PART 01 PERMULAAN

55.3K 2.6K 149
                                    

Alvin Alexander, dia adalah leader dari BLACK SALVATRUCHA, king of the mafia.

Anak dari Desiz Alexander, pengusaha yang berkembang pesat saat ini, dan ibunya yang bernama Sofia Alexander.

Dia mewarisi ketampanan ayahnya, dan dijuluki sebagai cogan, namun sayang sifatnya dingin bak kutub utara.

Ilmy Al-Fatunnisa, wanita bercadar yang hidup dengan kesederhanaan, sifatnya sangat ramah terhadap orang, dia juga dikaruniai wajah yang cantik jelita, bak bidadari tak bersayap. Namun sayang dia agak kudet.

Karena kecantikan itulah, Nissa memilih untuk beristiqomah memakai cadar, karena dia tidak ingin menjadi bahan pandang dan bincangan lelaki bukan mahram.

Namun saat umurnya menginjak dewasa, ayah dan ibunya meninggal dunia dengan mengenaskan, ya orang tuanya terbakar hidup-hidup pada saat terjadi kebakaran di rumahnya.


POV ALVIN ....

Aku sekarang berada di tengah-tengah ruang penyiksaan para penghianat, dan sedang menginterogasinya.

"Cepat jawab siapa yang menyuruhmu?" Dingin, memang aku berbeda dengan yang lain.

Biasanya orang lain akan membentak dan langsung mencabiknya dengan emosi, namun aku, yah kalian tahulah.

"Ck, sampai kapan pun, aku tidak akan memberi tahumu!"

Anehkan? Malah dia yang ngegas, aku sebenarnya sudah tahu siapa yang menyuruhnya, namun aku ingin mendengar langsung dari mulut si penghianat ini.

"Baiklah, aku akan membantu masuk kedalam neraka lebih cepat." Terlihat dia ketakutan.

Breek ...!

Dengan menggunakan tangan kosong, aku merobek perutnya, menarik ususnya dan langsung memecatkannya.

"Akh ... da–sar ... kau iblis!"

"Memang, masalah buat lo? ck."

Dalam sekejap dia pun mati di tangan Alvin Alexander, ini bukan pembunuhan pertamaku tentunya, bahkan mungkin sudah tak terhitung.

(Oh iya sekedar informasi, markas BLACK SALVATRUCHA itu berada di tengah-tengah hutan rimbun yang jauh dari kota).

Aku sekarang OTW pulang ke rumah, pohon-pohon besar juga rindang sudah aku lewati.

Saat sedang mengamati pepohonan, pandanganku terpaku pada wanita berbaju lebar yang sedang membawa koper besar.

Aku memberhentikan mobil jeepku dan menghampirinya, tujuanku hanya ingin menolongnya.

Entah angin dari mana, aku tiba-tiba saja ingin menolongnya, mungkin hempasan angin dari syurga.

"Ekhem."

Dia menoleh dan langsung menundukan kepalanya.

"Mbak mau kemana?" tanyaku dingin. Jujur aku hanya tidak tega melihatnya.

Dia menggeleng kemudia berkata lirih, "Nggak tahu, Kak."

Aku menghembuskan nafas dengan kasar, terlanjur ingin membantu.

"Lebih baik Mbak ikut saya, tenang saya nggak bakal ngapa-ngapain Mbak kok ...." Gue menghela nafas panjang kemudian melanjutkan ucapan, "Takutnya ada pria berhidung belang."

Sontak dia kaget dan bergidik ngeri, aku tersenyum tipis, sepertinya dia orang beruntung karena telah melihat senyum cogan yang telah lama hilang.

"Ayo Mbak, naik ke mobil saya!" Dia pun mengangguk.

Hutan rimbun telah kami lewati, tibalah kita di kepadatan kota Jakarta yang penuh akan polusi, dan meninggalkan udara sejuk hutan desa.

"Maaf Mbak, untuk sementara sebaiknya Mbak tinggal di rumah saya terlebih dahulu, besok baru kita carikan apartemen untuk kamu."

"Terima kasih kak, maaf merepotkan," ujarnya tertunduk lesu.

"Tidak apa-apa."

SKIP ....

Saat sampai di depan teras rumahku, dia seperti terkejut, entahlah aku tidak tahu.

"Kenapa Mbak, ayo kita masuk!"

Setelah sampai di ruang tengah aku memanggil pelayan untuk menyiapkan kamar istirahatnya.

"Pelayan!"

"Ada apa Tuan Muda?"

"Cepat siapkan kamar untuknya!" Pelayan
rumah pun mengangguk.

"Ayo kita ke atas," ajakku padanya.

Kemudian kami memasuki lift menuju lantai atas, jangan heran, karena dirumah ku ada lima lantai.

Saat telah sampai di depan kamarnya, aku sempat penasaran dengan nama asli wanita ini, lebih baik aku tanyakan saja.

"Hmmm, nama Mbak siapa?" Kepo sekali aku, entah kenapa virus kutub utaraku hilang bersama dia.

"Namaku Ilmy Al-Fatunnisa, panggil saja aku Nissa, Kak."

"Oh iya, dan namaku Alvin Alexander, panggil saja aku Alvin."

"Oh iya, ini handphone untuk kamu, kalau perlu apa-apa tinggal panggil saja aku, di sana sudah ada nomornya," ucapku sambil memberikan handphone keluaran terbaru itu.

"Sekali lagi makasih kak."

"Sama-sama, pergilah istirahat!" Nissa pun mengangguk.

POV NISSA ....

Huft, bagaimana ini? Aku sekarang tinggal di lingkungan holkay, apakah aku bisa menyesuaikan diri.

Dan satu lagi, bagaimana cara menggunakan handphone ini, apa kalian tahu, bantu aku lah.

Dari dulu aku hanya mempunyai handphone satu, itu pun handphone jadul, NOK*A.

Penasaran sama kelanjutannya, stay terusnya, komen yanv banyak, biar saya semangat nextnya ....

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang