodo amat, ehh malah bikin sayang juga. "Elsa, tanpa sadar ia berucap seperti itu. Ia juga sudah berdiri dari duduknya, dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah. Selama  berbicara pun, ia tidak sadar bahwa masih ada ART nya di dapur. Dan, memperhatikannya dengan aneh.

" Kenapa setiap orang yang lagi ngerasain jatuh cinta, suka tiba-tiba jadi nggak waras gitu? Haduhh non.."Lirihnya sambil memperhatikan kepergian Elsa dari dapur.

Saat sudah berada di ambang pintu, Elsa dapat melihat kedua orang tuanya, Nisa, dan juga Ervan sedang berjalan masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Elsa melihat  satu persatu pada wajah ketiganya, terdapat tawa dan  senyum yang sumringah.

" Olahraga nggak ngajak-ngajak! "Elsa, berdiri menghadang pintu masuk dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada.

" Ulah hees bae makanna geh! minggir... Hareudang yeuh Mamah hayang ngibak."Tante Dhita. Meminta putrinya untuk menyingkir dari pintu, yang menghalangi langkahnya untuk ke dalam rumah.

" ntar dulu... Tadi kenapa pada senyum-senyum gitu?,"Elsa.

***


Elsa masih bingung dengan kedua orang tuanya dan juga Ervan, karena kemarin setelah berolahraga mereka menunjukan senyum yang begitu sumringah. Dan, pertanyaan yang ia lontarkan pun tidak di jawab oleh ketiga nya. Sore ini tiba-tiba saja Ervan mengajaknya untuk pergi keluar. Padahal ia harus pergi ke rumah kasih untuk menengok keadaan anak-anak jalanan yang tinggal di sana. Karena sudah beberapa Minggu ia tidak menengok anak-anaknya di sana.

🌺Caraku Mencintaimu🌺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang