6 : Impact

492 96 320
                                    

Impact

"Hadirmu itu indah, melengkung warna warni menghiasi langit biru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hadirmu itu indah, melengkung warna warni menghiasi langit biru. Setelah langit menangis, kau hadir menenangkan memberi ceria."_Arion Narendra.

Backstreet Relationshit

•~----~•

Gumpalan awan di langit biru pagi ini terlihat begitu indah membentuk gambar abstrak, seakan-akan membuat Bella ikut terhanyut dalam pesonanya.

Di dalam kelas, Bella duduk termenung menopang dagu dengan pandangan menatap lurus ke luar jendela. Sekelebat bayangan Bian terus saja menghantuinya.

"Woi! Diem-diem bae." Meira tiba-tiba datang mengejutkan Bella.

Bella masih diam. Tidak merespon perlakuan Meira. Moodnya benar-benar buruk hari ini. Pertengkarannya dengan Bian benar-benar memberikan dampak yang sangat tidak baik.

"Mikirin apaan, Bel? Dosa, ya? Wagilaseh ... Lo punya banyak dosa sama gue," seloroh Meira. "Segunung, Bel. Dari kita pertama kenal sampai jadi sahabat kayak gini, dosa lo makin hari makin nambah," ujarnya lagi.

Bella masih diam. Bibirnya semakin terkatup rapat. Ucapan Meira seakan-akan hanya angin lewat.

"Eh, iya. Gue lupa mau terusin curhat gue sama lo." Meira tiba-tiba terlihat lebih antusias. Matanya berbinar seperti lampu neon. Posisinya berputar enam puluh derajat menghadap Bella.

"Gue suka sama cowok Bel. Akhirnya gue ngerasain jatuh cinta lagi setelah sekian lama. Ternyata gini ya, indahnya jatuh cinta pada pandangan pertama." Meira menatap langit-langit kelas dengan senyum mengembang.

Bella masih diam dengan pandangan yang sudah beralih menatap Meira. Berusaha menjadi pendengar yang baik walaupun perasaannya sedang kacau. Memasang telinganya baik-baik sebelum Meira berteriak kencang.

"HUAAAA ... I'm Fall in love guys ...."

Nah, kan. Bella sudah hafal tabiat Meira bagaimana. Temannya itu selalu berlebihan saat menceritakan sesuatu pada Bella.

"Sumpah ya, Bel. Waktu dia tolongin gue dari lemparan baru, keren banget. Terus ya, terus... pas dia rangkul pinggang gue. Aduuh ... Jantung gue kayak mau lompat dari tempatnya." Meira semakin kegirangan mengingat momen indah dan tidak akan pernah dia lupakan. Kejadian itu selalu saja membuat Meira senyum-senyum sendiri.

"Pas aku gigit es itu kayak ada bunyi ngiitt ...," kelakar Bella yang menirukan iklan di televisi.

"Gue lagi serius tahu," protes Meira. Kebiasaan Bella kalau Meira sedang curhat selalu begini. Jarang dibawa serius.

"Siapa sih bocahnya? Kak Radar ya?" tebak Bella penasaran. Pikirannya jatuh pada Radar karena memang Meira selalu mengagumi Radar yang selalu berbuat onar di sekolah.

BiBel Backstreet Relationshit [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang