Mendung-06

154 37 0
                                    

Sudah satu jam Hujan berdiri di belakang, memandangi dua perempuan yang asyik dengan dunianya sendiri hingga lupa akan keberadaan Hujan.

Bagaikan kakak adik yang sudah lama tidak bertemu, Bona dan Luna tidak henti bercengkrama hingga tertawa riang. Keduanya menghabiskan waktu dengan bermain di area time zone. Tanpa pedulikan usia yang sudah tidak pantas lagi disebut anak-anak, Bona menemani Luna menjajal berbagai permainan. Dan kini keduanya nampak begitu serius memandangi capitan yang menggelayut di sebuah kotak kaca.

"Luna mau boneka yang mana?" Tanya Bona tanpa menoleh ke arah Luna, matanya hanya tertuju pada kotak kaca berisi setumpuk boneka di hadapannya.

"Yang itu, kak! Luna mau ice bear!" Dengan riang Luna menunjuk sebuah boneka beruang kutub yang tidak lain adalah tokoh kartun We Bare Bears.

Bona mengangguk, dengan penuh kehati-hatian ia menggerakan tuas yang mengarahkan capitan pada boneka yang Luna inginkan. Setelah capitan itu menyentuh bagian telinga boneka, dengan tanpa sabaran Bona langsung menekan tombol di sampingnya untuk mengangkat boneka tersebut. Namun alih-alih berhasil menghadiahkan Luna dengan sebuah boneka, Bona justru harus menelan pil pahit lantaran mesin itu kembali menjatuhkan boneka yang sebelumnya sudah berhasil Bona angkat. Gadis itu mendesah kesal seraya mengacungkan jari tengahnya ke arah claw mechine. "Fuck you pisan mamen!" Sejak zaman Belanda masih menjajah Indonesia hingga zaman dimana virus Corona mewabah, Bona tidak pernah sekalipun berhasil menaklukan Claw mechine. Hal ini membuat Bona merasa ada konspirasi dunia di balik permainan legendaris ini.

Sementara itu Luna hanya terdiam menatap Bona memaki claw mechine yang tidak akan pernah merespon makiannya. "Kak Bona kenapa?" Luna bertanya dengan polos, membuat Bona sadar bahwa dirinya baru saja kelepasan berkata kasar di depan anak kecil. Ia langsung terkekeh geli seraya menggaruk tengkuknya.

"Ngh... nggak kok—"

Sementara itu Hujan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah asli Bona yang mulai nampak. Jika Luna terus dibiarkan bersama Bona, mungkin lama kelamaan sifat absurd Bona akan ia tularkan pada Luna. Sebelum akhirnya Luna menjadi seperti Bona, Hujan langsung memberikan pertolongan pertama. "Kak Bona tadi kesurupan." Hujan yang sejak tadi hanya diam menonton, kini datang mengambil peran. Bahunya mengantam bahu Bona hingga gadis itu tergeser ke belakang. "Hujan bisa kasih Luna ice bear," tutur Hujan seraya tersenyum. Senyuman manis yang bagi Bona lebih mirip dengan senyuman Anabelle.

"Hijin bisi kisih Lini is bir." Bona berdecak remeh. Baginya Hujan tidak lebih dari superman yang lupa pakai sempak di luar.

Hujan melirik Bona sinis. Tanpa pikirkan cibiran dari gadis itu, Hujan mulai melancarkan aksinya. Laki-laki itu menatap tajam ke arah capitan, lantas mengarahkan tuas pada sebuah boneka yang tergeletak di sudut kotak. Dan tanpa perlu trik aneh-aneh, Hujan berhasil mendapatkan boneka yang menjadi incarannya. Boneka berwarna putih itu keluar dari bagian bawah box dan dengan sigap Hujan mengambil dan memeberikannya pada Luna.  "Nih buat Luna."

"Makasih Hujan..." Luna menyambut pemberian Hujan dengan perasaan riang. Tanpa menunda waktu gadis kecil yang belum genap berusia 5 tahun itu mendekap boneka barunya.

Bona melongo tidak percaya tak kala menyadari bahwa Hujan mampu menaklukan claw mechine, mengalahkan dirinya.

Hujan mengusap rambut Luna, kemudian menoleh ke belakang dan berhasil menangkap ekspresi ternganga Bona. "Lo emang cupu dalam segala hal," cela Hujan sambil tersenyum remeh.

Kedua mata Bona mencelang, ia tertawa sejenak sebelum akhirnya menatap Hujan kesal. "Songong banget lo!"

Hujan tersenyum licik, kemudian tanpa menyahuti Bona ia kembali mundur ke belakang.

Narasi Hujan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang