#1. Sekolah Sihir

438 21 4
                                    

Pagi yang cerah di imbangi oleh sejuknya udara ditempat ini, langkahku berjalan menuju sekolah sihir, ditemani kicauan burung di pagi hari memberiku semangat, untuk berjuang di hari pertamaku, di sekolah para penyihir ini.

Oiya namaku Zen, aku adalah penyihir dari kasta rakyat biasa, dunia ini terbagi menjadi dua Kasta yaitu kasta bangsawan dan kasta rakyat biasa.

Ayahku seorang pandai besi, ia membuat senjata untuk bertarung, dan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. Walau kami dari kasta rakyat biasa, kami tetap bisa hidup bahagia kok.

Langkahku terhenti didepan gerbang sekolah para penyihir ini, bentuknya mirip seperti kastil sebuah istana kecil. Tapi bagiku sekolah ini sangat besar sekali bentuknya.

" woh! " seruku kagum melihatnya.

Setelah aku mengatakan hal itu, para siswa yg memakai seragam sekolah berwarna putih, berbisik seperti sedang meremahkan diriku ini.

" lihat-lihat anak rakyat biasa itu! "
" haha, dia seperti baru melihat hantu saja yah. "
" haha.. "

Walau suara mereka masih dapat ku dengar, aku tidak terlalu menanggapi mereka, malahan akupun pergi menuju kelapangan sekolah ini.

Disana ada Mading sekolah, para siswa dapat melihat pengumuman ruang kelas masing-masing sesuai dengan namanya. Jariku menunjuk dari atas sampai bawah lembar penguman ini, mencari dimana namaku berada.

" hmm.. Ah, ini dia! "

Nama : Zen
Kelas : 3-A
Elemen : Petir.
Senjata : Pedang.

" oh, aku berada di kelas 3-A yah! "

Lalu pergilah aku mencari dimana ruang kelas 3-A tersebut. Dari belakangku para siswa yang berseragam serba putih, mereka dari kaum bangsawan sedang menceritakan diriku lagi.

" eh, diakan dari kaum rakyat biasa. Kenapa dia bisa berada di kelas elit, kelas 3-A? "
" jangan tanya aku, masuk kesekolah ini saja. Udah syukur bro. "

Satu persatu lorong sekolah ini aku jalani, mencari dimana kelas 3-A kelasku itu berada. Saat ini aku berada dilantai 7, lantai para siswa kelas atas. Siswa lainnya menatapiku, seperti tatapan tidak suka.

" kenapa mereka melihatku seperti itu yah, apa karna seragamku yg hitam ini? Tapi, seragam inikan seragam kasta rakyat biasa. "

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya tibalah aku didepan pintu kelas 3-A. Aku mengetahuinya karna ada pamplet kecil, diatas pintu itu bertuliskan 3-A.

Perlahan aku memasuki kelas ini, dan melihat seisi ruangan kelas 3-A. Orang-orang disini memakai seragam serba putih, hanya diriku saja yang seragamnya serba hitam.

Tidak lama aku memandangi mereka semua, tiba-tiba berdiri seorang pria bertubuh tinggi besar, berambut merah jigrak berjalan kearahku.

" he, kenapa ada anak rakyat biasa disini? " ujarnya sangat marah.
" Oh, itu karna namaku berada di kelas 3-A ini juga. "
" jangan bercanda, kau pikir kau siapa? Kau hanya anak rendahan! Kau tidak pantas berada disini. "
" ya.. ya.. Terserah kau mau bilang apa, " langkahku meninggalkannya.

Karen merasa seperti sedang diremehkan, pria besar itu mengarahkan tinjunya kepadaku. Dan secepat mungkin aku menyadari serangannya tersebut.

" lambatnya. "

Dalam seketika, aku melompati tubuhnya itu, berdiri diatas kepala pria besar tersebut. Semua orang didalam kelas ini, terkejut Dan melihat kearah kami.

" haaa!? " kaget semua orang.
" aku tak punya masalah denganmu, jadi jangan buat keributan yah.. "
" hmm, baiklah.. "

Kembali aku melompat kebawah, lalu melihat kearah seluruh kelas, mencari posisi strategis untuk belajar disini.

" hmm, yang mana yah? "

Aku melihat ada kursi kosong di pojok kanan barisan paling belakang, nah itu dia! Ucapku sangat gembira.

Tempat ini sangat strategis buatku, dengan prasaan sangat gembira aku memeluk meja belajarku ini. Hhaha, Aku akan menjaga tempat ini sekuat tenagaku! Ucapku mengelus-elus meja belajarku.

" eh, apa-apaan orang itu? "
" hhaha, apa kau lihat preman kelas 3-A itu, dia tak berkutik tadi. "
" iyah, anak rakyat biasa itu cukup menarik juga. "

Tidak lama setelah itu, munculah bu guru yang sangat cantik. Rambut panjang berwarna hitam, dengan seragam putihnya, menunjukkan bahwa dia berasal dari kasta bangsawan.

" baiklah anak-anak, nama saya sara!panggil saja bu sara, eh- harap ketenangnya! " serunya menatap kearah seisi kelas ini.

Dia melihat kearahku, langkahnya perlahan mendekati sambil tersenyum dengan manisnya.

" ah, kamu yang waktu itu yah? "
" oh, kak sara! "
" jangan panggil aku seperti itu, disini aku adalah gurumu. "
" hmm, baiklah bu sara! "

Lalu bu sara memintaku untuk memperkenalkan diriku kedepan kelas, langkah kami bersama menuju kearah depan kelas, dan ditemani tatapan sinis dari para pria lainnya.

" em- namaku zen, aku dari elemen petir dan pengguna senjata pedang. Kuharap kita dapat berteman baik yah, " senyumku kepada mereka.

Bu sara menjelaskan kepada anak-anak yang lain, mengapa anak rakyat biasa seperti zen, bisa berada didalam kelas elit, kelas 3-A.

" nilai praktek sihir zen diatas rata-rata, dia bahkan menghancurkan semua peralatan praktek Delilah ini. Jadi itulah alasannya mengapa zen, diperhitungkan masuk kedalam kelas elit ini, semoga kalian bisa akur yah. "

Mendengar kata-kata bu sara barusan, membuat para siswa yang lain terlihat cukup tegang menatap kearahku..

" yang benar saja? "
" diatas rata-rata? "
" itu tidak mungkin? "

Setelah itu bu sara memintaku kembali ketempat duduku, karena pelajaran sihir akan dimulai. Akupun memberikan anggukan kepalaku, menandakan mengerti kepadanya.

SPP (Sekolah Para Penyihir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang