Mendung-23

125 34 1
                                    

Setelah kepergian ibu dan neneknya, hanya ada satu hal yang Hujan sukai di dunia ini. Senyap. Karena setidaknya dalam senyap Hujan bisa menikmati sisi tenang dari dunianya yang riuh dan dipenuhi intrik. Tidak peduli betapa banyak luka yang memenuhi ruang hati Hujan, setumpuk dosa yang akan sulit untuk ia sucikan, dalam senyap Hujan bisa mengabaikan semua itu. Membiarkan pikirannya mengembara dalam jutaan andai-andai yang ia rangkai tiap kali mata terpejam sedangkan telinga terbuka lebar menikmati senyap.

Tapi setelah bertemu Bona, Hujan harus mengucapkan selamat tinggal pada segala bentuk senyap dan keheningan.

Karena suara, umpatan, serta tawa gadis itu kini tidak bisa jauh dari Hujan. Seolah semua bunyi sumbang yang bersumber dari gadis bodoh satu itu adalah sound track dalam hidup Hujan.

Hujan hanya bisa memejamkan mata pasrah saat mendengar suara gaduh yang ditimbulkan oleh guyonan receh seorang gadis pada penjaga perpustakaan. Tawanya merebak ke seluruh ruangan, membuat Hujan merasa baru saja mendengar suara terompet sangkakala yang menandakan datangnya akhir zaman.

"Aku janji besok bakal balikin buku mbak! Sekarang aku lagi sibuk. Babay." Usai memberikan jutaan dalih yang menjadi sebab Bona tak kunjung mengembalikan buku mbak Mina selama berminggu-minggu, gadis itu langsung ngacir ke sudut perpustakaan. Mencari keberadaan sosok tidak kasat mata yang sejak awal menerima status sebagai siswa SMA Diponegori selalu menghuni pojok ruangan.

Bona berniat mengembalikan jaket Hujan yang super kebesaran di badannya. Semula Bona ragu untuk mengembalikan jaket satu itu, terlebih saat ia tahu bahwa jaket yang Hujan pinjamkan merupakan produk sebuah merk ternama yang tentunya kalau Bona jual akan menghadirkan lembaran uang yang dapat Bona pakai jajan di Sephora. Tapi tentu saja karena Bona rajin salat, mengaji, dan takut dimurka Allah, dirinya memutuskan untuk mengembalikan jaket mahal itu pada pemiliknya.

Bona berhenti melangkah saat menemukan seseorang berseragam SMA tengah duduk di sudut perpustakaan seraya menatap suasana langit siang lewat jendela. Semilir angin musim kemarau secara lembut menerpa rambut hitam legam cowok itu hingga bergerak gemulai. Mendadak Bona merasa sesak napas, bagaimana bisa Hujan tiba-tiba jadi seganteng mas Mark Lee?!!

Oke maaf kawan-kawan sepertinya sepulang sekolah Bona harus mampir ke optik langganannya, karena sepertinya keseringan menonton drama Korea membuat mata Bona semakin rabun.

Bona menarik napas panjang dan membuangnya lewat belakang—tapi nggak bau kok tenang aja. Ia tidak bisa membiarkan dirinya goyah hanya karena melihat penampakan Hujan yang terlihat ganteng saat sedang tidak mengomentari hidup Bona dengan omongan nyinyirnya. "I found a love... for me..." Bona melanjutkan langkah seraya bersenandung.

Hujan memalingkan kepala ke arah gadis itu, dalam hati Hujan menggerutu. Mengapa lagu romantis satu ini terdengar seperti rintihan kuntilanak saat Bona yang menyanyikannya? Hujan menutup kembali buku yang sebelumnya ia baca, kemudian menatap Bona dengan raut muka datar. "Gak usah nyanyi, jangan bikin Ed Sheeran jadi orang nggak beruntung karena lo nyanyiin lagu dia," cibir Hujan yang langsung berhasil membuat Bona mengatupkan bibir.

Ketampanan yang semula melekat jelas pada aura seorang Narasi Hujan kini Bona tendang jauh-jauh. Sampai kapan pun selagi Hujan masih tidak bisa mengontrol mulut, maka selama itu pula Bona akan amat sangat ogah mengakui ukiran apik yang terpatri di wajah cowok itu.

Dengan bibir tertekuk Bona menarik kursi yang berhadapan langsung dengan Hujan, jika saja pertengkaran berbasis baku hantam di sekolah diizinkan, maka Bona sudah melempar muka Hujan dengan sepatu. "Jujur sama gue, lo sebenarnya admin lambe turah, kan?" Tanya Bona dengan tatapan mengintrogasi. "Dan satu lagi katanya lo bisa ngeretas data siapa aja. Kalau iya, kasih tahu gue siapa yang baru-baru ini ngilangin instagramnya Kekeyi? Atau jangan-jangan elo!" Lanjut Bona dengan menjatuhkan Hujan tuduhan baru.

Narasi Hujan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang