Up ....
_____
Jam menunjukkan pukul 06.00 mereka berdua sedang duduk di atas daun pisang sebagai alasnya.
"Khumaira," panggil Alvin sembari menatap manik mata indah milik Nissa.
"Iya, ada apa, Khullah ganteng?" Nissa balik menatap Alvin dengan tatapan menggoda. Seorang wanita pemalu, kini ia bisa balik menggoda sang suami.
Seketika, Alvin merasa dibawa terbang oleh sang istri, menuju langit luas. Namun, hal itu tidak lama, kala sang istri menghancurkan lamunannya.
"Khullah? Jangan terlalu PD, hahaha ...." Nissa tertawa bebas. Ia memegang perutnya yang terasa sakit, akibat terlalu lama tertawa.
Alvin mengusap punggung Nissa pelan. "Makanya, jangan ketawain suami! Gini 'kan jadinya, hahaha ...." Sekarang, tawa Alvin yang pecah, tepat di depan wajah Nissa.
"Is, sama aja!" Bibir tipis milik Nissa manyun satu centi, namun tertutup oleh niqob.
Nissa tiba-tiba terbahak. "Hujan lokal, berasal dari mulut Khullah, hahaha ...."
Bahagia itu sederhana, cukup bersama dengan orang tersayang. Tersenyum bersama, dengan kehangatan yang tercipta sendirinya.
_____
"Udah terang nih, kita pergi yu! Cari sumber air, buat mandi." Alvin bangkit dari posisi awalnya. Ia menarik tangan Nissa, membuatnya berdiri.
"Yu!" jawab Nissa antusias.
Mereka berjalan dengan tangan yang saling bertautan. Senyum itu selalu terpancar di bibir ke duanya. Seolah melupakan sejenak masalah yang sedang mereka hadapi.
Nissa yang terus saja memperhatikan wajah tampan Alvin, tidak menyadari bahwa di depannya ada batu berukuran sedang. Alhasil yang terjadi adalah ....
"Khumaira, awas!" teriak Alvin. Sontak dia menarik tangan Nissa kencang.
Nissa terjatuh di atas perut Alvin, ia meringis kesakitan, namun ia tidak sadar dengan keadaan Alvin.
Alvin meringis, ia menahan sakit bokongnya yang mencium tanah dengan keras, juga menahan beratnya tubuh Nissa.
"Sayang, bangun! Kamu berat." Akhirnya Nissa tersadar, dia segera bangkit sambil cengengesan.
"Maaf, aku kira tadi duduk di batu, keras banget perut Kakak." Nissa nyengir tak jelas, sedangkan Alvin ia hanya diam, dan menatap Nissa dengan malas.
"Harusnya kamu bangga, suami kamu ini punya roti sobek," ujar Alvin dengan bangganya. Cubitan maut berhasil Nissa layangkan di pinggang Alvin, membuat sang mpu meringis.
"Yu lanjut lagi."
_____
"Jejak terakhir mereka berada tepat di sini, lewat GPS. Kemungkinan besar, mereka berada tidak jauh." Semua sorot mata memandang ke arah Athan, mereka mengangguk.
"Bos, lihat di sana!" ujar seorang mafioso. Athan melirik ke arah tempat yang ditunjukkan.
Matanya membulat, masih ada kemungkinan. Rasa senang dan sedih ada di dalam lubuk hatinya. "Ada asap di sana, sepertinya bekas kebakaran yang baru saja terjadi. Kita coba lihat." Satu hembusan nafas, ia keluarkan dengan berat.
Mereka turun ke bawah jurang, menggunakan alat-alat yang sudah disiapkan tim SAR.
Langkah demi langkah, Athan ayunkan menuju tempat kebakaran. Matanya membuat kala melihat benda di depannya.
"Ini mobil Tuan Alvin, jelas walaupun sudah terbakar." Ia menunjuk mobil di depannya, hanya tinggal kerangka yang tersisa.
Para mafioso mengangguk. Mereka memang hafal dengan mobil milik Alvin yang satu ini.
"Kemungkinan mereka ada di sekitar sini, tidak akan jauh," ujar salah satu tim SAR.
Mereka melanjutkan kembali pencarian.
"Tuan! Tuan Alvin! Anda di mana?!" teriak Athan, terbesit rasa khawatir di hatinya.
"Tuan!"
Pencarian terus berlanjut, setelah satu titik terang mulai terlihat.
"Semuanya! Lihat ke sini!" Semua orang melangkah menuju tempat yang ditunjuk.
Maaf banget telat up, author bakal usahakan untuk rajin, tapi ada urusan yang memang bener-bener penting.
Sorry for typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END]
RomanceApa jadinya bila seorang king mafia of the world, dengan sifatnya yang dingin bak kutub utara bertemu dengan wanita bercadar yang kudet? Penasaran? Yu, baca ceritanya! X14 #rank 1 - cadar (17-04-2021) #rank 1 - mafia (02-06-2021)