Haru

7.2K 551 5
                                    

Maaf baru bisa up ....

_____

"Di sini banyak sekali daun pisang yang berjejer rapi, apa mungkin mereka kemarin tidur di sini?" tanya salah seorang tim SAR memastikan.

Athan mengangguk. Ia kembali memeriksa tempat yang ditunjuk.

"Mereka pasti tidak jauh dari sini, kita harus lebih semangat mencarinya!" teriak Athan dengan semangatnya.

"Tuan Alvin! Anda di mana?! Tuan!" teriak Athan dengan semangat 45.

"Tuan, Tuan Alvin!"

_____

"Sayang, apa kamu denger suara orang teriak-teriak? Dia kayak panggil nama aku." Alvin berhenti, dia menatap Nissa dengan wajah keheranan.

"Mungkin Khullah hanya salah denger, gak mungkin itu," jawab Nissa, ia menatap Alvin balik.

"Gak Sayang, Khullah denger jelas!" tegas Alvin, dan Nissa hanya mengangguk-angguk saja.

"Apa jangan-jangan dia Athan?!" ucap Alvin kemudian. Wajah Nissa terlihat keheranan, pasalnya dia tidak mengenal orang yang baru saja suaminya sebut.

"Dia siapa, Khullah?" Nissa mengerutkan keningnya, tanda dia tidak mengerti.

Alvin hanya cengengesan tak jelas. "Dia itu tangan kanan aku, orang yang selalu aku andalkan, dan dia sahabat aku. Aku kemarin lupa kenalin dia ke kamu, padahal dia sering ke rumah loh."

Nissa hanya membulatkan bibirnya tanda mengerti. "Kenapa kita tidak coba mencari asal suaranya? Kayaknya gak terlalu jauh."

Mereka berdua memutuskan kembali ke tempat awal, yang memang letaknya tidak terlalu jauh.

_____

"Tuan! Tuan Alvin!" Dengan semangatnya, Athan terus memanggil Alvin. Ia mengusap peluh di pelipisnya, sudah cukup lama dia ke sana ke mari mencari sang Tuan.

"Lebih baik kita istirahat dulu," saran salah satu anggota tim SAR, Athan hanya mengangguk pasrah. Ia tidak bisa mencari sendiri, bisa-bisa malah dia yang tersesat.

"Ya udah."

_____

"Athan," panggil Alvin pelan, dia melihat punggung sang sahabat.

Bagai kegelapan yang kini mendapat cahaya, mata Alvin berbinar, Allah memang maha adil pada hambanya. Ada kalanya kita sukses, dan ada kalanya kita gagal.

Masalah akan selalu datang pada manusia, namun yakinlah,  Allah tidak akan menimpa masalah atau musibah lebih dari kemampuan hambanya.

Semua masalah ada hikmahnya, masalah mengajarkan kita caranya untuk bersyukur kala bahagia, bukan malah membanding-bandingkan kebahagiaan orang dengan kebahagiaan kita. Semua orang berhak bahagia, namun mereka yang tidak bersyukur, akan mendapat hukuman yang setimpal oleh Sang Ilahi.

Athan berbalik, matanya berbinar kala melihat orang di hadapannya. Ia berlari menuju sang sahabat.

Saat sudah dekat, ia berhenti tepat di hadapan Alvin. Kini Alvin 'lah yang mendekat ke arahnya.

Pelukan hangat penuh haru dari sahabat yang Alvin dapat, ternyata Athan benar-benar setia padanya.

"Terima kasih," ujar Alvin pelan, Athan mengangguk sambil menepuk-nepuk punggung sahabatnya.

"Yoi Bro, gue khawatir ama lo." Senyuman kecil ia terbitkan, begitupun Alvin.

Alvin sangat senang dan bersyukur, bisa mendapat sahabat seperti Athan.

"Ekhem." Deheman Nissa mampu membuat kedua lelaki di depannya tersadar.

Mereka gelagapan, akhirnya Athan berucap, "Afwan ukhty." Ia tersenyum ke arah lain, tidak berani menatap istri sahabatnya.

"Na'am," ucap Nissa kembali menundukkan pandangannya.

"Masa kita terus di sini, pulang yu!" ajak Alvin dengan senyum yang terus merekah di bibirnya. Semua orang mengangguk, tidak terkecuali Nissa.

Nissa senang, bisa melihat wajah bahagia penuh senyum di suaminya. Ia ikut tersenyum di balik niqob yaman warna hitamnya.

_____

"Alhamdulillah ya Sayang, akhirnya kita bisa lihat kembali istana kita." Alvin memeluk pinggang ramping Nissa erat, yang juga dibalas oleh sang istri.

"Iya, Allah memang maha baik. Kita harus bersyukur dengan apa yang Allah berikan."

Bersambung ....

Maaf ya guys, Author masih pelajar ... jadi wajar tugas numpuk.

Kalau bisa, malam ini Author up lagi sebagai bonus, see you, wassalamu'alaikum.

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang