4

5.2K 172 17
                                    

Azizi membuka matanya dengan perlahan, ia usap pelan kedua matanya sebelum benar-benar membuka matanya. Senyum Azizi terukir tipis saat mendapati Lala duduk di sampingnya sambil menatapnya dengan lembut. Senyuman manis juga terukir di wajah gadis tersebut.

"Bangun, Azizi."

"Masih ngantuk, Kakak." Azizi berujar manja lalu memeluk tubuh Lala.

"Bangun, ah. Mandi terus sarapan." Ucap Lala sambil mendorong tubuh Azizi. "Kamu mau sarapan apa? Nasi goreng, roti atau aku?" Tanya Lala seduktif sambil menatap Azizi dengan tatapan menggodanya.

"Sarapan Kakak dulu boleh?"

Lala melirik jam weker yang terletak di nakas. Ia lalu naik ke atas tubuh Azizi, dan duduk di perut gadis tomboy tersebut. Azizi bisa merasakan kulit perutnya bersentuhan langsung dengan kemaluan Lala.

"Masih ada waktu beberapa jam lagi, sih." 

"Jadi, boleh?"

"Tentu aja, sayang." Balas Lala sambil mengedipkan sebelah matanya.

Lala lalu melebarkan kedua kaki Azizi dan memposisikan tubuh keduanya agar saling menyatu sebelum mulai menggerakkan tubuh mereka dengan gerakan yang seirama.

/o/o/

Waktu terus berlalu, jam sudah menunjukkan waktu makan siang. Tiba-tiba bel rumah keluarga Boby berbunyi. Ayana yang tengah menyiapkan makan siang jadi menghentikan kegiatannya dan menuju ke pintu depan rumahnya.

Bel kembali berbunyi. Ayana sedikit mempercepat langkahnya lalu mengintip melalui jendelanya, mendapat seorang pemuda tampan berdiri di depan sana. 

Ia membuka pintu lalu memberikan senyum manisnya pada si pemuda. "Vino?" Panggilnya lembut. 

"Mamiiiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mamiiiii." Pemuda tampan yang wajahnya mirip dengan Boby itu tersenyum girang lalu memeluk erat Ayana.

"Vino, ih!" Ayana merengut kesal. "Lepasin, ih! Gak usah sok manja, deh."

Vino terkekeh ringan. "Kangen tauu sama Mami."

Ayana hanya memutar bola matanya malas. "Kamu kok sendirian? Gak ajak Febian?"

"Males ah, Mi. Dia lagi sibuk nangisin grup cewek-cewek yang kaya Mami, katanya mau bubar terus ganti nama."

"Hah?"

"Udahlah, gak penting." Vino lalu masuk dengan seenaknya, memperhatikan seisi rumah tersebut. "Azizi mana? Sepi amat nih rumah."

"Adek kamu lagi ada kerja kelompok di rumah temennya."

Vino lalu menatap Ayana heran. "Kerja kelompok? Tumben banget. Padahal Vino bawain game baru." Suara Vino terdengar sedikit kecewa, padahal ia sudah merindukan sosok adik tomboynya itu.

"Mami cuman sama Papa kamu. Mau ketemu?"

"Gak usah deh, Mi. Aku ke sebelah aja. Ada yang mau aku kasih juga buat Brielle." Setelah mengecup singkat pipi Ayana, Vino lalu pamit.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang