LE -37-

20 2 0
                                    

Hans menatap ke arah jalanan yang baru ia lewati, suara serombongan mobil membuat fokus mereka teralih.

"Mereka datang," lirih Hans pada Kenn yang langsung direspon Kenn dengan anggukan pelan.

"Entah aku yang salah atau mereka yang memang berniat untuk ini," ujar Kenn tidak yakin dengan kedua pilihan yang ia ucap.

"Tidak penting sekarang. Aku akan membawa keluargaku ke rumah Nenek Clarion, aku akan datang menyusul segera." Hans bergerak cepat, ia mengarahkan orangtua dan adiknya menuju rumah Clarion untuk tetap di sana.

Kenn minggir, dari mobil itu keluar agaknya lebih dari dua puluh orang berpakaian formal polisi, dengan senjatanya yang lengkap. Salah satu yang terdepan mendekat ke arah Kenn.

"Kau, Kennedy Aurgent?"

Kenn mengangguk.

"Sebagian dari pihak kami sudah menuju markas utama."

Kenn mengangguk lagi. Kemudian mempersilakan mereka untuk masuk melalui lubang yang sengaja dibuat oleh para orang itu. Dan dengan cepat dan sergap sekelompok orang itu masuk dan mengejutkan orang-orang Mac yang langsung mereka angkat senjata mereka.

"Angkat tangan!"

Sesaat semua berubah tegang. Mereka terkejut dan langsung menuruti perintah. Semua mata menatap sekelompok itu yang mulai menyebar dan memborgol satu persatunya.

Hans dan Kenn hanya menatap datar tak percaya. Ternyata semudah itu membuat mereka tertangkap?

Hanya tersisa Julian yang berdiri di sudut ruangan dengan wajah panik. Tingkahnya benar-benar tidak terkontrol dan ia terus memundurkan dirinya saat melihat teman-temannya dibawa menuju keluar diiring oleh para polisi. Ia menarik ponsel yang berada dalam saku celananya, mengetikan pesan singkat pada nomor teratas. "Goodbye."

"Ikut kami." Setelah pesan terkirim, ia menyadari dua orang sudah menggiringnya menuju suatu tempat. Di sana ia banyak menyesal, termasuk mempercayai Mac!

Tidak ada penolakan. Atau bahkan satu katapun terucap dari sana. Mereka seolah benar-benar merasa bersalah dengan apa yang telah mereka perbuat. Setelah ruangan yabg tadinya berisi penuh oleh orang, kini hanya menyisakan tiga orang, Hans, Kenn, dan Reizdo.

"Terima kasih atas bantuannya. Kurasa mereka akan mendapat hukuman yang sangat lama. Untuk sikapku tadi, kuharap kalian bisa memaafkan. Aku sudah mengetahui dari CCTV yang dibajak seseorang. Kurasa hanya itu, aku akan kembali menangani semua ini. Sampai jumpa, semoga hari kalian menyenangkan setelah ini."

Reizdo mengulurkan tangannya kepada masing-masing. Tersenyum dan dibalas hal yang sama.

"Aku berterima kasih atas tindakan yang kau lakukan, kupikir kalian tidak akan melakukannya, tetapi ini benar-benar membuatku terkejut."

"Bukan masalah."

"Maafkan aku, Tuan Reizdo. Aku terlalu mencurigaimu."

Reizdo tersenyum. Kemudian berpamit untuk segera menyusul teman-temannya.

Hanya tersisa Hans dan Kenn yang saling menatap. "Aku harus menemukannya sekarang juga," desisi Hans sembari melangkahkan kakinya.

"Ide yang bagus."

♠️

Willy dan semua yang bersama kembali menuju rumah Hans, kali ini Rutherford merencanakan sesuatu. Tiba-tiba mereka mendapat tumpangan ke arah yang sama. Jadi mereka menerimanya dengan senang.

Willy, Grace, dan Emily belum bertemu dengan Ibu Kenn ataupun adiknya, ego mereka memaksa untuk sebuah keadilan. Ya, keadilan itu akan diadili hari ini juga, mengenai pengakuan mengejutkan dari Franklin. Siapa yang menyangka? Tidak ada.

Last Earth [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang