Part 19

1.8K 114 20
                                    


Happy reading!

Pagi hari di keluarga Mahendra dipenuhi oleh suasana ricuh yang diakibatkan oleh Alea yang tengah menangis kencang. Remaja berusia 15 tahun itu kini tengah terduduk sambil memeluk erat kedua orang tuanya.

Semua ini bermula ketika Nisa yang sibuk memasak bersama dengan Ibunya di dapur mendengar teriakan histeris dari arah ruang santai. Buru-buru ia berlari untuk melihat apa yang terjadi dan yang didapatinya adalah Alea yang melotot horror sambil menunjuk Adam yang juga ikut terkejut karena mendengar teriakan Alea.

Bahkan Revan yang sedang memandikan Varo juga ikut tergopoh-gopoh berlari panik dari lantai dua hanya untuk mengecek situasi yang terjadi.

"Kak Nisa Alea jadi anak Indihome huwee.."

Alea langsung berlari menyongsong Nisa dan menubrukkan tubuhnya pada kakaknya itu. Dipeluknya erat tubuh Nisa hingga sang pemilik tubuh merasakan sesak.

"Setannya mirip Ayah, Kak.. Tapi Alea tetep takut.. Kak Nisa, Alea takut.. Ayo ke dukun Kak.. Tutup mata batin Alea.."

Nisa hanya bisa melongo bodoh mendengar racauan aneh Alea yang diiringi isak tangis ketakutan serta tubuh yang bergetar hebat.

"Kamu ngomong apa sih, Le?"

"Huwee.. Kak Nisa ayo ke dukun dulu, Kak.. Ale janji nggak akan jahilin kakak lagi deh. Ayo.. ke dukun atau ke pak ustad sembarang yang penting Alea nggak liat setan lagi.."

Nisa yang baru mengerti situasi yang terjadi langsung saja tertawa terbahak-bahak. Alea menyangka jika Ayahnya ini adalah setan karena adiknya belum mengetahui tentang masalah kedua orang tuanya.

"Apaan sih, Le. Durhaka kamu ngatain Ayah sendiri setan."

"Tapi Ale liat penampakan Ayah di sofa Kak. Kayaknya matanya Ale kerasukan jin ini.. Perlu disembur sama airnya Mbah dukun atau di ruqyah."

Nisa makin terbahak saja mendengar racauan adiknya yang makin aneh.

"Alea nggak kangen Ayah, Nak?"

Bukannya segera meluruskan kesalahpahaman yang melanda Alea, Adam malah lanjut mengerjai anak bungsunya itu.

"KAK..SEKARANG TELINGA ALEA YANG KERASUKAN JIN, KAK.. ALEA BISA DENGER SETANNYA NGOMONG KAK.. Huwee.."

Nisa makin ngakak aja yang ada. Sumpah ini lucu sekali sampai perut Nisa sakit dibuatnya. Ayahnya itu tipe yang jahil. Jadi saat melihat kesempatan seperti ini, Ayahnya tidak akan menyia-nyiakannya.

"Sudah, Mas. Kasian Alea yang sampai ketakutan begitu."

Nadira yang melihat tubuh anaknya sudah sedemikian ketakutan sampai gemetaran langsung menghentikan niat jahil suaminya.

Ia kemudian menatap Nisa seakan memberi kode untuk menjelaskan keseluruhannya pada Alea.

Nisa mengangguk mengerti. Padahal ia belum puas mengerjai Alea. Tapi ia tak akan pernah bisa membantah perintah ibunya.

"Dek, sebenernya Ayah dan Ibu itu masih hidup."

"HAH?!"

Alea sontak melepaskan pelukannya dan menatap Nisa seakan melihat hantu.

"Kak Nisa kalau mau ngeprank Alea jangan gini dong, Kak."

Bukannya apa. Alea hanya tak ingin berharap lebih kemudian Nisa menghancurkan harapannya hanya dengan mengucapkan kata prank.

"Kamu masih mengatakan ini prank saat melihat sendiri Ayah dan Ibu ada disini?"

Alea kemudian menolehkan kepalanya kembali ke arah sofa dan melihat wujud nyata Ayahnya yang kini tengah berdiri sambil memamerkan senyum teduh seperti waktu ia kecil dulu. Bahkan saat ia menoleh kembali untuk menatap sang kakak, sosok Ibunya terlihat jelas berdiri di sebelah kakaknya.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang