TEPUK JIDAT

27.7K 1.9K 72
                                    

Pov Nissa ....

Setelah beristirahat, aku mencoba memainkan handphone baru ini, namun nihil, aku sama sekali tidak bisa menggunakannya.

Tok tok tok ....

Aku segera bangun dan membuka pintu kamar, dan pemandangan yang pertama aku lihat adalah seorang pemuda tampan yang hanya menggunakan kaos oblong dan celana selutut, oh ya ampun.

"Hmmm, Nis kamu turun duluan ya, sudah waktunya jam makan malam."

Aku? hanya melongo dan diam di tempat, tak berselang lama dia pun pergi kembali ke kamarnya.

Bagaimana bisa, sekarang aku tengah berada di lantai lima, sedangkan aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan lift, tolong hambamu ya Allah.

Aku ingin meminta bantuan, tapi Kak Alvin sudah dulu pergi ke kamarnya, malu juga, hehe.

'Hmmm, pasti di sini ada tangga, semoga saja.'

Aku mencari di mana keberadaan Mr.Tangga, dan akhirnya aku menemukannya.

Pov Alvin ....

Setelah memberi tahu Nissa, aku langsung beranjak pergi dan mengambil handphone yang tertinggal di kamar.

Setelah sampai di ruang makan, aku tidak menemukan Nissa, ke mana dia? Mana mungkin dia tersesat di rumahku, 'kan?

"Bi, apa Bibi melihat di mana Nissa?" tanyaku pada Bi Ijem.

"Oh, yang pake cadar itu bukan?" Aku pun mengangguk sebagai jawaban.

"Maaf Tuan Muda, saya tidak melihatnya lagi," ujarnya pelan sambil menunduk.

'Ck, ke mana dia?' batinku, aku pun mengacak-ngacak rambut karena frustasi.

Tak berselang lama, si empunya pun datang dengan wajah tak bersalah.

"Kenapa kamu lama sekali? Apa kamu tersesat?" Pertanyaan beruntun dilontarkan oleh Alin Alexander? di mana sifat kutubku? Kenapa tiba-tiba menghilang!

"Tadi aku ke sini memakai tangga, jadi agak lama, maaf ya," ujarnya dengan muka memohon, aku tahu walau dia menggunakan niqob. Hebatkan.

Aku hanya mengangguk, kemudian aku merasa heran kenapa dia menggunakan tangga padahal di sini ada lift? Lebih baik aku tanyakan saja.

"Kenapa kamu tidak memakai lift?" tanyaku karena heran dengannya.

"Aku nggak bisa," ujar Nissa pelan.

"APA?!?" OMG Alvin Alexander teriak, aku sendiri juga heran.

Tepuk jidat, itulah yang aku lakukan, baru sekarang aku mendengar ada orang yang tidak bisa memakai lift.

"Hehe ...." Nissa malah nyengir tanpa dosa.

"Yaudah nanti aku ajarkan, sekarang kita makan dulu!" Nissa pun mengangguk.

Setelah selesai makan, aku pun mengajarkan bagaimana caranya menggunakan lift, namun sepertinya dia tidak langsung faham.

Hadeuh ... jadi pengen jadiin istri deh, eh apa yang kau katakan Alvin?!

Sesudah mengajarkan Nissa, aku pun beranjak pergi ke kamar untuk menyelesaikan semua pekerjaan kantor yang belum selesai.

Di sela-sela kesibukanku, aku mendengar Nissa berteriak, tanpa pikir panjang aku langsung pergi menemuinya.

Saat di depan kamar Nissa aku kembali mendengar orang berteriak dan menggerutu tak jelas. Nissa memang manusia langka yang aneh, tapi aku ingin dia jadi istriku, woy bicara apa kau ini.

"Bagaimana sih cara menggunakan ini? kepo aku tuh!" gerutu Nissa di dalam kamarnya.

"Nissa kau kenapa?" tanyaku sambil beranjak membuka pintu kamar.

"Eh Kak Alvin ...."

"Maaf Kak kita bukan muhrim," ucapnya tanpa menghiraukan pertanyaanku.

"Baiklah, aku hanya sebentar kok, tapi kamu kenapa menggerutu tak jelas seperti itu?" tanyaku mengulang pertanyaan yang tadi.

"Ini kak." Kemudian Nissa menyodorkan handphonenya, dan melanjutkan ucapannya, "Bagaimana cara menggunakan benda ini?"

'Ya Allah, lama-lama aku bisa botak ini!'

Dan yang aku lakukan adalah TEPUK JIDAT.

#konwel

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang