18

3.1K 146 33
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, tanpa sadar Azizi sebentar lagi akan duduk di bangku kelas 3 SMA. Sebelum berjuang di masa tersulit sebagai siswi SMA, Azizi mengajak teman-temannya untuk liburan bersama. Sekaligus untuk melepas penat seusai Chika melaksanakan Ujian Nasionalnya.

Bicara soal Chika, Azizi dan gadis cantik itu belum berkomunikasi sama sekali semenjak mereka saling menjauh. Bukan karena tidak ingin berbaikan, hanya saja keduanya tidak sempat bertemu dikarekan jadwal yang akhir-akhir ini berbeda.

"Udah semua ya kan, Zee?" Lala bertanya sambil memperhatikan isi bagasi mobil Azizi. "Azizi?"

Tak ada reaksi dari Azizi. Lala jadi menghela nafasnya lalu mendekat ke arah Azizi yang sedang melamun di samping mobilnya. 

"Sayang, mikirin apa?"

Azizi jadi tersentak saat merasakan usapan di wajahnya. Ia tatap balik Lala yang menatapnya dengan khawatir. "I-Iya, Kak Lala? Kenapa?"

Lala lalu menggeleng. "Gak. Kunci mobil kamu mana?"

"Ini ada. Kenapa?"

"Biar aku aja yang bawa sampe pelabuhan, ya?"

"Tapi--"

"Gak ada tapi-tapian, atau kita gak usah liburan."

Azizi menghela nafasnya dan mengangguk. Ia lalu berikan kunci mobilnya. "Kalau Kakak cape bilang, ya?"

"Iya, sayang. Udah kamu masuk. Duduk anteng di samping aku."

Azizi kembali mengangguk lalu masuk dan duduk menjadi penumpang di mobilnya sendiri.

/o/o/

Sementara itu, Chika sedang berada di kost Badrun dan Mira. Karena hanya ia yang punya mobil, jadilah gadis cantik itu harus menjemput pasangan sahabat yang sama-sama cerewet itu.

"Yaelah, Mir. Ngapa bawaan lu banyak banget, sih?!" Ucap Badrun heran melihat sebuah koper dan tas besar yang dibawa Mira. "Kita cuman tiga hari kali liburannya. Bukan seminggu." Berbanding terbalik dengan Badrun yang hanya membawa 1 ransel dan tas gitarnya.

"Diem deh, Drun. Perlengkapan cewek tuh banyak. Apalagi ke pulau gitu. Gak bisa kita bawa barang cuman sedikit." Balas Mira dengan santainya.

"Masalahnya mobil Chika gak bakal muat buat nampung semua barang kita. Udah numpang masa ngerepotin?"

"Emangnya ngerepotin?" Mira lalu melirik Chika yang hanya berdiri diam melamun. "Tuh, Chika diem aja."

Badrun berdecih samar. Ia lirik Chika yang masih diam tak menanggapi obrolan keduanya. Jadilah Badrun bertanya pada gadis cantik bertubuh ideal tersebut.

"Chik," panggil Badrun lembut. "Lo sehat, kan?"

Chika menoleh cepat pada Badrun. "Hah? Sehat, kok."

"Yakin?"

"Hmmm."

"Kalo emang ada yang dipikirin, mending biar Badrun aja yang bawa mobil." Tawar Mira.

Badrun yang mendengarnya jadi kaget. "Lah? Kok gue?"

Mira melirik Badrun sekilas lalu menginjak kakinya. Badrun jadi menjerit kesakitan.

"Aaaak."

"Gak usah lebay." Mira memutar kedua bola matanya malas. "Kalo lo lagi ada pikiran, lo duduk di belakang aja, Chik. Istirahat. Biar perjalanan ke pelabuhan jadi urusan gue sama Badrun." Mira memberi saran. "Itung-itung tanda terima kasih karena udah boleh numpang dan ajakin kita berdua liburan."

"Emangnya gapapa?"

"Ya, gapapa. Iya kan, Drun?"

Badrun mengangguk. "Iya, Chik. Biar gue yang bawa, kalo cape bisa gantian juga kok sama si Amir."

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang