POV ALVIN...
Setelah perihal kepala botak selesai, aku segera kembali ke kamarku dan melanjutkan pekerjaan kantor yang sempat tertunda.
Di tengah-tengah kesibukan duniaku, dering handphone mengganggu konsentrasi, segera aku angkat takutnya penting.
"Hallo Mah, ada apa?"
[....]
"Alvin usahakan, udah dulu ya."
Sambungan diputus sepihak olehku, pasti di sana mama ngomel-ngomel gak jelas.
Yang pasti, besok aku dipinta datang ke rumah, sepertinya penting sekali.
Jam menunjukan pukul pukul 23.00 dan pekerjaanku baru saja selesai, aku putuskan untuk langsung tidur karena terlalu lelah.
***
Pagi telah tiba, aku sudah siap dengan setelan formal, hari ini aku akan ke kantor terlebih dahulu.
Saat sedang memainkan handphone, aroma makanan langsung menggugah seleraku. Aku langsung pergi menuju asal aroma makanan itu berada.
'Masakan calon bini, eh ralat!' aku geleng-geleng sendiri dengan pikiranku yang entah pergi kemana, entah apa yang merasuki-ku.
"Eh Nissa kamu yang masak?" Kalimat itu spontan keluar dari mulut ini saat melihat Nissa.
"Aku hanya bantu bibi kak," ucap Nissa sambil menunduk.
'Duh bini idaman.' Aku sadar dan langsung geleng-geleng kepala.
Apa yang kau pikirkan Alvin, memalukan sekali, untung Nissa bukan indigo.
"Kenapa, Kak?" tanya Nissa, mungkin heran dengan tingkahku.
"Eh, mmm ... tidak apa-apa."
Satu kata untukku saat berada di depan Nissa MEMALUKAN! Bahkan saat aku pidato di depan banyak orang pun tidak gugup sama sekali.
"Silahkan dimakan, Kak." Aku mengangguk.
Saat aku duduk, Nissa pergi sambil membawa sepiring nasi dan sedikit lauk, aku tentu tidak rela.
"Nissa makan di sin, bersamaku," pintaku dengan nada dingin.
"Emang boleh, Kak?" tanya Nissa dan aku pun mengangguk.
Nissa duduk tepat di hadapanku dan langsung memakan makanan dengan lahap.
***
Sekarang aku sudah berada di perusahaan A'X company, tepatnya perusahaan aku sendiri.
Para karyawan menunduk hormat padaku, tapi inilah aku yang sebenarnya ... sikap dingin ini selalu melekat padaku. Aku langsung pergi begitu saja.
Semua pekerjaan telah selesai, aku langsung pergi menuju rumah mamah, takut dia ngomel tak jelas.
_____
Aku sudah sampai di rumah mama, dan langsung diajak Mamah menuju ruang tamu.
Apa ini aku sungguh tidak paham?!
Di sini sudah ada seorang wanita muda dan wanita seumuran dengan mama, sepertinya dia Ibu dari wanita itu.
"To the point aja Ma, Alvin masih ada banyak pekerjaan."
"Jadi mama mau jodohin kamu dengan anak temem mama. Namanya ... Kaila."
Auraku sudah berubah menjadi dingin dengan emosi yang hampir meledak, apa mama tidak tahu kemarahan anaknya ini.
"Ma aku tegaskan sekarang juga! Mama dengan mudahnya menjodohkan aku dengan wanita yang sama sekali tidak aku kenal!" Aku berhenti sejenak untuk mengatur emosiku.
"Apa Mama tidak pernah muda?! Aku sama sekali tidak mencintainya, bahkan dengan perjodohan ini membuatku tersiksa, AKU YANG AKAN MENJALANINYA, dan Mama sama sekali tidak akan merasakannya!" ucapku penuh penekanan dan emosi yang menggebu-gebu.
"Kalau Mama tetap memaksa, aku pastikan dua wanita ini akan mati di tanganku," ucapku dingin dan emosi mulai mereda.
Mama gemetar ketakutan, kemudian aku pergi menuju kamar karena tidak ingin tahu kelanjutannya, dan takutnya emosiku memuncak.
Aku tidak tahu lagi apa yang mama lakukan, yang jelas dua wanita brengs*k itu sudah pergi.
"Alvin," panggil mama lirih.
"Hmmm, ada apa?"
"Mama tidak bermaksud membuat kamu menderita, mama hanya ingin kamu secepatnya menikah, mama sudah tidak muda lagi nak."
"Apa ada seseorang di hatimu?" tanya mama pelan, mungkin takut aku marah.
"Aku nggak tahu Ma. Kalau itu permintaan Mama, aku akan usahakan."
#BERSAMBUNG
Konwel dong biar saya semangat nextnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END]
RomanceApa jadinya bila seorang king mafia of the world, dengan sifatnya yang dingin bak kutub utara bertemu dengan wanita bercadar yang kudet? Penasaran? Yu, baca ceritanya! X14 #rank 1 - cadar (17-04-2021) #rank 1 - mafia (02-06-2021)