~ Happy reading ~
Khusus 21+
Yang tidak berkenan bisa skip..
============
Pertanyaanku langsung tenggelam saat Alexander menundukkan kepalanya dan menemukan bibirku. Ciumannya tegas tetapi lambat, membimbingku untuk menyatu dengannya. Aku terhanyut dalam arusnya, mengundang kedua lenganku mengalungi lehernya dan membalas ciumannya.
Darah langsung terpompa ke seluruh tubuhku, memanaskanku dalam gairah hingga aku meleleh dalam genggamannya.
"Kamu menyukainya, Laura?" Tanya Alexander lembut sesaat setelah ia menyudahi pergumulan bibir kami. Telapak tangannya merangkum wajahku dan membawanya ke atas. Aku bisa melihat gairahku terpantul pada wajahnya.
"Ya." Suaraku serak dan malu-malu. Permukaan kulit wajahku memerah dan terasa hangat. Aku menggigit bibir bawahku, menekan rasa malu. Ya, aku menikmatinya. Bahkan rasa bibirnya masih melekat di sana.
"Begitu juga aku." Bisik Alexander, bibirnya melekuk senyuman dengan cara yang sexy. Sepasang mata kelabunya menggelap dan bersorot begitu kuat hingga di kedalaman jiwaku. Aku bahkan sudah terjerat dalam jaring sihirnya.
Otot-otot dalam perutku menegang di bawah tatapannya, menjalar hingga di bawah sana. Perlahan tangan Alexander bergerak untuk memegang tengkukku, ia memiringkan kepalaku ke belakang.
"Oh, Laura." Ia mendesah sebelum kembali meraih bibirku. Kali ini ia menciumku dengan keras dan menuntut, seperti sebuah kebutuhan yang harus ia penuhi segera. Bibir dan lidahnya membujuk hingga aku memberinya celah untuk menginvasi rongga mulutku.
Tanganku naik pada rambut coklat tak beraturannya dan menenggelamkan jemariku di dalamnya. Aku mengerang dan mencengkeram rambutnya ketika lidahnya mulai menggulung dan menguasaiku.
Mengikutiku, sebuah geraman lolos dari mulut Alexander.
"Aku menginginkanmu, Laura. Sangat menginginkan. Apa yang sudah kamu lakukan padaku hingga aku merasakan seperti ini?" Dia bernapas, tersengal-sengal di sela-sela ciuman panas kami.
Sementara itu, aku merasakan jemarinya menyelinap pada bagian belakang t-shirt-ku. Gelenyar hangat menguasaiku saat telapak tangannya bertemu langsung dengan kulit punggungku. Tangannya mengusap dalam gerakan memutar lantas menekannya kuat hingga bagian depan tubuh kami saling menempel. Dia menggeram dan menahanku pada pinggulnya, hingga aku bisa merasakan ereksinya yang keras pada perutku.
Aku melepaskan mulutku. Terbakar, megap-megap dan mata melebar kaget dengan efek yang mampu kuberikan padanya.
"Alexander?"
"Ya, Laura. Hanya kamu wanita yang membuatku menggila seperti ini. Aku ingin terus di dekatmu. Izinkan aku bersamamu malam ini. Kumohon." Desahnya sebelum menunduk dan mulai menjalankan mulutnya pada telinga dan di sepanjang rahangku. Menanamkan gigitan-gigitan kecil di sana.
Aku menggeram dalam kenikmatan. Naluri membawaku untuk menengadah dan memberikan akses lebih banyak pada mulut Alexander untuk menjelajah rahang serta leherku.
"Kumohon, Laura." Suaranya mendesak di atas kulit leherku.
Oh. Menghabiskan malam ini bersama Alexander?
Pikiranku terlalu berkabut untuk berpikir apapun. Otakku saat ini hanya bisa menyerap bagaimana rasa mulut, lidah dan tangannya pada diriku serta aroma tubuhnya menggoda hidungku. Mengundang hormon liar atau apapun namanya meluap dan membanjiriku di mana-mana. Membuat beberapa bagian dalam tubuhku menegang penuh kenikmatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ END ] Broken Shadow
General FictionKesakitan dan ketakutan. Laura, seorang wanita muda pendiam terus dihantui oleh trauma masa lalunya. Bekerja sebagai seorang petugas kebersihan juga yatim piatu, Laura lebih suka menyendiri dan tak terlihat dari orang-orang. Alexander, seorang psiki...