BAHAGIA

7.8K 588 12
                                    

Alvin diam termenung, memikirkan apa yang harus ia lakukan, mencari jalan yang akan membawanya keluar dari semua masalah yang melanda.

"Sepertinya, aku harus mencarinya kembali. Sendiri," ujar Alvin, ia terus berfikir, mencari jalan yang lebih baik dari yang sebelumnya.

"Fix, gua gak bisa mikir, kalau gua belum samperin lagi tempat itu. Memusingkan, g*blog." Ia mengacak rambutnya asal, membuat penampilannya semakin cool.

Alvin berjalan mengambil kunci mobilnya, tidak lupa, ia memberi tahu pada anak buahnya.

"Semoga dengan seperti ini, kita bisa berkumpul kembali, Khumaira." Alvin tersenyum miris, semoga saja ekspestasi sesuai dengan kenyataan, dan tidak sebaliknya.

Mobil Alvin berhenti di tempat yang tadi ia singgahi, mini market. Dengan satu helaan nafas, Alvin mencoba untuk tegar, dia hanya manusia biasa, yang pasti memiliki kata lelah, dan tak sanggup untuk bertahan, lagi, lagi, dan lagi.

"Kalau kau benar ada, semoga kau di sini untuk menungguku kembali, i miss you."

Helaan nafas berat, kembali ia keluarkan dengan banyak beban. Ia sudah tidak kuat, menahan rasa rindu, yang terus menyerang lubuk hati.

"Semoga, ini adalah jalan yang terbaik."

Alvin keluar dari mobil mewahnya, tidak lupa, ia menggunakan kacamata hitam miliknya.

"Di sana, ada akhwat bercadar, mungkin aku bisa tanya dia," monolog Alvin.

_____

Nissa masih menunggu kedatangan Alvin kembali, kemungkinannya memang kecil, tetapi tidak ada kata lelah, untuk menunggu suaminya itu.

Satu tetes air mata telah membasahi pipi Nissa, yang tertutupi oleh cadar. Ia mencoba kuat, ia hapus air mata itu, dia tahu, dia bisa melakukannya.

"Aku yakin, firasatku ini pasti benar." Nissa mengangguk-angguk, mencoba membenarkan apa yang tadi membuat hatinya gelisah.

Datang orang dari belakang yang menyapanya. "Assalamu'alaikum, permisi Mbak. Apa Mbak kenal, dengan orang yang bernama Nissa? Dia juga, wanita bercadar, sama seperti Mbak," jelasnya panjang lebar.

Deg!

Seperti harapan yang mendatanginya, ia takut ini hanya mimpi belaka, tapi suara itu? Mirip sekali dengan suara orang tercintanya.

Suara bariton itu? Itu sangat mirip. Bila ini adalah mimpi, tolong jangan bangunkan Nissa dari mimpinya.

Nissa membalikkan tubuhnya, menatap pria tinggi itu seksama, ia mencoba menepis segala kemungkinan, ia takut salah kembali.

Deg!

'Ya Allah, apa benar ini dia?' batin Nissa bersorak gembira.

Nissa memeluk Alvin tanpa ragu, mengobati semua rasa rindu yang melanda hatinya. Namun, itu semua membuat bingung orang yang dipeluknya.

"Anda siapa?! Lancang sekali Anda memeluk saya! Anda tahu, saya sudah memiliki istri, istri yang benar-benar saya cintai!" ujar pria itu geram. Ya, dia adalah Alvin, orang yang selama ini dirindukan oleh Nissa. Pasangan yang sama-sama merasa rindu yang berat.

"Apa kau tidak mengenal aku, Khullah?" tanya Nissa getir, hatinya seperti telah retak.

Deg!

Detak jantung Alvin, berpacu lebih cepat. Panggilan itu? Hanya istrinya yang tahu.

Ada harapan kecil di hati Alvin. Ia membuka kacamata hitamnya, menatap manik mata sang wanita yang telah lancang itu.

Deg!

'Benar! Kamu Nissa, orang yang selama ini aku rindukan.' batin Alvin bersorak.

Alvin menarik pinggang ramping itu, mendekapnya dengan erat. Seolah tidak ingin melepaskannya, apalagi kehilangannya untuk yang kedua kali.

"Maafkan aku, Khumaira," ucap Alvin tersedu, air mata itu lolos dari pelupuk matanya, seorang mafia kejam bisa meneteskan air mata?!

Perasaan Nissa menghangat, ia membalas pelukan Alvin tak kalah erat. "Apa Khullah sudah mengenal Nissa?" tanya Nissa penuh harap.

"Tentu saja, kamulah bidadari syurgaku, Ilmy Al-Fatunnisa."

Bersambung ....

Maaf tidak memuaskan, gua lagi gabut. Keluarkan unek-unek kalian guys, konwel!

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang