Part 14

4K 205 19
                                    


Happy reading!

Korban kebakaran di Villa keluarga Mahendra 7 tahun silam dikabarkan masih hidup dan dalam beberapa hari ini akan melaporkan kasus ini ke kepolisian.

Korban mengatakan jika pelaku pembakaran adalah salah satu anak dari pengusaha ternama Indonesia yang berinisial B-N.

Kasus ini akan kembali diusut oleh kepolisian setelah pelaku B-N berhasil lolos dari pengejaran polisi sejak 7 tahun silam. Saat ini, B-N telah ditetapkan menjadi ODP oleh pihak kepolisian.

-----------------------------------------------------------

Nisa mengusap lembut punggung kecil Varo yang berbaring di sampingnya. Anak laki-laki tersebut kini tengah tertidur setelah beberapa menit lalu bercerita mengenai kehidupannya.

Dari cerita Varo tadi, Nisa baru mengetahui jika Varo baru berusia 6 tahun. Ia hanya tinggal berdua dengan neneknya. Rumah mereka dihancurkan oleh satpol pp karena berdiri di daerah bantaran sungai. Neneknya meninggal karena serangan jantung dan dimakamkan seadanya oleh warga kampung.

Varo hidup sebatang kara. Tidak ada saudara yang mau memungutnya. Jadilah ia hidup luntang lantung di jalan sebelum ditemukan oleh Nisa.

"Varo sudah tidur, By?"

Revan muncul dari balik pintu kamar. Pria itu menutup pintu dengan perlahan dan berjalan mendekat ke arah ranjang dimana Nisa sedang terbaring dengan Varo dalam pelukannya.

Anak itu sedari tadi selalu menempeli Nisa. Tidak ingin berpisah barang sejenak. Bahkan Revan harus turun tangan saat Varo tak ingin melepaskan Nisa sementara istrinya itu harus membersihkan dirinya.

"Sudah, Kak. Tapi tetep nggak mau lepas pelukannya nih." Nisa sedikit memundurkan tubuhnya namun detik itu juga Varo bergerak untuk mengeratkan lagi pelukannya.

Revan naik ke atas ranjang. Duduk dengan bersandar di headbord kasur tanpa melepaskan pandangan pada Nisa.

"Mungkin dia kangen Ibunya, By."

"Mungkin."

Nisa menghela napas panjang. Kisah anak ini bahkan lebih tragis jika dibanding dengan dirinya yang ditinggal hanya dengan Alea oleh orang tuanya. Setidaknya dulu ia sudah duduk di bangku kelas 2 SMA. Meski harus hidup serba kekurangan, tapi Nisa masih bersyukur karena tabungan orang tuanya masih dapat menopang kehidupannya sampai ia masuk kuliah dan mencari kerja.

"Surat-surat pengangkatannya akan diurus besok. Kakak akan meminta Hiro untuk mengurusnya."

Hiro Andreano, kaki tangan yang paling dipercaya oleh Revan. Pria berusia dua puluh tujuh tahun yang telah mengapdi sejak Revan remaja. Pria yang sama dengan pria yang dulu selalu menjaga Alea di rumah sakit setiap malam.

"Tapi bagaimana jika Varo masih memiliki saudara yang lain, Kak? Nisa hanya tidak ingin terjadi masalah suatu saat nanti jika ternyata ada keluarga yang sedang mencari Varo."

Revan menggeleng pelan. "Nggak kok, By. Kakak sudah mendapatkan data Varo secara keseluruhan dan sudah dipastikan jika ia memang hidup sebatang kara sekarang." Jelas Revan yang ditanggapi binar senang dari manik Nisa. Jelas sekali jika Nisa benar-benar ingin mengadopsi Varo menjadi anak angkatnya.

"Kakak dapat datanya?" Tapi satu detik berselang Nisa langsung berubah melongo.

"Iya. Kakak meminta Hiro untuk mencarinya. Dan beberapa waktu lalu datanya baru Kakak terima."

Oh. Nisa nampaknya lupa akan siapa Revan sebenarnya. Suaminya itu selalu penuh dengan kejutan. Banyak kaki tangan yang diam-diam bekerja dibawah perintah Revan. Makanya untuk mendapatkan data milik Varo, itu mungkin hanya sebuah pekerjaan ringan saja untuk suaminya.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang