KELANJUTAN

7.5K 514 2
                                    

Hallo guys Author come back, maaf ya niatnya emang kemarin mau up dua kali, tapi nih hp nggak mendukung.

Author hanya mau bilang, jangan bully gue oke.

Tanpa banyak bacot lagi yu mulai baca.

***

POV AUTHOR ....

Nissa merasa sangat bersalah pada Alvin, kini mahkotanya sudah terlihat oleh laki-laki brengsek di depannya.

"Jangan macam-macam kamu!" teriak Nissa, dia terus berusaha melepas tali yang mengikat tangannya.

Pria itu mengunci pergerakan Nissa, tangannya mulai nakal, menjelajah setiap inci tubuh Nissa.

Cup.

Nissa berontak, hingga akhirnya tali yang mengikat tangannya terlepas, kini ada sedikit harapan baginya.

Pria itu mengunci pergerakan tangan Nissa dengan satu tangan, sehingga tangan satunya bisa menjelajah.

Satu tangan terlepas, kini dia mulai merancang rencana agar bisa terlepas dari pria brengsek ini.

Plak.

Pria itu memegang pipi kirinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari Nissa.

Pipi cap lima jari berwarna merah, Nissa tersenyum puas, tapi si pria segera mengunci pergerakan Nissa, dia menindih tubuh Nissa.

Senyum smirk terus terpancar dari wajah keriputnya, kini harapan Nissa mulai pudar.

Masa depan suram kini sudah mulai terlihat, badan yang dulu tegap kini mulai merosot tanpa semangat dan tanpa adanya penyemangat.

Pria itu membuka bajunya satu persatu, hingga tinggal baju penutup bagian penting.

Nissa segera menutup matanya, tangan Nissa masih dicekal erat oleh om-om di depannya.

Pria itu merobek baju bagian depan, Nissa terlonjat kaget, ia berupaya agar bisa kabur dari permainan sang pria.

Baju depan Nissa sudah sobek, kini pria itu diam melongo melihatnya.

Nissa tidak rela, amarah mulai muncul pada dirinya, secepat kilat dia melepas cengkraman sang pria paruh baya tersebut.

Peluang emas mulai muncul, Nissa menendang masa depan sang pria dengan keras, bisa saja sampai patah.

"Ahk ...!" pria itu berteriak sangat keras.

Sang pria berdiri dari ranjang dan memegang bagian yang sakit, kini Nissa mulai beraksi, kini dia tidak peduli lagi pada rasa kasihan.

Pria itu terus meringis, karena ini memang bagian yang fatal.

Nissa mengambil vas bunga yang berada di sampingnya, ia melemparkan vas tersebut sekuat mungkin.

Brak.

Pria itu tersungkur dengan kepala yang di aliri darah segar, Nissa yang melihat sang pria tergeletak pingsan menjadi iba.

Walau bagaimana pun, Nissa tetap Nissa yang dulu, Nissa yang tidak tegaan terhadap orang.

Namun Nissa segera menepis pikiran itu, sekarang tujuannya adalah kabur dari tempat yang mirip seperti neraka ini.

Ia mengambil jaket sang pria untuk menutupi tubuhnya, karena bagian baju yang robek cukup besar.

Kemudian dia memakai hijab dan niqob yang terletak tidak jauh darinya.

Ia mencari pintu keluar, aman, tidak ada seorang pun di luar sana.

***

Nissa menelusuri jalan sepi, sepertinya dia berada di desa yang jauh dari adanya polusi kota.

Jam menunjukkan pukul 21.00 malam, ia merinding, takut ada suatu hal yang tidak di inginkan terjadi padanya, lagi.

***

Di tempat lain ....

"Bi, Umi seneng banget kita bisa pergi jalan-jalan," ujar wanita yang duduk diboceng.

"Baguslah, Abi seneng kalau lihat Umi seneng." jawabnya tersenyum manis.

Saat dalam perjalanan pulang, mereka berdua melihat seorang wanita berhijab lebar yang sedang berjalan sendirian.

Mereka niat bertanya, dan apakah mereka bisa membantu wanita tersebut.

"Assalamu'alaikum mbak," salam ke dua sejoli itu.

"Wa'alaikumussalam, Azizah?!" ujarnya girang, kemudian dia langsung memeluk wanita yang di ketahui bernama Azizah tersebut.

"Maaf, mbak siapa ya?" Azizah tidak membalas pelukan tersebut.

"Ini aku Nissa," ujar wanita yang memeluk, siapa lagi kalau bukan dia.

"Ilmy Al-Fatunnissa?" tanya Azizah, dan Nissa mengangguk cepat.

"Ya Allah, kenapa kamu bisa ada di sini?

"Aku ...,"

Bersambung.

KING MAFIA & WANITA BERCADAR [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang